Labuan Bajo | Okebajo.com | Aksi penebangan hutan di kawasan Bentang Alam Mbeliling (pegunungan Labuan Bajo) berdampak buruk bagi ketersediaan air bersih (krisis air). Demikian halnya penebangan hutan bakau demi bisnis pariwisata mengancam keberlanjutan geliat kepariwisataan super premium Labuan Bajo. Dosa ekologi ini menjadi sorotan tajam kotbah Natal di Gereja Paroki Roh Kudus Labuan Bajo, 25 Desember 2023.
Administrator Kevikepan Labuan Bajo, RD Laurensius Sopang berseru nyaring kepada umatnya untuk bertanggung jawab atas wajah buram lingkungan hidup di bumi Manggarai Barat .
“Daerah kita penuh dengan penebangan hutan, dan salah satu dampaknya adalah kurang air. Banyak kali yang kering. Karena itu kita bertanggung jawab atas krisis air”, seruan RD Laurensius Sopang.
Pastor Paroki Roh Kudus Labuan Bajo itu kemudian mengingatkan bahwa banyak perusahaan di Labuan Bajo yang terdampak bila debit air pegunungan terus menurun. Karena itu kawasan tangkapan air hujan mesti dilestarikan.
“Kita memang tidak tinggal di hutan. Perusahaan-perusahaan , toko-toko, hotel-hotel tidak ada di hutan. Tetapi kita telah mendapat air banyak dari hutan. Bisa saja kita memakai air lebih banyak air ketimbang mereka yang dekat hutan. Namun kita tahu debit air semakin turun. Karena itu, daerah tangkapan air hujan yang merupakan sumber air perlu dijaga”, ujarnya.
Lebih jauh, mantan Vikjen dan Praeses Seminari Kisol dan Seminari Labuan Bajo itu menyerukan umatnya agar segera bertobat dari dosa ekologi melalui aksi nyata menanam pohon. Pelestarian hutan, kata dia, penting dilakukan.
“Mari kita tanam pohon, dan terlibat dalam melestarikan daerah tangkapan air. Untuk perusahan-perusahan, toko-toko, hotel-hotel dan kita semua sisihkanlah pendapatan kita untuk mendukung program pengamanan daerah tangkapan air hujan”, pintanya.
Hutan bakau terancam bisnis pariwisata
Tidak hanya tentang kerusakan hutan dan debit air pegunungan Labuan Bajo yang jadi sorotan kotbah RD Laurens Sopang. Ia pun menyoroti penebangan hutan bakau di kawasan pesisir dan perairan Labuan Bajo.
“Tak lupa pula kita diingatkan untuk menjaga hutan pinggir laut. Media sudah menginformasikan ada banyak pohon bakau yang telah dipotong demi bisnis pariwisata. Kita semua punya kepentingan yang sama untuk melestarikan hutan bakau kita dan berjuang menanam kembali pohon bakau dan tidak melonggarkan izin untuk memusnahkan bakau demi bisnis pariwisata”, tandas RD Laurensius Sopang di hadapan ribuan umat yang mengikuti Misa Natal.
Pada bagian akhir kotbahnya, ia menegaskan pengkotbah, bahwa
semua upaya menjaga lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan adalah bagian dari melahirkan Yesus di bumi Labuan Bajo.
“Natal di bumi Labuan Bajo adalah Natal yang menghidupkan ekologi yang baik”, tegas RD Laurensius Sopang. *