Kisah Haru Petani asal NTT, Undangan Tak Terduga dari Menag untuk Bertemu Paus Fransiskus di Jakarta

Avatar photo
Kisah Haru Petani asal NTT, Undangan Tak Terduga dari Menag untuk Bertemu Paus Fransiskus di Jakarta
Rikardus Rasawatu (55), seorang petani sederhana dari Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), saat menerima dan membaca surat undangan yang tak terduga dari Menteri Agama Republik Indonesia. Sumber Foto/Suara Lamaholot

Kupang, Okebajo.com – Dalam suasana hati yang campur aduk antara gembira dan haru, Rikardus Rasawatu (55), seorang petani sederhana dari Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapatkan surat undangan yang tak terduga dari Menteri Agama Republik Indonesia. Di sudut kiri surat berkop garuda kuning itu, tertulis jelas kata ‘Undangan’ yang datang langsung dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Surat itu bukan undangan biasa. Sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya sebagai umat Katolik yang aktif, Rikardus diundang untuk menghadiri Misa Agung yang akan dipimpin oleh Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Kamis, 5 September 2024.

Kementerian Agama RI melalui Ditjen Bimas Katolik bahkan akan menanggung seluruh biaya akomodasi, konsumsi, dan transportasi pulang-pergi Rikardus.

Melansir berita dari https://lembata.pikiran-rakyat.com dengan judul : Kisah Rikardus, Petani Asal NTT Diundang Menag Hadiri Misa Bersama Paus Fransiskus di Jakarta. Dirjen Bimas Katolik Suparman dalam program Indonesia Bicara melalui TVRI mengatakan,

“Menteri Agama telah memerintahkan kepada dirinya untuk membiayai masyarakat yang berpenghasilan rendah yang ingin berkunjung ke GBK (baca menghadiri misa agung bersama Paus Fransiskus-red). “Bapak Menteri Agama menyurati langsung dengan surat berkop garuda emas,” ucapnya di Jakarta, Selasa 3 September 2024.

Berita ini bagaikan petir di siang bolong bagi Rikardus. Dengan mata berkaca-kaca, ia menatap istrinya, Hermalina Sufa, yang telah lama menderita stroke. Tak satu pun kata keluar dari bibir Hermalina saat ia mendengar kabar gembira ini, hanya tatapan kosong yang penuh ketidakpercayaan.

“Inilah jawaban Tuhan Yesus atas semua doa dan karya saya untuk Tuhan, umat, dan Gereja Katolik selama ini,” ucap Rikardus pelan

“Saya sungguh tak menyangka semua ini dapat terjadi. Bapak Menteri Agama dan Bapak Dirjen Bimas Katolik terima kasih,” sambung Rikardus dengan penuh haru dan meneteskan air mata.

Rikardus bukanlah orang luar biasa. Ayah berumur 55 tahun ini hanyalah seorang petani. Rikardus bersama keluarga tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana di desa Manusak.

Rikardus hidup bersama istri dan 5 orang anaknya. Layaknya seorang petani, ia mengelola kebun miliknya seluas 74 are dan tanah kering 40 are.

Ia menggantungkan hidupnya dari hasil kebun dan sawah yang menghasilkan jagung, padi, dan sayuran.

“Saya mengolah kebun dan sawah. Hasilnya tidak banyak. Tahun ini (2024) kami mengalami gagal panen. Saya atur supaya kami bisa makan dan sedikitnya bisa jual untuk anak sekolah,” cerita Rikardus yang dulunya pernah di Timor Leste.

Sejak tahun 1992 usai menamatkan Sekolah Menengah Atas di Timor Leste, Rikardus memutuskan untuk aktif dalam pelayanan gereja mulai dari kegiatan pembinaan Serikat Anak Misioner (Sekami), pembinaan muda mudi Katolik (Mudika), menemani Pastor pergi melakukan pelayanan di luar paroki dan urusan pelayanan pastoral lainnya.

Semangat ini terus dibawa Rikardus hingga ia kembali ke Indonesia pasca jajak pendapat tahun 1999.

Rikardus dan keluarga memutuskan untuk tinggal di Desa Manusak Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.

Rikardus dikenal sebagai sosok yang rela berkorban untuk gereja dan umat. Rikardus berkisah, ia pernah berjalan kaki sejauh 40 km dari Manusak ke Paroki Santo Yosep Naikoten Kupang hanya untuk berkonsultasi dengan pastor demi pelayanan sakramen bagi umat bagi umat di wilayah tempat tinggalnya di Manusak.

“Saya jalan kaki ke Paroki St. Yosep Naikoten Kupang. Saya gunakan apa yang ada pada diri saya. Saya mau umat Katolik di Manufuk terlayani sakramen dengan baik,” ucap Rikardus berkisah. Semangat ini terus dibawa pria asal Maumere, Kabupaten Sikka ini hingga hari ini.

Dengan hanya bermodalkan pendidikan SMA, Rikardus mampu mengelola paroki dengan baik sebagai sekretaris dua, tanpa meminta bayaran dari gereja.

“Saya tidak ingin digaji gereja. Saya pakai uang pribadi melayani gereja. Saya jujur kalau buat baik untuk orang banyak itu makna baik buat saya. Jadi saya tak pikir untuk dibayar. Saya kemana-mana saya tidak sulit karena saya banyak bantu orang. Kebun saya saja dijaga orang, kata mereka ini kebun bapa tua punya (Bapa Rikard), beliau orang baik jadi kita bantu jaga,” cerita Rikardus.

Undangan dari Menteri Agama untuk menghadiri Misa bersama Paus Fransiskus di Jakarta adalah hadiah istimewa yang tidak pernah ia bayangkan.

“Dan yang lebih luar biasa kebaikan Tuhan itu nampak jelas di hadapan saya melalui Bapak Menteri Agama mengundang saya untuk ikut misa bersama Bapa Paus di Jakarta. Saya ingin foto bersama Bapa Paus. Saya akan bawakan intensi khusus untuk umat saya dan istri saya yang sedang sakit stroke.”

Pastor Albano Carvalho selaku Pastor Paroki Santo Leonardus Manusak mengamini apa yang disampaikan Rikardus.

“Bapak Rikard ini orang sederhana. Dia Katekis. Dia memberikan diri sungguh-sungguh untuk gereja dan pelayanan umat dan karya pastoral. Saya berterima kasih kepada Tuhan dan Kementerian Agama yang memperhatikan umat yang sederhana dengan segala keterbatasan dan kekurangan untuk hadir bersama dalam perayaan akbar bersama Paus Fransiskus,” tutur Pastor Al sapaan akrab Pastor Albano.

Pastor Al meyakini apa yang diterima Bapak Rikard adalah hadiah dari Tuhan selama ini Bapak Rikard sudah bekerja untuk gereja tanpa pamrih dan inilah keutamaan yang harus ditiru.

Rikardus berangkat ke Jakarta hari ini. Semua tiket dan akomodasi telah disiapkan Ditjen Bimas Katolik.*

Sumber : https://lembata.pikiran-rakyat.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *