Paroki Maria Bintang Laut Nebe Panen Imam Baru

Avatar photo
P. Kornelius Federiko, SVD Diapiti oleh kedua teman seperjuangan (Tengah), pose bersama imam konselbran dalam acara misa syukuran perdana. Dokumentasi Arnold Aliando Bewat

Maumere | Okebajo.com | Umat Paroki Maria Bintang Laut Nebe kembali merayakan misa syukuran perdana tabhisan imamat Pater Kornelius Federiko, SVD di halaman rumah bapak Bernadus Baduk dan Mama Lusia Liron, Blawuk, Nebe, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Jumat, 6 Oktober 2023.

Pater Kornelius Federiko, SVD
merupakan imam kedua yang lahir dari rahim paroki Maria Bintang Laut Nebe. Pada 27 tahun silam Paroki ini melahirkan imam perdana,  Pater Lorens Lemdel, SVD yang sekarang menjadi misionaris di Rusia.

Pria yang menjalankan masa praktik Diakonat di Kuasi Paroki St. Paulus  Peibenga, Keuskupan Agung Ende ini ditahbiskan bersama ke-18 rekan iman lainnya oleh Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr di Aula St. Thomas Aquinas Ledalero, Minggu, 1 Oktober 2023

Terpujilah Tuhan

Pater Leo Kleden, SVD dalam kotbahnya  menarasikan perjalanan hidup Pater Riko sebagai bukti kehadiran Tuhan di tengah dunia.

“Kedua Bacaan Suci hari ini mengingatkan kita bahwa hidup di tengah dunia harus disyukuri, sama seperti moto Imamatnya Pater Kornelis Federiko, SVD, Terpujilah Tuhan, kekal abadi kasih setiaNya.”

Lebih lanjut Dosen IFTK Ledalero itu mengisahkan bahwa Pater Riko merupakan pribadi yang tabah, sabar dan tegas dalam menghayati panggilan hidupnya.

“Saya mengenal Riko sejak awal ketika dia melamar untuk menjadi Postulan SVD pada tahun 2012 sebagai anggota Provinsi Ende.  Seminggu kemudian mereka ditempatkan di Unit Rafael Ledalero”, kenang Pater Leo Kleden.

“Pater Riko pernah mengalami suatu peristiwa tragis dalam hidupnya yakni ketika dia masih SMP bersama dengan rekannya untuk memilih kayu api di bukit sebelah. Temannya tidak sadar melempar kayu dan di bawahnya ada Riko. Seketika kayu menancap di mata Riko. Kemudian dia dilarikan ke Rumah Sakit Umum TC Hirles Maumere namun karena di Flores rumah sakit spesialis mata hanya ada di Ende, maka Riko kemudian dirujuk ke sana. Awalnya Riko ragu, apakah dia bisa menjadi seorang imam kelak dengan kekurangan yang ia miliki yakni cacat mata? Terpujilah Tuhan, kita semua pada hari ini berkumpul di sini untuk merayakan hari bahagia Riko dalam selimut motto imamat, Terpujilah Tuhan”, demikian kisah Pater Leo Kleden.

Sang yubilaris kelahiran Blawuk, 28 Juni 1990 itu dalam sambutannya mengisahkan banyak pengalaman pahit yang ia alami, baik di dalam Seminari maupun di luar. Satu di antara banyak pengalaman pahit itu ialah kisah seorang pejuang, yakni sosok seorang ayahnya yang hebat. Bahwa dalam keterbatasan, ayahnya mampu menyekolahkan anak-anaknya.

“Saya dan kesembilan saudara saya dilatih untuk bekerja keras di dalam keluarga. Ayah saya merupakan seorang sosok yang sangat konsisten dan keras. Ia mau agar kami anak-anaknya selalu bermental baja dalam bersekolah”, tutur Federiko yang pernah menjalani OTP (Orientasi Tugas Pastoral) di Chile itu.

“Jujur, bapa  saya merupakan seorang yang memiliki banyak hutang agar kami bisa makan nasi. Mohon maaf bukan menjelekkan bapa tetapi memang itu kenyataannya”, kata Frediriko tentang ayahnya.

Jadilah Imam yang setia

Mewakili keluarga sekaligus sebagai sesepuh nasyarakat Tana Ai, Rafael Raga menegaskan sekaligus menasihati Pater Riko  untuk selalu mengandalkan Tuhan di manapun ia berada.

“Ingat Tuhan, engkau harus bawa ke mana-mana, dan jadilah imam yang selalu setia sampai mati”, ujar mantan ketua DPRD Kabupaten Sikka periode 2014-2019 tersebut.

Pater lulusan Filsafat dan Teologi di Lembaga IFTK Ledalero ini selanjutnya akan dikirim untuk mengabdikan diri di Chile, negara bagian Amerika Selatan untuk menjadi seorang misionaris di negara tersebut.

Misa syukuran perdana ini dihadiri oleh 15 imam konselbran dan dimeriahkan dengan berbagai tarian tradisional Tana Ai serta paduan suara dari SMA Negeri I Talibura. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *