P. Gregorius S. Harapan, SVD
Okebajo.com | Nyala lilin-lilin di pusara merupakan tanda keikhlasan kita dan tanda kita berdoa untuk mereka yang telah meninggal. Pasti bayangan akan mereka yang telah mendahului kita hadir konkrit, ada di depan kita atau seakan-akan kita berbicara dengan mereka.
Karena memang setiap orang yang mendahului kita, yang meninggal, yang tinggal abadi hanyalah kenangan. Karena kenangan itulah yang membangkitkan rasa dan juga yang membangkitkan kemauan kita untuk melakukan hal-hal baik yang juga pernah dilakukan dalam hidup ini oleh mereka yang telah mendahului kita.
Hidup sederhana
Karena itu, ada di tempat ini, sekali lagi mengingatkan kita semua, bahwa ziarah kita akan berakhir. Perjalanan kita di dunia ini suatu waktu akan berakhir.
Maka dalam hidup ini sebenarnya tidak perlu kita terlalu membangga-banggakan apa yang kita punya, apa yang kita miliki atau juga pengetahuan dan keterampilan yang kita punya, atau juga harta yang kita miliki.
Bapa ibu saudara dan saudaraku…
Andaikan orang merindukan untuk mempunyai mobil misalnya, kalau mati, mobil satu satunya yang bisa ditumpangi cuma mobil jenazah.
Dan andaikan sekarang kita membangga-banggakan atau mencita-citakan sebuah rumah yang bagus untuk konteks kita, tetapi waktu kita mati, rumah yang kita terima hanya kuburan yang ukurannya sama, 2×1, dan itu saja yang kita punya.
Dan andaikan sekarang juga kita membangga-banggakan status yang kita miliki, atau gelar yang kita miliki, kalau kita meninggal, gelar yang kita miliki tinggal almarhum. Tidak ada yang lebih dari itu.
Maka saudara dan saudariku, pada kesempatan ini, sekali lagi kita diingatkan bahwa semua kita dilahirkan dalam kesederhanaan dan juga pada akhirnya kita pulang juga dalam kesederhanaan.
Tuhan menghendaki kita untuk senantiasa hidup dalam kesederhanaan itu, maksudnya supaya biarkanlah kemurahan dan kebaikan Tuhan yang memengaruhi pikiran, yang memengaruhi gerak dan juga tingkah laku kita setiap hari.
Karena di kala kita hidup dalam kesederhanaan kita ini, maka hal-hal lain akan menjadi sesederhana itu juga dalam perjalanan hidup kita.
Jangan membuat hidup kita begitu complicated, begitu rumit dan juga begitu terbelit belit di dunia ini. Karena kadang yang terbelit-belit itu membuat kita susah dalam hidup setiap hari karena berbuat terbelit, bertindak terbelit dan akhirnya juga kita hidup terbelit.
Ibarat seutas tali. Kita tidak tahu di mana awalnya dan di mana ujungnya. Tali hidup itu mau mengingatkan kita semua, jangan membuat hidup ini terlalu rumit karena kita tidak tahu kapan kita berakhir. Hidup ini sederhana saja.
Karena surga, sering saya katakan, bahwa surga itu ada saat kita hidup bukan saat mati. Surga itu Ekspresi. Tanda paling sederhana dari Surga itu adalah semua hal yang menggembirakan dalam hidup. Kalau kita senang dan kegembiraan lainnya, itulah Surga.
Tuhan Yesus dalam Injil mengatakan, “Kepada yang punya, kepadanya akan diberikan berlipat ganda. Kepada yang tidak punya, kepadanya akan diambil”.
Saudara dan saudariku,
Tuhan memberikan kita surga saat kita hidup. Demikian juga neraka, kita jumpai saat kita hidup. Neraka itu kebalikan dari surga.
Maka di tempat ini, mari kita berdoa untuk semua anggota keluarga kita yang telah meninggal. Kita berdoa semoga mereka beristirahat dalam damai. Dan kita yang masih berziarah di dunia ini diberi kekuatan dan penghiburan iman. *