Labuan Bajo | Okebajo.com | Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Dispatekrafbud) Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pelatihan paket wisata, promosi dan pemasaran, pengelolaan homestay dan manajemen keuangan desa wisata di Desa wisata Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang.
Pelatihan selama tiga hari ini merupakan pelatihan terakhir dari serangkaian pelatihan lainnya sejak Maret-Desember 2024 program Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi) yang bertujuan untuk penguatan kapasitas pengelola desa wisata.
Dalam pelatihan ini, Disparekrafbud menghadirkan narasumber berkompeten, Dosen Politeknik eLbajo, Gregorius A. Beribe dan Aloysius Suhartim Karya dari Komodo Trekker Indonesia dan Chrispin Mesima, praktisi Pariwisata yang juga Sekretaris Disparekrafbud Kabupaten Manggarai Barat sebagai pembicara melatih Pokdarwis Cunca Plias dan Pokdarwis Kampung Ceria yang mengelola potensi wisata di Desa Wisata Wae Lolos.
Gregorius mengajak kedua Pokdarwis di desa seribu air terjun itu membedakan desa wisata dan wisata desa.
“Saya tekankan bahwa desa wisata dan wisata pedesaan perlu dibedakan secara tegas,” ujar Gregorius.
Perbedaan tersebut, yakni wisata desa merupakan kegiatan wisata yang hanya menekankan kegiatan wisata di obyek wisata yang ada di desa. Sementara, Desa Wisata (tourism village) menekankan pada interaksi dengan masyarakat setempat.
“Penyusunan paket wisata disesuaikan dengan konteks potensi yang dimiliki. Apakah paket wisata yang kegiatannya di obyek wisata atau paket wisata yang berinteraksi dengan warga desa, ” jelasnya.
Gregorius menilai Wae Lolos memiliki potensi yang lengkap, miliki obyek wisata seperti air terjun juga kampung adat serta berbagai aktifitas warga yang dapat dikemas dalam paket wisata.
Sementara Aloysius menegaskan penyusunan paket wisata diawali dengan melakukan identifikasi potensi wisata. “Apa saja potensi yang dimiliki, harus di identifikasi dengan detail, sebagai rujukan menyusun paket wisata” jelas Aloysius.
Selain itu, paket wisata dibuat tersebut harus membuat komponen paket wisata yang meliputi transportasi, akomodasi, makan minum dan jasa tour leader dan lain sebagainya berdasarkan potensi yang dimiliki. Kemudian melakukan perhitungan harga serta penyelenggaraan.
Menurut Aloysius, pokdarwis Desa Wisata Wae Lolos tidak hanya menjual paket wisata air terjun tetapi semua potensi yang dimiliki seperti paket pengamatan burung, Kampung adat, kerajinan, juga budaya seperti Sanda dan tarian caci.
“Harga paket wisata yang ditawarkan harus kompetitif juga sesuai dengan kualitas serta fasilitas yang disiapkan. Selain itu, integritas dalam menjalankan bisnis wisata menjadi hal yang penting, ini terkait kepercayaan dan kenyamanan wisatawan” ujar Aloysius.
Program Fasmadewi
Program Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi) sendiri merupakan program inisiatif Disparekrafbud Manggarai Barat sejak beberapa tahun terakhir. Untuk tahun 2024 program ini dilakukan di dua desa wisata, Wae Lolos dan Desa Siru sejak Maret 2024 lalu.
Kepala Dinas Parekrafbud Manggarai Barat, Stefanus Jemsifori mengatakan Pemkab Manggarai Barat terus berkolaborasi dengan stakeholders untuk pengembangan desa wisata demi kesejahteraan masyarakat.
“Subtansi dari kegiatan ini adalah bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan desa wisata Wae Lolos melalui program Fasmadewi” jelas Stefan saat membuka kegiatan tersebut.
Jemsifori menegaskan Fasmadewi adalah wujud nyata keseriusan Dinas Pariwisata untuk menata desa wisata. Komitmen ini sejalan dengan penetapan status kota Labuan Bajo sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP). Pariwisata Mabar tidak hanya di laut tetapi juga potensi wisata alam dan wisata budaya juga harus ditatakelola dengan serius oleh Pemkab Mabar.
Mengakhiri program Fasmadewi, Disparekrafbud Manggarai Barat menggelar acara launching desa wisata di Wae Lolos dan Siru pada Desember 2024.
“Kami berkomitmen serius untuk menata desa wisata. Tahun ini kami laksanakan program Fasmadewi di dua desa wisata dan menyeleksi dua dari ratusan orang menjadi fasilitator untuk membantu kami dalam merencanakan dan mendampingi masyarakat desa wisata, ” pungkasnya.***