Kupang | Okebajo.com | Fransiskus Xaverius Lara Aba adalah wajah baru di panggung politik Nusa Tenggara Timur (NTT). Pria yang akrab disapa Frans Aba ini mencuat dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT 2024 mendatang.
Doktor di bidang ekonomi ini berikhtiar untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat NTT.
Bukan tanpa alasan, Frans Aba menilai SDM merupakan faktor utama dalam suksesnya pembangunan suatu daerah.
“Telah menjadi pengetahuan umum bahwa kunci keberhasilan suatu rencana pembangunan sangat ditentukan oleh faktor kualitas sumber daya manusia yang mengelolanya,” kata Frans Aba dalam keterangan persnya belum lama ini.
Dalam pengamatannya, perbandingan antara jumlah penduduk yang terampil dan yang tidak terampil di NTT masih terlalu besar. Padahal, ada penambahan jumlah tamatan setiap tahun di NTT.
Lima tahun terakhir, kata Frans Aba, sekitar 30 ribu hingga 50 ribu orang menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. Tapi jumlah lulusan ini tidak signifikan memperbaiki mutu hidup orang NTT.
Sebaliknya, lulusan baru malah menambah angka pengangguran.
“Jelas bahwa pendidikan yang ada sungguh menonjolkan ijazah. Seharusnya pendidikan harus melahirkan tamatan yang terampil dan punya keahlian di suatu bidang.
Tenaga terampil langka di NTT
Frans Aba mengatakan, tenaga terampil masih langka di NTT. Karena itu membutuhkan pengorbanan demi melahirkan SDM yang berkualitas.
Upaya itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun pembangunan membutuhkan upaya yang kuat.
“Masyarakat perlu disadarkan bahwa pembangunan seperti yang didambakan hanya akan berhasil melalui pengorbanan dan kerja keras seluruh rakyat,” tandasnya.
Selain pengembangan SDM, Frans Aba menggarisbawahi pentingnya kerja sama dalam membangun daerah. Semua pihak mesti berkepentingan dalam memajukan daerah ini.
Menurut Frans Aba, pemimpin punya tugas untuk menggerakkan agar semua lini bekerja dan saling menopang.
“Saya yakin bila semua bekerja dengan porsinya masing-masing maka ekonomi NTT akan maju. Saya yakin orang NTT bisa mengejar ketertinggalan dari provinsi lain di Indonesia,” ujarnya.
Tamatan Unwira Kupang ini mengatakan masyarakat mesti diberi motivasi untuk membangun diri.
Dalam konteks ekonomi, warga didorong untuk mandiri (ekonomi mikro). Bila itu sukses, otomatis ekonomi makro akan bergerak ke arah yang positif.
Ia percaya orang NTT bisa bekerja keras untuk mandiri dan memajukan daerah ini.
“Yang perlu adalah memberi motivasi ditunjang degan stimulus yang memadai berupa modal kerja, saya percaya semua orang bisa melakukan itu,” pungkasnya. *