Labuan Bajo | Okebajo.com |Bingung mencari tempat yang sunyi untuk liburan? Kunjungi Desa wisata “Seribu Air Terjun” Wae Lolos. Desa ini terletak di KM 32 kawasan pegunungan Labuan Bajo, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Wisatawan yang berwisata ke Desa ini adalah mereka yang ingin healing, melepas kepenatan di tengah kesunyian alam pegunungan yang menyajikan sejuta pesona.
Kebutuhan wisatawan untuk bepergian ke Desa ini tidak hanya mengeksplorasi keindahan alam, tetapi juga menemukan berbagai venue untuk bersantai. Spot wisata liburan paling tepat melarikan diri sejenak dari stres, hiruk-pikuk kehidupan di kota.
Makna berwisata ke Desa ini menjadi lebih dalam. Berwisata sebagai bentuk perawatan diri. Momen tepat permenungan diri. Menenangkan diri seraya refleksi diri, dan menjadi “me time” yang sangat bernilai serentak berkesan.
Berwisata tidak hanya sekadar menjadi aktivitas untuk melihat spot-spot baru seperti berwisata ke destinasi lainnya di Labuan Bajo.
Bagi wisatawan yang suka berlibur (staycation) di destinasi bernuansa alam nan pesona, asri, dan instagramabel, Desa wisata “Seribur Air Terjun” Wae Lolos jadi rekomendasi yang sangat cocok buat liburan Anda bersama keluarga.
Di Desa ini, tak hanya bisa beristirahat semata. Anda menikmati pemandangan yang memanjakan. Menyegarkan mata, hati dan pikiran Anda.
Wisatawan juga bisa melakukan banyak aktivitas petualangan lainnya, healing, trekking, hiking, camping dan lain-lain.
“Berada di sini serasa berada di taman firdaus. Berbeda sekali dengan spot-spot wisata yang telah kami kunjungi di Desa wisata lainnya yang berwisata hanya untuk berekreasi semata”, ujar pak Suwanto, seorang wisata domestik asal Bogor belum lama ini.
Bagaimana tidak. Sekali berkunjung, Anda dapat menikmati pesona seribu air terjun dalam satu bentangan alam. Air yang mengalir jernih dari alam pegunungan membentang hijau. Masing-masing spot yang ada di sana memiliki daya pikat dan daya jelajah yang menyenangkan.
5. Kolam di atas awan
Satu lagi spot wisata alam yang ada di Desa ini, yakni “kolam di atas awan”. Letaknya sekitar 650 meter dari Kampung Langgo. Kolam ini menyerupai danau yang mungil dan teduh dalam sebuah cekungan batu alam di kedua sisinya.
Kolam ini berada di tengah rindangan pepohonan. Di beranda kolam tampak terbuka sehingga sinar matahari langsung tancap ke permukaan kolam.
Bisa jadi karena pantulan cahaya, kolam ini selalu berubah warna setiap waktu, tergantung cuaca. Siang hari, kolam ini berwarna biru langit karena cakrawala raja siang memendarkan cahaya ke atas permukaan kolam.
Mandi atau duduk santai di beranda kolam ini serasa berada di atas awan. Asyik. Di tengah kesunyian dan gemercik air, Anda leluasa menikmati keindahan panorama alam pegunungan yang membentang hijau sejauh mata memandang.
Ranting-ranting pepohonan menjuntai. Bunga-bunga anggrek hutan mendekorasi latar kolam ini. Sangat romantis. Dedaunan rindang menyelubungi cekungan batu yang sedang mencumbui bibir kolam menambah daya tarik bagi pengunjungnya.
6. Air terjun Cunca Ri’i
Tetapi jangan lengah. Di balik pemandangannya yang menakjubkan, kolam di atas awan ini sangat rawan bahaya. Sebab di beranda kolam itu, air terjun membuncah tegak lurus setinggi puluhan meter.
Sebelum air jatuh ke jurang dalam, limpasan air dari kolam itu berputar ke anak kolam yang berada di mulut jurang. Limpasan air dari kolam di atas awan terjun bebas ke jurang inilah dinamakan Cunca Ri’i. Cunca (air terjun), Ri’i (alang-alang).
