Keluarga 3 Bersaudara Tersayat Musibah Kebakaran Beruntun

Avatar photo
Bapak Blasius Agen (67) pemilik rumah pasrah tak berdaya melihat kobaran api melahap rumah dengan segala isinya. Foto/Robert Perkasa

LABUAN BAJO | OKEBAJO.com |Rabu (8/3/2023) pagi. Ibu Guru Agnes Halum meninggalkan rumahnya.  Ia  ke SDK Wae Masa. Ada ujian mid semester bagi anak didiknya.

Satu jam berselang, Belasius Agen (67) suaminya, juga tinggalkan rumah setelah memberi makan ternak piarannya.

Ia ke kebun nanas. Tidak terlalu jauh, sekira 1000 meter dari rumahnya.

Sedangkan Kamelia Alen (14), anak bungsu mereka tinggal sendirian di rumah. Ia tidak pergi sekolah karena sakit.

Belum sampai satu jam di kebun, bapak Sius Agen mendapat kabar buruk. Rumahnya terbakar.

“Tadi pagi saya keluar dari rumah sekitar jam sembilan. Sebelum ke kebun, saya kasih makan ternak di sekitar rumah. Baru beberapa menit di kebun, saya dengar kabar kejadian ini”, kisah bapak Sius Agen.

Kabar senada juga sampai ke telinga ibu Agnes, istrinya.

Pada ketika menerima kabar buruk itu,  bubung rumah mereka dikepung “si jago merah”.

Asap hitam pekat mengepul tebal cakrawala kampung Ndole, Rabu pagi, pukul 09.52 Wita.

Seakan tak terpercaya menerima kabar buruk itu dari tetangganya. Tapi itu nyata.

Hatinya terbalut kekalutan. Sedih. Panik. Campur aduk.

Dalam kekalutannya, sepeda motor tuanya meluncur kencang dari kebun ke rumah. Melintas di tengah kampung.

Tiba di depan rumah, bapak Sius Agen disambut lidah api.

Sedangkan istrinya melangkah tertatih-tatih dari SDK Wae Masa, sekira ratusan meter jaraknya dari rumah.

Setibanya di kampung Ndole, ibu Agnes dicegah  oleh anak laki-lakinya agar tidak sampai di lokasi kebakaran.

Ibu Agnes pun histeris. Menangis sejadi-jadinya di rumah keluarganya.

Sementara itu, Kamelia Alen anak mereka, selamat dari pusaran api.

Warga mengevakuasinya ke rumah bapak Agus Ma, sekira ratusan meter dari TKP.

Hampir dua jam lamanya, warga kampung Ndole, Wae Masa bersama Kepala Desa, Sekdes Golo Damu, Bhabinkamtibmas Bripka Hendrikus Deni, Camat Mbeliling beserta sejumlah stafnya berjibaku memadamkan kobaran dengan peralatan seadanya.

Aksi pemahaman berlangsung lama karena hanya mengandalkan aliran air selang, ember, baskom.

Itulah sebabnya harta benda di dalam rumah tak satu pun yang bisa diselamatkan.

“Apa hendak dikata lagi. Rumah saya hangus. Semua harta benda  saya, habis. Tinggal baju di badan”, kata bapak 5 anak itu.

“Bapa tinggal di mana mulai malam ini? “, tanya Wartawan di TKP.

“Tuhan tidak mungkin tutup mata melihat penderitaan saya ini.

Keluarga di Ndole ini dan di Desa ini tidak mungkin mengusir saya.

Saya mengharapkan belas kasihan dari warga Desa Golo Damu”, ungkap bapak Sius Agen.

Aksi solidaritas

Camat Mbeliling, Yohanes Hibur, S.Pd bersama Kepala Desa Golo Damu, Stefanus Densi dari TKP  langsung menemui bapak Sius Agen di rumah tetangganya.

Camat Yohanes menyampaikan peneguhan seraya memberikan bantuan uang seadanya kepada bapak Sius Agen.

Sementara itu, warga di kampung Ndole berbondong-bondong mendatangi keluarga korban yang berteduh di rumah keluarga mereka.

Warga datang sambil menenteng beras seadanya. Aksi solidaritas ini mereka lakukan secara spontanitas sebagai ungkapan turut merasakan penderitaan bapak Sius Agen yang tertimpa musibah.

Musibah beruntun

“Keluarga saya mengalami musibah secara beruntun”, ujarnya.

Dia mengisahkan, tahun 2019 silam, Domi Dambu, kakak kandungnya yang tinggal di Nampar, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng ditimpa musibah kebakaran. Rumahnya hangus terbakar.

Tiga bulan lalu, tepatnya 13 Desember 2022, rumah Raymundus Rinda (60), adik kandungnya di kampung Ndole, juga hangus terbakar. Kini mereka tinggal di gubuk kecil di Ndole.

“Hari ini, rumah saya juga hangus terbakar. Kami dosa apa hingga jadi begini”, ungkap bapak Sius Agen. *(Robert Perkasa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *