Daftar Petahana yang Tersungkur dan Gagal Kembali ke DPRD Manggarai Barat

Avatar photo

Labuan Bajo, Okebajo.com – Pemilu legislatif (Pileg) 2024 menjadi ajang penuh kejutan bagi para petahana di Kabupaten Manggarai Barat. Bak “petaka,” sejumlah tokoh yang sebelumnya nyaman duduk di kursi DPRD, kini harus gigit jari.

Sebanyak 15 caleg petahana yang sebelumnya menduduki kursi di DPRD gagal mempertahankan posisinya untuk periode 2024-2029.

Hasil rapat pleno terbuka oleh KPU Manggarai Barat pada Kamis, 2 Mei 2024, menjadi semacam gong pengumuman bagi para caleg petahana bahwa kursi empuk mereka kini telah beralih ke tangan wajah-wajah baru.

Kegagalan ini dipicu oleh perolehan suara yang tak mencukupi, sehingga para caleg petahana tersebut tidak mampu melanjutkan kiprah politiknya di Gedung DPRD Manggarai Barat. Ini menjadi pukulan telak bagi beberapa tokoh yang dianggap memiliki pengaruh kuat di dapil mereka.

Dapil I: Komodo, Boleng, Mbeliling dan Sano Nggoang

1. Wilhelmus Syukur (NasDem)
2. Blasius Jeramun (Golkar)
3. Agustinus Jik (PAW PDI-P)
4. Dominikus Jenali (PAW Hanura)
5. Yosep Suhardi (Gerindra)
6. Hasanah (PAW PPP)

Dapil I yang mencakup wilayah strategis menjadi pusat perebutan suara dengan berbagai dinamika politik. Wilhelmus Syukur, Blasius Jeramun, Agustinus Jik, Dominikus Jenali, Yosep Suhardi, Hasanah, yang sebelumnya dianggap tak tergoyahkan, kini harus rela menyaksikan kursi mereka diambil alih oleh pendatang baru.

Dapil II: Kuwus, Kuwus Barat, Ndoso, Pacar, dan Macang Pacar

1. Kristomus Wali (Golkar)
2. Robertus Loymans (PDI-P)
3. Marselinus Jeramun (PAN)
4. Sebastianus Nyaman (PKB)

Di Dapil II, wilayah ini dikenal memiliki politik yang dinamis dan tak jarang mengejutkan. Namun, kali ini, kejutan itu menjadi mimpi buruk bagi Kristomus Wali, Robertus Loymans, Marselinus Jeramun dan Sebastianus Nyaman,
yang selama ini dikenal kuat di daerah mereka, tetapi harus menerima kenyataan pahit kalah dalam pertarungan pileg kali ini.

Dapil III: Welak, Lembor, & Lembor Selatan

1. Vitus Usu (NasDem)
2. Darius Angkur (PDI-P)
3. Pius Daru (Hanura)
4. Konstantinus Kender (PAW PKB)
5. Marselus Semudin (PKPI, maju dengan PKS 2024)

Wilayah Dapil III menjadi arena jatuhnya para petahana. Vitus Usu, Darius Angkur, Pius Daru, Konstantinus Kender, Marselus Semudin yang sebelumnya dipercaya sebagai figur penting di wilayah ini, juga tersingkir. Bahkan Marselus Semudin yang beralih partai dari PKPI ke PKS pun tak mampu bertahan.

Sedangkan sederet nama calon legislatif (Caleg) DPRD Manggarai Barat terpilih periode 2024-2029, rencana akan dilantik pada 30 Agustus 2024 mendatang diantaranya:

Dapil I: Komodo, Boleng, Mbeliling & Sano Nggoang

Di Dapil ini, Sewargading S. J. Putera dari PKB dengan 1.394 suara, Kanisius Jehabut dari Gerindra (1.640 suara), Silvester Sukur dari PDIP (1.537 suara), dan Rofinus Rahmat dari Golkar (1.519 suara) menjadi sosok yang akan mengawal aspirasi masyarakat.

Dari NasDem, ada Martinus Mitar (2.448 suara) dan Yovita Dewi Suriany (2.449 suara), sementara Saleh Muhidin dari PKS (1.247 suara) juga terpilih.

Caleg lainnya adalah Nuryati dari Hanura (936 suara), Anton Aron dari PAN (1.913 suara), Ali Sehudin dari PBB (1.773 suara), Paskalis Yosep Sudario dari Demokrat (1.224 suara), serta Hasanudin dari Perindo (822 suara).

Dapil II: Kuwus, Kuwus Barat, Ndoso, Pacar, & Macang Pacar

Di wilayah ini, Fransiskus Karsianus Kun dari PKB dengan 972 suara dan Warus Martinus dari Gerindra (1.224 suara) menjadi perwakilan terpilih.

Lazarus Pen dari PDIP (845 suara) dan caleg NasDem Benediktus Nurdin (2.332 suara) serta Basilius Sardi Jeramat (2.675 suara) akan mengisi kursi DPRD.

Andi Mamma dari PKS (1.716 suara), Fabianus Latu dari Hanura (1.816 suara), Rikardus Jani dari Demokrat (1.631 suara), dan Bernadus Ambat dari Perindo (1.255 suara) juga siap mengemban amanah rakyat.

Dapil III: Welak, Lembor, & Lembor Selatan

Dapil ini diwakili oleh nama-nama seperti Servatinus Lestinus Gahang dari PKB (2.101 suara) dan Fidelis Syukur dari Gerindra (1.589 suara).

