Labuan Bajo | Okebajo.com, – Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, menjelaskan 3 perspektif utama dari pelaksanaan Festival Golo Koe jilid II (FGK) tahun 2023.
Dalam sambutan pembukaan Seminar Festival Golo Koe di Aula Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Ksambi, Labuan Bajo, Sabtu (12/08/2023), Bupati Edi memperlihatkan perspektif rohani, pariwisata, dan ekonomi kreatif sebagai landasan pelaksanaan festival tersebut.
Pertama, perspektif rohani, yang merupakan pusatnya, menggambarkan sosok Bunda Maria sebagai tokoh sentral, menjadi ibu bagi semua tanpa pandang bulu.
Ia menuturkan bahwa saatnya menyatukan seluruh Indonesia dari Sabang hingga Merauke, menjadikan HUT RI dan FGK momentum untuk memperkokoh persatuan.
“Kebetulan bersamaan dengan HUT RI, kita mempererat tali persatuan dan kesatuan Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Indonesia tetap Indonesia,” tegasnya.
Kedua, perspektif pariwisata berfokus pada inklusivitas dan keadilan sosial.
Bupati Edi melihat Labuan Bajo sebagai destinasi yang dapat meniru kesuksesan Bali dan Betawi dalam mengembangkan pariwisata.
Bali menjadi model inspiratif bagi pengembangan pariwisata yang berdampak baik pada masyarakatnya, Labuan Bajo juga kata Bupati Edi harus merancang sistem yang matang.
Menurut Bupati Edi, industri pariwisata di Bali bertumbuh dan berkembang luar biasa. Masyarakatnya kemudian menjadi sejahtera. Sebab, rakyat menjadi subyek dalam membangun pariwisata.
Dengan mengedepankan sistem yang mapan, perkembangan pariwisata akan merasuki setiap lapisan masyarakat, menuju kesejahteraan dan keberlanjutan yang seimbang.
“Berkaca dari pengelolaan industry pariwisata di Bali itu, maka di tengah kemajuan industry pariwisata di Labuan Bajo, yang harus kita wujudkan adalah design system yang mapan,” jelasnya.
Ketiga, perspektif ekonomi kreatif muncul melalui partisipasi 152 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memamerkan kreativitas mereka dalam FGK kali ini.
Dari pengalaman mengesankan tahun sebelumnya, di mana arus uang berkembang pesat, Bupati Edi mendorong gereja dan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan UMKM.
“Belajar dari pengalaman ini, maka gereja dan pemerintah mencoba mendesign bagaimana membina UMKM. Karena di era ini, UMKM punya peran yang cukup signifikan dalam mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat.” tndasnya
Bupai Edi berharap, agar kegiatan seminar dengan tema ‘Membangun Ketahanan Pangan Lokal dan Ekonomi Berkelanjutan Yang Berbudaya dan Berkeadilan Iklim’ ini, pangan lokal bisa didesign menjadi bagian dari upaya bersama dalam mengentaskan kemiskinan.
Seminar dengan tema ‘Membangun Ketahanan Pangan Lokal dan Ekonomi Berkelanjutan Yang Berbudaya dan Berkeadilan Iklim’ menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, termasuk Utusan Khusus Kepresidenan Bidang Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan serta Rm. Ino Sutam, yang diharapkan akan memberikan dorongan untuk mengatasi kemiskinan dengan memasukkan pangan lokal dalam upaya bersama.
Para delegasi dari berbagai paroki sekeuskupan ruteng yang menjadi peserta pada pelaksanaan Festival Golo Koe, juga hadir sebagai peserta pada kegiatan seminar ini.**