Yang unik dari air terjun ini, kolamnya terletak di atas ubun-ubun air terjun. Di dasar air terjun hanya tampak batu-batu besar yang sangat licin. Hal ini tentu berbeda dengan air terjun di tempat lain.
Keunikan lainnya. Pelangi “tumbuh” tiap hari di air terjun ini. Apabila Anda ingin mandi di kolam atau di air terjun ini, sebaiknya siang hari sekitar pukul 10.00 Wita hingga pukul 13.00 Wita. Lewat jam tersebut tidak boleh !
Kode alamnya, kalau pelangi hilang, kami sarankan Anda segera tinggalkan lokasi itu.
Kolam di atas awan dan air terjun Cunca Ri’i menjadi spot baru yang tersembunyi di tengah hutan belantara. Spot wisata yang satu ini jadi iconik Desa wisata “seribu air terjun” Wae Lolos. Sangat bersih dan jernih.
Bagi Anda yang suka petualangan, spot ini menjadi pilihan healing yang tepat saat Anda staycation di Desa wisata Wae Lolos.
7. Air terjun Liang Langgo I
Setelah Anda menikmati keindahan kolam di atas awan, spot berikutnya adalah air terjun Liang Langgo I.
8. Air terjun Liang Langgo II
Kedua air terjun ini letaknya berdekatan dengan gua batu raksasa (liang). Kedua air terjun itu menjadi lokasi pemandian para leluhur mereka menimba kesaktian saat berperang. Mereka bertapa di hutan rimba.
9. Gua batu raksasa (Liang Langgo
Di sekitar air terjun itu ada sebuah gua batu alam (liang) raksasa yang unik. Gua ini memendam kisah histori terkait leluhur orang Langgo dengan segala peradabannya di masa lalu.
Dahulu kala, gua batu ini merupakan benteng pertahanan nenek moyang warga masyarakat setempat. Pada zaman penjajahan Belanda, leluhur mereka bersembunyi dan tinggal di situ.
Jejak-jejak peradaban leluhur mereka di masa lampau masih tersirat jelas di gua batu tersebut.
Konon kisahnya, nenek moyang mereka gemar berburu rusa, babi hutan dan hewan lainnya untuk bahan makanan sehari-hari. Selama berburu, tidur berminggu-minggu di dalam gua batu yang berdiri kokoh di tengah hutan lebat.
Daging rusa, babi hutan hasil buruan diawetkan secara tradisional “cuing” (pengasapan) di gua tersebut sebelum mereka kembali ke Kampung Langgo.
Selain itu, pada zaman penjajahan Belanda, gua itu dan beberapa gua lainnya dalam kawasan hutan menjadi tempat yang nyaman untuk mereka bersembunyi dari ancaman penjajahan Belanda.
Di gua itu pula mereka menyusun strategi perang melawan penjajah. Namun seiring perkembangan, jejak-jejak masa lalu, mini tak teramat dengan baik.
Kini, gua batu ini dijadikan sebagai tempat teduhan sementara bagi warga Langgo ketika mereka berada di tengah hutan mencari kayu bakar atau mencari obat ramuan tradisional (daun atau akar kayu tertentu).
Lihat sepintas, gua ini angker rasanya. Gua batu ini tampak gelap. Di mulut gua terdapat onggokan batu. Di langit-langit gua terlihat hitam pekat bekas asap api.
Gua ini menjadi istana kelalawar berbulan madu. Di langit-langit gua banyak ditemukan sarang kelalawar.
Luas gua ini bisa menampung belasan orang dewasa. Dari jarak pandang puluhan meter, gua tersebut tampak sayup-sayup. Batu berukuran besar itu terbalut akar-akar pohon kayu serta tali-temali menjuntai hingga ke mulut gua. Gua ini berjarak 975 Km dari Kampung Langgo.
10. Air terjun Cunca Wene
Air terjun ini tidak kalah uniknya dengan air terjun sebelumnya. Dinamakan Cunca Wene (pinang) karena di sekitar air terjun itu terdapat rimbunan pohon pinang yang tumbuh di hutan. **
Bersambung