Oleh: Fera Panensia, M.Pd*
Wahai anak bangsa, generasi penerus yang budiman!
Perkenankan, aku gurumu berbagi rasa pada momen Hari Kasih Sayang melalui ‘sepucuk surat cinta’ ini. Anggap saja surat ini mewakili ‘rasa bangga dan sayangku’ pada kalian semua. Saya tulis surat ini di tengah kesibukan mengerjakan hal-hal rutin sebagai staf pengajar di SMK Stella Maris.
Insan Penerus yang saya cintai!
Kamu tahu bahwa ada begitu banyak dinamika dalam mengemban tugas sebagai pendidik. Dalam keseriusan ‘mengerjakan tugas-tugas’ itu, tentu muncul harapan dan kegelisahan yang bercampur menjadi satu.
Yah..tentu saja harapan untuk membentuk insan yang berkualitas.
Mutu kalian semua sebagai anak bangsa mesti seiring sejalan dengan tantangan dan perkembangan zaman. Adab yang luhur dan kecanggihan teknologi bertaut erat dan menjadi bagian dalam pergulatan dan kegelisahan dunia pendidikan.
Sejujurnya, aku gurumu ini, kerap mendengar ‘bisikan’ perihal tugas mulia ini. Jadilah teladan untuk “digugu dan ditiru”. Kalimat ini masih menjadi prinsip yang melekat pada sosok semua guru, termasuk yang sedang ‘menggores surat’ ini.
Anak bangsa yang saya banggakan!
Terus terang, prinsip inilah yang membuat sosok ‘guru’ menginginkan setiap ‘insan’ yang diarahkan dan dibentuknya dalam ‘koridor pendidikan’, mesti menjadi ‘gambar diri-nya’ yang berkualitas, baik dalam hal perilaku maupun dalam hal ilmu. Menjadi penuntun dalam koridor ‘pendidikan’ bukan hanya semata menyerap kalimat yang diutarakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu ‘Ing Ngarso Sung Tulodo’.
Jika mampu membaca ‘raut wajahnya’ ataupun mampu mendeskripsikan ‘tangisannya’, jauh di lubuk hati ‘sang guru’, ada renungan mendalam terkait ‘makna kasih sayang’. Dalam renungan itu, kasih sayang bermakna ‘kepedulian yang tulus akan seseorang.’ Kepedulian yang membuat kami memilih jalan untuk menjadi bagian dari ‘segelintir’ pemerhati anak bangsa. Kepedulian yang juga memberi semangat positif untuk berbagi dan menginspirasi. Kepedulian yang pada akhirnya menghantarkan mereka dalam ‘cita-cita’ hidup mereka.
Insan muda yang saya cintai!
Sikap kepedulian sebagai ekspresi ‘kasih sayang’ itulah, yang membuat aku gurumu, sangat mencintai profesi mulia ini. Ketahuilah bahwa meskipun ada begitu banyak tampilan dan rupa dalam ‘sosok’ guru, tetapi panggilan untuk ‘mencerdaskan anak bangsa’ menjadi nafas perjuangan hidupnya. Guru yang memaknai ‘panggilan’ jiwanya memiliki harapan yang tulus akan peserta didiknya “setulus” Kasih Sayang dalam kepedulian dan panggilannya.
Sinar ketultusan itu ibarat pelita dalam kegelapan yang menerangi setiap sudut-sudut hati para kawula muda sekalian. Pancaran kasih itu, rasanya ‘tak pernah’ surut dari dada seorang guru ketika profesi itu dilihat sebagai ‘perutusan’ dari Sang Kasih Sejati’.
Teruntuk peserta didik, siswa-siswa hebat di SMK Stella Maris, saya titip pesan agar spirit ‘kasih sayang’, tidak boleh melayang di padang ini. Mari kita ‘rayakan kasih sayang’ setiap hari dalam setiap aktivitas kita di lembaga ini. Terima kasih atas ‘kerelaan kalian’ untuk berjalan bersama dalam semangan ‘kasih’ di sekolah ini.
Akhirnya, goresan ini aku persembahkan kepada adik-adik sekalian. Hanya ‘cuap-cuap rasa’ semacam ini yang bisa aku buat sebagai ‘kado’ di Hari bahagia ini. Salam bunda bintang laut (Stella Maris), pelindung kita.
Happy Valentine’s Day
*Penulis adalah Guru Bahasa Inggris di SMK Stella Maris.