Hidupkan Mimpi Anak-anak Pulau Boleng, Warga dan Alumni MIT Gotong Royong Bangun SMP

Avatar photo
Iklan tidak ditampilkan untuk Anda.

Labuan Bajo, Okebajo.com – Semangat gotong royong kembali menjadi kekuatan bangsa. Warga Pulau Boleng, Nusa Tenggara Timur (NTT), bersama sejumlah lembaga dan alumni program IDEAS Asia Pacific 2.0 Massachusetts Institute of Technology (MIT), United in Diversity (UID), Kitabisa.org, Sekolah Indonesia Singapura (SIS), IVECA, dan Insan Bumi Mandiri bahu-membahu membangun Sekolah Menengah Pertama (SMP) pertama di pulau tersebut.

Pulau Boleng, yang termasuk wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) di Kabupaten Manggarai Barat, selama ini dikenal sebagai salah satu penyangga destinasi wisata premium Labuan Bajo. Namun di balik pesona alamnya, anak-anak di pulau ini menghadapi keterbatasan berat dalam mengakses pendidikan.

Iklan tidak ditampilkan untuk Anda.

Di Boleng, listrik hanya menyala sekitar satu jam setiap malam, guru minim pelatihan, dan tak ada sekolah lanjutan tingkat SMP. Akibatnya, sekitar 60 persen lulusan SD terpaksa berhenti sekolah karena harus menyeberang pulau jika ingin melanjutkan pendidikan.

“Di tengah kondisi sekolah rusak dan fasilitas belajar minim, semangat anak-anak serta para guru masih luar biasa. Mereka ingin menyelamatkan masa depan. Anak-anak ini tidak boleh putus sekolah,” ujar salah satu perwakilan sekolah di Boleng penuh haru.

Hidupkan Mimpi Anak Boleng

Melihat situasi tersebut, sejumlah lembaga meluncurkan Program “Hidupkan Mimpi Anak Boleng”, yang bertujuan menghadirkan sekolah mandiri pertama di Pulau Boleng. Program ini tak hanya membangun gedung sekolah, tetapi juga menyiapkan sistem pembelajaran, pelatihan guru, serta lingkungan belajar yang berkelanjutan.

“Kami melihat semangat luar biasa dari masyarakat Boleng. Mereka tidak menunggu bantuan datang, tapi bergerak bersama. Sekolah ini akan dibangun dengan kurikulum yang memadukan pendidikan, kesehatan, dan lingkungan,” jelas Matheus Siagian, salah satu ahli pariwisata asal Labuan Bajo yang turut mendukung inisiatif ini.

Target penggalangan dana untuk pembangunan sekolah ini mencapai Rp500 juta. Publik dapat berpartisipasi melalui laman kitabisa.com/hidupkanmimpianakboleng atau asia.kitafund.com/campaign/dare-to-dream/. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membangun ruang kelas, pelatihan guru, dan penyediaan fasilitas belajar layak bagi anak-anak di Boleng.

“Gerakan ini bukti nyata bahwa gotong royong masih hidup di Indonesia. Dari tangan para pelaku kebaikan, kita bersama menyelamatkan masa depan anak-anak Boleng,” ujar Edo Irfandi, Direktur Kitabisa.org.

Tentang Kolaborator

Program ini merupakan hasil kerja bersama lembaga lintas negara dan komunitas:

MIT IDEAS & UID: Inkubator inovasi sosial global yang mendorong solusi nyata bagi tantangan pendidikan dan keberlanjutan.

Kitabisa.org: Platform donasi sosial terbesar di Indonesia.

Sekolah Indonesia Singapura (SIS): Aktif mendukung pengembangan kapasitas guru di wilayah 3T.

IVECA: Organisasi pendidikan global yang memfasilitasi pertukaran budaya dan literasi internasional.

Insan Bumi Mandiri (IBM): Fokus pada pemberdayaan masyarakat tertinggal di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Pembangunan sekolah pertama di Pulau Boleng menjadi simbol nyata bahwa pendidikan untuk anak-anak di pelosok negeri masih bisa diwujudkan — asalkan kita mau bergerak bersama.

Oke Bajo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *