Labuan Bajo | Okebajo.com | Infrastruktur jalan buruk. Belum pernah diaspalkan. Jalan berlumpur persis kubangan kerbau. Warga pun terpaksa berjalan kaki. Menyusuri jalan berlumpur sambil menggotong pasien menuju Kampung Leheng.
Pasien bernama Dulwaha, petani berusia 85 tahun, warga Kampung Cereng, RT004/RW002, Dusun Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat.
“Pasien ditandu mulai dari Kampung Cereng sampai di Dusun Leheng. Pasien ditandu oleh warga karena akses jalan saat musim hujan ini sangat buruk. Kendaraan tidak lancar karena jalan berlumpur”, ungkap Mustafa, anak kandung pasien tersebut.
Kami start dari Kampung Cereng tadi pagi sekitar jam 06.30 Wita. Tiba di Kampung Leheng jam 07.00 Wita. Dari Leheng ke Puskesmas Werang, pasien dibantu dengan mobil ambulance milik pak Salahudin, caleg PAN nomor 5″, kata Mustafa.
Ia menjelaskan, ayahnya membutuhkan pertolongan medis di Puskesmas Werang yang berada di ibu kota Kecamatan Sano Nggoang. Setelah mendapat perawatan, pasien dirujuk ke RS Siloam Labuan Bajo.
“Jenis penyakitnya belum jelas karena besok baru keluar hasil pemeriksaannya. Perawat di Puskesmas Werang memberikan pertolongan pertama. Selanjutnya dirujuk ke Siloam. Rujukannya langsung dokter penyakit dalam dan besok baru ketemu dokter”, jelas Mustafa.
Fakta miris serupa juga terjadi pada Selasa, 23 Januari 2024 di salah satu sudut pelosok Kecamatan Sano Nggoang, tepatnya di Kampung Wae Racang, RT 06/RW 03 , Desa Persiapan Nanga Lidu (Desa Matawae).
Warga sekampung membawa Ibu rumah tangga bernama Siti Ijah (50 tahun) menggunakan keranda bambu menuju Puskesmas.
Warga sekampung yang ikut menggotong keranda pasien berjalan kaki dari kampung Wae Racang pukul 07:15 Wita dan tiba di kampung Naga sekitar pukul 11:24 Wita. Mereka menempuh perjalanan sejauh tujuh kilometer dari Wae Racang ke Naga.
Beberapa tahun lalu, Ibu hamil bernama Maria Konsita Diana, Guru Komite di SMP Muhammadiyah Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang juga naik keranda kayu menuju Puskesmas Werang.
Potret keranda kayu pengganti mobil menolong pasien (warga) yang tinggal di kawasan pelosok Kecamatan itu bukan sinetron. Ini fakta telanjang sangat memprihatinkan terjadi di Kabupaten Pariwisata premium Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Penyebab itu terjadi karena infrastruktur jalan dan jembatan dari dan ke lawasan tersebut belum tersedia. Minim infrastruktur.
Ada dua Desa yang sangat menderita karena itu, yakni Desa Golo Manting dan Desa Golo Sengang perbatasan dengan Kecamatan Komodo. Akses menuju dua Desa itu melalui ruas jalan Kabupaten Werang – Paku.
Jalan lapen hanya mulai dari Simpang Werang – Tenda-Daleng-Parek-Bokakrangga, Desa Sano Nggoang. Sedangkan dai Bokakrangga hingga Cereng masih jalan tanah. Belum pernah diaspalkan. Panjang lintasan jalan buruk itu sekitar belasan kilometer mulai dari
Desa Golo Manting (kampung Ru’a, Nanong, Paku Langka, Lando, Leheng sampai di Cereng, Desa Golo Sengang.
Ruas jalan tersebut sangat vital bagi kelancaran mobilitas orang dan barang (akselerasi ekonomi) warga masyarakat di Kampung tersebut.
Pada musim hujan, mobilitas masyarakat di kawasan ini lumpuh jika terjadi banjir yang meluap dari sejumlah anak sungai yang dilintasi ruas jalan Kabupaten yang kesasar itu. Mulai dari Wae Parek di Desa Sano Nggoang, Wae Mese di perbatasan Desa Golo Manting, Wae Kapur, Wae Ajo, Wae Mbele, Wae Nini di Desa Sano Nggoang.
Para pelintas jalan Werang-Paku-Cereng-Ceremba terpaksa antri berjam-jam lamanya gegara dihadang banjir yang meluap dari anak sungai tersebut.
Potret buram itu bukan cuma sekali terjadi. Berulang-ulang. Setiap musim hujan, kisah lusuh warga nyaris hanyut dan kendaraan angkutan pedesaan macet dihadang banjir merupakan persoalan klasik yang memprihatinkan dari tahun ke tahun.
Sering terjadi, sejumlah moda angkutan pedesaan yang mengangkut barang (sayur dan hasil pertanian lainnya) dan penumpang dari desa Golo Sengang, Golo Manting dan desa Sano Nggoang yang hendak ke Pasar Inpres Werang, terdampar di Kampung Parek dan Kampung Tenda karena dihadang banjir. Arus lalulintas penumpang dan barang di ruas jalan Werang-Paku pun lumpuh total. *(Robert Perkasa)