Pemandu Wisata Harus Profesional dan Beretika

Avatar photo

Labuan Bajo| Okebajo.com | Seorang pemandu wisata harus memiliki Profesional dan beretika ketika menunaikan tugasnya.

Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Nusa Tenggara Timur, Viktor Pance menegaskan hal ini saat memaparkan materi di forum pelatihan kepemanduan wisata yang dilaksanakan di Kantor Desa Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang, Senin, 14 Oktober 2024.

Mengapa sikap profesional itu penting?

Karena wisatawan selalu membandingkan keterampilan, ilmu pengetahuan dan sikap profesional para pemandu di setiap.negara yang mereka kunjungi.

“Seorang pemandu harus memiliki standar profesional yang tinggi agar dapat dipercaya dan dihargai oleh wisatawan. Karena itu, seorang pemandu harus memiliki tiga kompetensi dasar, yakni keterampilan, ilmu pengetahuan dan sikap yang baik”, papar Ito Pance.

Ia kemudian menyebut contoh seorang pemandu yang profesional antaralain tepat waktu, cepat tanggap dan mengatur perjalanan dengan baik. Menyapa wisatawan dengan sopan. Menunjukkan rasa percaya diri melalui bahasa tubuh yang positif serta sigap membantu wisatawan̈ yang membutuhkan bantuan.

Selain profesional, pemandu wisata juga harus memiliki etika kepemanduan saat bekerja.

“Selain kompetensi dasar tersebut, seorang pemandu juga harus memiliki etika dalam menjalankan tugasnya. Yakni bekerja keras dan menaati semua aturan kerja yang berlaku di tempat kerja”, jelas Ito Pance.

Interpretasi Pemanduan

Narasumber kedua dalam pelatihan ini adalah Chrispin Mesina, Sekretaris Disparekrafbud Manggarai Barat.
Dalam pelatihan kali ini. Chrispian memaparkan materi tentang Interpretasi Kepemanduan.

Seperti teknik pemanduan, teknik interpretasi pun dapat dipelajari dengan pengetahuan dan latihan, semua kemampuan teknik, dapat dipelajari dengan mengikuti kaidah-kaidah dan aturan yang telah diuji kebenarannya untuk menjadi orang yang berpengetahuan dan menguasai keterampilan dalam hal kepemanduan. Kondisi kemampuan ini disebut profesional.

Dengan mempelajari teknik interpretasi diharapkan akan menghasilkan pemandu lokal yang profesional.

Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Kabupaten Manggarai Barat mencanangkan program
Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi) 2024 di dua Desa ; Wae Lolos dan Siru. Kecamatan Lembor sejak Maret hingga Desember 2024 mendatang.

Pelatihan ini merupakan kegiatan lanjutan program Fasmadewi tersebut.

Hadir mengikuti pelatihan ini sejumlah anggota Pokdarwis Cunca Plias dan tokoh adat di Desa wisata Wae Lolos. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *