Okebajo.com, – Kanis Lina Bana atau lengkapnya Kanisius Lina Bana, sudah lama bergelut dengan dunia tulis menulis. Tidak hanya menulis berita untuk media di mana dia bekerja, tetapi menulis buku.
Sudah banyak publikasi buku hasil garapannya. Buku-bukunya cukup mendapat atensi dari para pembaca. Pilihan kata dan diksinya renyah, gurih, dan tidak keriting. Kalimat pendek. Bahasanya sederhana, tetapi mengalir. Tidak bikin pusing, tapi enteng dimengerti. Pesannya dapat. Menulis, baginya, menjadi sebentuk tarian jiwa. Dalam bahasa percakapannya menulis sudah menjadi ujud doa.
Sudah puluhan tahun, Kanis Lina Bana sosok sederhana ini menggauli kata dan kalimat. Sudah jauh kiprahnya di dunia yang telah membesarkan namanya.
Saban hari ficer dan esainya menghiasi beberapa media massa. Namun menulis saja tidak cukup mempengaruhi kebijakan publik. Tidak pula membantu banyak orang. Apalagi berhadapan dengan pemegang kekuasan yang cenderung menjaga zona aman. Peran kritis kontrol dianggap sebatas awasan dan alarm, bukan kewajiban.
Karena itulah sejak 2014, lelaki berbintang Scorpio yang pernah mengenyam pendidikan calon imam di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret ini ikut bertarung dalam pentas pemilu. Meski perolehan suaranya di atas 1000, namun dewi penyelamat belum berpihak padanya. Kanis anak rahim Lekolembo, Kelurahan Watunggene ini gagal terpilih. Iapun kembali ke habitat sebagai jurnalis.
Meski pernah gagal, sepertinya dorongan dari dalam untuk berbuat lebih bagi banyak orang terus mendesak di bilik hatinya. Panggilan melayani sesama menari-nari pada sudut imannya. Karena itu dia bertarung lagi. Sekali lagi, sebagaimana pengalaman sebelumnya, pertarungan pada pentas pemilu 2019, Kanis, ayah tiga orang anak ini gagal lagi.
Namun dia tidak putus asa. Sebab kehendak terdalamnya bukan karena keinginan merebut kuasa, atau jabatan. Bukan pula demi koin, tetapi semata-mata untuk amal bagi sesama. Karena itu dalam balutan refleksinya, Kanis, putera kedua Bapak Markus Bana dan Mama Theresia Djeok (alm) ini selalu memagut diri dalam spirit hidupnya.
“Semoga dalam hidup yang amat sejengkal ini selalu saja ada satu dua butir kata yang dapat diterjemahkan dari rahasia-rahasi yang IA pinjamkan yang dapat berguna bagi sejumlah orang!”
Berlatar refleksi inilah, Kanis, mantan jurnalis Pos Kupang – Kelompok Kompas Gramedia – ini bertarung lagi dalam perayaan demokrasi lima tahunan ini. Kali ini lewat Partai Perindo dengan nomor urut 1 (Satu).
Ayo dukung Kanis Lina Bana dengan coblos No. 1 Partai Perindo. *(bersambung)*
Kanis Lina Bana, Wajah Lama Spirit Baru