Anselmus Jebarus dari Golkar dengan 2.457 suara, serta caleg NasDem Yopi Widiyanti (2.826 suara), Alfridus Ndarung (2.891 suara), dan Syiprianus Anjelo (1.529 suara), siap membawa perubahan di DPRD.

Caleg lainnya adalah Inocentius Peni dari PAN (1.520 suara), serta dari Demokrat, Christo Mario Y. Pranda yang mendapat dukungan besar dengan 4.650 suara, bersama Benyamin Pamur yang memperoleh 1.861 suara.

Komposisi kepemimpinan DPRD Manggarai Barat untuk periode 2024-2029 akan mengalami perubahan besar yang mencerminkan dinamika politik terkini.

Kali ini, Partai Nasdem muncul sebagai pemenang utama dengan berhasil mengunci kursi Ketua DPRD.

Partai yang digawangi oleh Surya Paloh ini sukses menggebrak panggung politik lokal dengan meraih 7 kursi, naik tajam dari pencapaian pemilu sebelumnya yang hanya 5 kursi.

Kemenangan Nasdem ini bukan hanya soal angka, tetapi juga simbol pergeseran kekuatan politik di Manggarai Barat. Dominasi partai ini mengubah peta kekuatan di DPRD, sekaligus menggarisbawahi kemampuan Nasdem dalam memikat hati pemilih.

Di belakang Nasdem, Partai Demokrat dan PKB siap mengisi kursi Wakil Ketua. Kedua partai ini juga tampil kuat dalam pemilu terbaru, menunjukkan bahwa mereka siap mengambil peran penting dalam kepemimpinan DPRD yang baru.

Namun, di sisi lain, perubahan ini membawa cerita berbeda bagi PDI-P dan PAN. Kedua partai tersebut, yang sebelumnya menjadi kekuatan utama dalam kepemimpinan DPRD, harus merelakan posisi mereka setelah kehilangan kursi yang signifikan.

Kejatuhan ini menggambarkan betapa cepatnya roda politik berputar, di mana kekuatan lama harus menyerahkan tampuk kekuasaan kepada wajah-wajah baru.

Pileg 2024 di Kabupaten Manggarai Barat menjadi ajang pertarungan sengit para partai politik untuk memperebutkan kursi di DPRD.

Persaingan kali ini penuh warna, dengan hasil yang mengejutkan, cerita kebangkitan, hingga perjuangan keras dari partai-partai kecil yang mencoba mencuri perhatian.

Berikut potret perolehan suara yang menggambarkan wajah baru peta politik di Manggarai Barat:

Di puncak klasemen, NasDem mencatat kemenangan telak dengan perolehan suara sebesar 37.319. Angka ini jauh melampaui partai-partai lain, mengindikasikan bahwa NasDem berhasil memantapkan posisinya sebagai kekuatan politik utama di Manggarai Barat.

Sementara NasDem meroket, Demokrat menyusul dengan perolehan suara yang cukup signifikan yaitu 15.708. Hasil ini mencerminkan kebangkitan Demokrat sebagai salah satu partai yang kembali mendapat tempat di hati masyarakat Manggarai Barat.

Tak mau kalah, PKB dengan perolehan suara 14.592 tetap menjadi salah satu pemain penting di kancah politik daerah.

Di tempat berikutnya, Gerindra meraih 13.307 suara, menunjukkan kekuatannya sebagai partai yang konsisten.

PDI-P, partai dengan sejarah panjang di kancah politik nasional, berada di urutan berikutnya dengan 11.694 suara.

Partai PAN menunjukkan kekonsistenannya dengan mengumpulkan 10.782 suara. PAN tetap solid dalam mempertahankan pendukungnya di tengah persaingan ketat.

PKS tak ketinggalan dengan perolehan 10.071 suara, mengukuhkan posisinya di antara partai-partai papan tengah. Platform berbasis nilai keislaman, PKS terus menunjukkan daya tarik bagi pemilih di Manggarai Barat.

Sementara itu, Partai Golkar yang dikenal sebagai salah satu partai tertua di Indonesia, berhasil meraih 10.004 suara.

Kemudian diikuti oleh Hanura dengan 8.287 suara dan Perindo dengan 7.965 suara masih menunjukkan kemampuan bertahan di arena politik yang kompetitif.

Berbeda jauh dengan PSI hanya meraih 3.405 suara, gagal memperoleh kursi. Meskipun sering mengaitkan diri dengan Presiden Jokowi.

PKN hanya meraih 3.095 suara, menunjukkan tantangan besar bagi partai besutan Anas Urbaningrum.

PBB dengan 2.988 suara meraih kursi ke-12 DPRD, menunjukkan eksistensinya di tengah persaingan politik ketat.

Meskipun kehilangan kursi DPRD, PPP mencatatkan 2.855 suara dan tetap menonjol di tengah persaingan yang ketat.

Partai Gelora memperoleh 755 suara, menunjukkan adanya antusiasme meskipun jumlahnya masih relatif kecil.

Partai Buruh dan Partai Ummat, masing-masing hanya mendapatkan 185 dan 176 suara, menunjukkan bahwa perjuangan mereka untuk mendapatkan pijakan politik yang lebih kuat masih panjang.

Yang paling mengejutkan adalah Partai Garuda, yang belum mendapatkan satu suara pun. Ini tentu menjadi refleksi keras bagi Garuda untuk merombak strategi dan memperbaiki komunikasi politik mereka dengan masyarakat Manggarai Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *