Selamat Jalan, Romo Jonsy…

Labuan Bajo | Okebajo.com | Pastor Paroki St.Kristoforus, Waning, RD.Yohanes Syukur meninggal dunia pada Minggu, 20 Oktober 2024.

Peristiwa ini terjadi sangat mendadak dan meninggalkan duka cita yang sangat mendalam di kalangan umat Katolik Keuskupan Ruteng dan Keuskupan Labuan Bajo.

Romo Jonsy mengembuskan nafas terakhir setelah melayani umatnya dalam Perayaan Ekaristi Kudus pada hari Minggu dan melakukan pelayanan Kanonik bagi sepasang calon pengantin yang rencananya menerima Sakramen Perkawinan pada hari ini, Senin, 21 Oktober 2024.

Serangan Jantung

Otoritas Puskesmas Waning yang menangani pasien Romo Jonsy menjelaskan bahwa mantan Pastor Paroki St.Klaus Werang yang akrab disapa Romo Jonsy itu meninggal dunia akibat serangan jantung.

Petugas medis menjelaskan bahwa saat pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Romo Jonsy.

“Kondisi badan/fisik dari Romo Jonsy pada saat dilakukan tindakan medis, yakni tidak terdapat tanda-tanda kekerasan. Kaki dan tangan terasa dingin dan tampak agak pucat. Muka agak hitam membiru”, jelas Beniventius Afroditus, petugas medis Puskesmas Waning kepada anggota Polsek Kuwus, Minggu malam dan kepada Okebajo.com, Senin pagi.

Penanganan medis di Puskesmas Waning

Beny menjelaskan bahwa Romo Jonsy diantar ke Puskemas Waning pada Minggu sore sekitar pukul 16.10 Wita.

Setelah Romo Jonsy berada di Puskesmas, para petugas melakukan penanganan secara medis antara lain : memasang alat rekaman jantung/resturasti jantung paru akan tetapi hasilnya hanya berupa garis datar.

Selain itu, melakukan tensi akan tetapi tidak terdeteksi lagi. Petugas medis Puskesmas  Waning  juga memasang oksigen dan pemeriksaan terhadap nadi, akan tetapi nadinya tidak berdenyut lagi.

“Romo Jonsy diduga telah meninggal dunia pada saat masih berada di Pastoran Paroki ataupun pada saat dalam perjalanan dari Paroki menuju ke Puskesmas”, terang Beny.

Selanjutnya, sekitar pukul 18.00 Wita, jenazah Romo Jonsi dibawa kembali ke Gereja Paroki Waning untuk disemayamkan.

Kronologi kejadiannya

Salah seorang karyawan yang tinggal di Pastoran Paroki Waning, Yohana Foni Ejos menjelaskan kronologi kejadian ini kepada pihak Polsek Kuwus pada Minggu malam.

Pada Minggu, 20 Oktober 2024 sekitar pukul  07.00 Wita, Romo Jonsy melakukan sarapan pagi.

Pukul 08.30 – 10.00 Wita, Romo Jonsy  memimpin Misa di Gereja Waning.

Pukul 10.00 – 11.30 Wita, Romo Jonsy melaksanakan kegiatan Kanonik di Gereja Paroki Waning.

Selesai melaksanakan Kanonik, Romo Jonsy beristirahat, duduk sambil bermain HP.

Pukul 12.00 Wita, Romo Jonsy istirahat tidur siang, kemudian dibangunkan oleh salah seorang karyawan pastoran untuk makan siang.

Akan tetapi Romo Jonsy menyampaikan bahwa ia masih istirahat. Setelah bangun tidur baru ia makan siang.

Mendengar jawaban Romo, karyawan pastoran tadi istirahat tidur siang.

Sekitar pukul 14.30 Wita,  Romo Jonsy bangun lalu meminta bantuan kepada karyawan pastoran, Foni Ejos untuk membuatkan minuman temu lawak (ramuan kunyit dan gula merah).

Selanjutnya Romo minum ramuan tersebut sembari memberitahukan karyawan Pastoran  bahwa Romo sudah muntah sebanyak dua kali.

Setelah Romo Jonsy minum ramuan temulawak, Romo meminta bantuan lagi kepada karyawan Pastoran Yohana Foni Ejos untuk buatkan minuman air hangat  dicampur dengan minyak Nona Mas.

Setelah itu Romo Jonsi muntah lagi dan meminta bantuan kepada karyawan tersebut  untuk mengantar Romo ke toilet,  tetapi Romo tidak keluar wc-nya.

Selanjutnya Romo Jonsy meminta bantuan kepada karyawan Pastoran tadi untuk memgambilkan minyak kayu putih lalu menggosokannya  pada bagian perut.

Setelah itu  Romo Jonsi masuk ke dalam kamar untuk berbaring. Tak lama kemudian, Romo bangun lagi  jalan-jalan di sekitar rumah Pastoran.

Romo Jonsi kemudian berbaring di kursi sofa di belakang rumah  pastoran. Romo kemudia meminta bantuan karyawan pastoran tadi untuk memiijit tanggannya dan mengambil obat ramuan barak, terbuat dari tepung dan daun.

Selanjutnya Romo Jonsy memegang jari karyawan pastoran itu kemudian dimasukan ke dalam mulut  Romo sambil mengepalkan tangan kirinya dengan kuat.

Saat itu dari mulut Romo mengeluarkan busa dan matanya memutih. Dalam kondisi seperti itu, Romo lalu meminta karyawan pastoran tadi agar duduk di sampingnya seraya berkata, ” Duduk sini sudah, saya mau mati,” ujar Romo Jonsy.

Melihat kondisi Romo seperti itu, karyawan pastoran tadi berteriak sehingga orang-orang yang sedang berada di dalam Gereja datang ke Pastoran kemudian membawa Romo ke Puskesmas Waning sekitar pukul 16.00 Wita.

Ketua Dewan Pastoral Paroki Waning, Fransiskus Sales Sarjoni belum memberikan penjelasan detail terkait peristiwa duka yang menyedihkan ini. Saat kejadian ini, ia tidak berada di tempat dan pagi ini baru tiba di Waning.

“Coba minta ke pak Aman, karena saya TDK ada di tempat kemarin dan sekarang baru tiba”, jawab Fransiskus ketika dikonfirmasi via Whatsapp.

Rundown Acara Kedukaan Romo Jonsy

Pukul 11.00 Wita, Misa  Requem di Gereja Paroki Waning dipimpin oleh Romo Vikep Labuan Bajo.

Pukul 14.00 Wita, jenazah diberangkatkan dari Paroki Waning ke Ruteng.

Pukul 15.00 Wita persiapan penerimaan jenazah di Ruteng.

Pukul 15.30 Wita, Ibadat penerimaan jenazah di Gereja Katederal lama.

Pukul 16.00 Wita, jenazah disemayamkan di Gereja Katederal lama.

Pukul 20.00 Wita Tuguran

Selasa 22 Oktober

Pukul 08.00-09.00 Wita, persiapan Misa Requem.

Pukul 09.00-10.30  Wita, Misa Requem.

Pukul 10.30-11.30 Wita, jenazah diantar menuju Pekuburan Unio Kuwu.

Pukul 12.30 Wita, Makan siang di rumah Unio Kuwu. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *