Pemerintah Desa Wae Jare Mati Rasa 

2/Habis

Avatar photo
Penutupan operasi pencarian korban terseret banjir Wae Jare di Posko SAR Gabungan, kampung Tuwa, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak, Sabtu (29/4/2023) petang. Foto/Robert Perkasa

Labuan Bajo | Okebajo.com | Jenazah ibu Yustina Miman  (almarhumah) telah dikebumikan di kampung Jengok beberapa hari lalu.

Kendati demikian, dukacita keluarga tentang kisah kematiannya masih membekas pilu.

Pemerintah Desa Wae Jare mati rasa

Tidak hanya kisah kematian ibu Yustina yang mereka tangisi. Kebekuan hati pemerintah Desa Wae Jare dalam peristiwa dukacita itu juga jadi tangisan.

Betapa tidak. Sejak awal kejadian hingga jasad ibu Yustina ditemukan tiga hari kemudian, aparat pemerintah Desa Wae Jari tidak pernah muncul batang hidungnya.

Warganya hilang terhanyut banjir, Penjabat Kepala Desa Wae Jare bersama stafnya healing entah ke mana. Mereka semua mati rasa !

Tiga hari  pencarian Tim SAR Gabungan bersama keluarga,  mereka tidak pernah bergabung.

“Mereka tidak pernah hadir di lokasi pencarian korban.  Mata  dan hati  mereka mungkin sudah buta”, kata seorang warga kampung Jengok.

Tidak hanya warga Desa Wae Jare yang meratapi kebutaan pemerintah Desa Wae Jare.

Anggota TNI-AD dari Koramil 1612-06/Lembor, Serma Abubakar pun mengungkapkan keprihatinannya.

“Korban yang hilang ini kan warganya pemerintah Desa Wae Jare. Tapi mereka tidak pernah hadir di lokasi pencarian korban. Biar mereka tidak ikut cari korban, tunjuk muka di posko ini saja, itu sudah cukup”, ungkap Serma Abubakar di Posko Tim SAR Gabungan.

Camat Mbeliling : pengalaman ini tidak boleh terulang !

Terpantau Okebajo.com, Camat Mbeliling, Yohanes Hibur berjibaku bersama Tim SAR Gabungan di lokasi pencarian hingga korban ditemukan pada hari ketiga.

Camat Mbeliling bahkan meminta maaf kepada Tim SAR Gabungan dan keluarga korban.

Tim SAR Gabungan bersama sejumlah anggota keluarga korban saat menunggu mayat di Joneng, Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat. Foto/Robert Perkasa

Ia mengingatkan pemerintah Desa Wae Jare agar perilaku buruk itu tidak boleh terulang lagi.

“Kami mohon maaf apabila ada kekhilafan dan tindak tanduk kami yang tidak berkenan selama proses pencarian korban. Kiranya ini menjadi bahan perbaikan kami ke depan.

Untuk beberapa teman dari Desa Wae Jare. Pengalaman kali ini tidak boleh terulang lagi pada waktu yang akan datang”, tegas Camat Mbeliling.

Atas nama keluarga korban, Baltasar Suhang menyampaikan apresiasi kepada Tim SAR Gabungan.

“Kami atas nama keluarga korban menyampaikan terima kasi dan apresiasi yang tulus kepada Tim Basarnas, anggota TNI/Polri  dan anggota keluarga yang sudah  ikut dalam pencarian ini sehingga jasad mama kami bisa ditemukan hari ini. Harapan kami semoga ke depan kerjasama seperti ini terus terbangun dengan baik antara pemerintah dan masyarakat”, ucap Baltasar Suhang.

Warga butuh jembatan

“Kasus ini sebenarnya tidak boleh terjadi andai saja pemerintah menyediakan infrastruktur dasar seperti jembatan untuk warga kampung Jengok dan kampung Tuwa”, kata Baltasar.

Ia mengatakan, kampung Jengok minim infrastruktur, bahkan tidak ada satu pun yang dibangun pemerintah di kampung tersebut.

Setiap kali musrenbang, mereka selalu aspirasikan hal ini tapi tidak pernah terwujud.

“Tidak ada jembatan dan listrik.
Kampung Jengok ini  sangat terisolasi, padahal letaknya  dekat dengan pinggir jalan negara sekitar 1 kilometer”, tutur Baltasar.

“Harapan besar warga agar dengan kasus ini pemerintah dapat melihat penderitaan kami dan menyediakan infrastruktur dasar seperti jembatan dan jaringan listrik. Biar jembatan darurat saja”, pinta Baltasar Suhang.

Sekilas Penjabat Kades Wae Jare

Bupati Manggarai Barat melalui Camat Mbeliling, Yohanes Hibur, S.Pd melantik Damianus Malu menjadi Penjabat Kepala Desa Wae Jare di Aula Kantor Camat Mbeliling pada Rabu, 17 Januari 2023 lalu.

Camat Mbeliling, Yohanes Hibur, S.Pd dalam sambutannya ketika itu meminta penjabat Kepala Desa terlantik agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara cepat, tepat dan efektif.

“Jalankan amanah ini dengan sungguh-sungguh. Amanah yang yang diberikan merupakan tanggung jawab yang tidak main-main”, tegasnya.

Camat Mbeliling juga menekankan beberapa hal penting terkait program strategis Bupati Manggarai Barat yang harus dijalankan. Yakni penurunan privalensi stunting, melunaskan piutang pajak dari tahun 2013-2021 hingga batas akhir pada September 2023 mendatang.

Hal penting lainnya adalah tentang pemberdayaan produk lokal demi menopang ekonomi masyarakat, manfaatkan keuangan Desa dengan baik dan benar serta menjalin relasi kemitraan dengan BPD. *(habis)

Oke Bajo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *