Opini  

Media Sosial : Sensasi Vs Prestasi

Avatar photo
Godeliva Nilanda (Mahasiswi Fakultas ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang).Foto/Isth

OPINI, Okebajo.com, – Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etikan dan norma yang ada. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial.

Dari berbagai kalangan dan usia hampir semua masyarakat Indonesia memiliki dan menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana guna memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Media sosial menjadi media yang berpengaruh dalam kehidupan manusia. Salah satunya media sosial dapat membantu manusia untuk mencari informasi yang menarik perhatian publik. Dalam perkembangan media sosial yang begitu pesat, banyak hal yang terjadi di dalam ranah publik. Sensasi dan prestasi di media sosial erat kaitan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Menurut kamus KBBI sensasi adalah orang yang membuat perasaan terharu; yang merangsang emosi. Yang artinya seseorang yang membuat sensasi dapat mengundang perhatian orang lain atas aksinya dirinya. Hal ini yang sering terjadi media sosial, dimana seseorang dapat melakukan segala cara untuk mencapai apa yang dia inginkan, walaupun itu tidak di sukai oleh orang.

Sensasi bukanlah hal asing lagi dalam kehidupan kita sehari-hari. Contohnya, artis Nikita Mirzani yang sering mencari sesnsasi media sosial untuk mencari ketenaran dirinya di tenggah masyarakat.

Menurut pakar media sosial sekaligus pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi menyebut sensasi itu karena satu hal, yaitu adanya keinginan orang untuk mendapatkan perhatian.

Mendongkrak popularitas dengan sensasi di media sosial adalah menjadi lumrah bagi kebanyakan orang saat ini, bahkan terkadang sensasi cenderung memberi konotasi negatif bagi yang tidak bisa memaknainya dengan baik.

Saat ini kita hidup di era global dan digital, di mana informasi apapun dengan mudahnya dapat tersebar dengan cepat. Hampir setiap hari di Indonesia atau di dunia muncul hal baru atau biasa yang kita sebut trending topik baik dari gaya hidup, fasion, ataupun teknologi.

Sensasi di media sosial marak terjadi saasi ini, dimana orang tidak lagi peduli tentang dirinya, melainkan mencari popularitas agar di kenal oleh orang banyak dengan cara sensasi di media sosial. Dampak dari sensasi di media sosial yaitu, orang akan tidak percaya lagi dengan mereka yang suka mencari sensasi di media sosial ketika dirinya mengalami permasalahan atua persoalan yang menimpa dirinya.

Publik akan menghujat dirinya setelah apa yang dia lakukan di media sosial dengan mencari ketenaran di bandingan dengan melakukan hal yang baik.

Namun jika kita lihat dan dapati presentasi kemunculan trending topik tersebut muncul karena sensasi. Sering kali kita menemui sesuatu atau seseorang mencuat dengan sekejap ke permukaan dan disorot dengan jelas karena sensasi yang dimilikinya, baik itu di media sosial di televisi bahkan di dunia kerja.

Padahal sensasi itu tidak memaknai apa-apa bahkan jauh dari yang namanya prestasi, rata-rata hanya ingin numpang tenar dengan kilat dan cepat. Tanpa memperhatikan apakah yang diberikan itu memberi manfaat dan disukai oleh orang lain. Sangat disayangkan sekali terkadang dari sensasi itu malah membuat malu bahkan tampil seperti lelucon belaka yang tanpa makna.
Meskipun tidak jarang juga banyak hal atau seseorang yang tampil dengan prestasi yang dimiliki, prestasi merupakan suatu hal yang membanggakan yang diperoleh melalui proses dan tahapan yang panjang, disertai kesabaran dalam melalui prosesnya.

Bisa berdasarkan pengalaman pribadi maupun sekitar lingkungannya. Termotivasi melakukan sesuatu yang mempunyai makna dan bermanfaat untuk orang lain tanpa mempunyai maksud dan tujuan yang aneh-aneh.
Tampil dengan prestasi tentunya didasari dengan fakta yang ada, tidak dengan maksud mencari ketenaran dan publisitas seakan dirinya yang paling hebat alias menjadi takabur dan sombong.

Sedangkan prestasi di media sosial mampu membentuk seseorang menjadi orang yang berhasil dalam segala hal dan biasanya dilalui dengan banyak melalui tahapan yang berliku, sering melakukan banyak kesalahan dan rintangan dalam proses capaiannya, tetapi justru hal itu mengajarkan perjalanan hidup untuk terus berjuang dan menciptakan banyak hal yang berguna bagi orang lain dengan hal-hal yang positif dihidupnya, meskipun tidak semua orang yang berprestasi itu harus mempunyai pendidikan yang tinggi karena sejatinya setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.

Menjadi orang yang berprestasi bisa dilakukan oleh siapapun bahkan untuk seseorang yang mempunyai keterbatasan sekalipun.
Prestasi di media sosial merupakan suatu hal yang membanggakan untuk diri sendiri dengan prestasi yang tidak mempunyai maksud untuk mencari ketenaran untuk di kenal oleh orang banyak.

Prestasi yang raih itu murni atas kerja keras dan dapat membentuk seseorang menjadi orang yang berhasil dalam mencapai tujuan yang diinginkannya dan tidak bisa mendapatkannya dengan cara yang mudah, banyak proses yang harus di lewati untuk mencapi sesuatu yang di harapkan.

Menjadi orang yang berprestasi di media sosial dapat dilakukan oleh semua orang yang terpenting ada keinginan dan berusaha kerja keras dalam hidupnya untuk mencapi mimpi dan cita-citanya. Itu semua tergantung kepada diri kita masing-masing apakah memilih instan namunpenuh dengan kontroversial dan tidak bertahan lama atau memilih kesabaran dan kerja keras tapi dapat hasil atau prestasi yang membanggakan.

Dampak negative sensasi di media sosial yaitu baru-baru ini terjadi viedeo virak aksi dua cewek yang berpakian seksi mengendarai motor di viral di media sosial. Aksinya dalam video tersebut merupakan upaya mencari sensasi agar di kenal oleh banyak orang atas aksinya.

Akan tetapi justru melanggar peraturan dan sangat tak patut untuk dicontoh oleh masyarakat. Bukan hanya tak memakai helm, keduanya menyiapkan perlengkapan seperti ember hingga sampo untuk keramas di atas motor.
Sekarang ini kita dapat melihat orang dapat melakukan apa saja untuk mencari sensasi di media sosial, supaya terkenal meski cara yang ditempuh di luar nalar.

Sebuah sensasi memang selalu mengundang perhatian banyak orang. Awalnya orang akan merasa penasaran, tetapi biasanya itu tak berlangsung lama. Akibat dari perbuatan sensasi di medis sosial kita akan memperoleh komen negative dari masyarakat. Hal ini sangat akan berbeda dengan orang yang memiliki prestasi.

Selain di beri pujian, orang akan mengenal kita dengan karya atau prestasi kita.

Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah.

Media sosial membantu meningkatkan keterampilan kreatif dan inovasi seseorang dengan cara melihat apa yang orang lain lakukan secara berulang untuk kemudian dilakukan sendiri. Salah satu contohnya adalah kemampuan dalam fotografi atau mengedit yang secara tidak langsung terasah selama mengunggah sesuatu ke media sosial.

Banyak orang ysng memiliki hobi menarik yang kemudian mereka unggah ke media sosial dan menerima respons positif sehingga membuat mereka semakin bersemangat. Hal ini patut di contoh dan di lakukan oleh seseorang dengan cara menampilkan kreativitas dalam dirinya.

Jaman sekarang banyak sekali kita mendapatkan informasi di media sosial baik itu sensasi dan prestasi. Kita dapat menilai dari sudut pandang kita tentang informasi tersebut apakah itu layak di komsumsi sebagai sarana public atau tidak.

Akan tetapi kita cenderung terpengaruh dengan informasi yang kita dapat itu. Kita sering mengikuti alur informasi itu hingga kita terjebak bahwa informasi itu tidak valid dan tidak layak di ikuti.**

Oleh : Godeliva Nilanda (Mahasiswi Fakultas ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang)

Okebajo.com adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis

Oke Bajo

Okebajo.com adalah portal berita online yang selalu menghadirkan berita-berita terkini dan dikemas secara, Berimbang, Terpercaya dan Independen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *