Labuan Bajo | Okebajo.com | Ketua Dewan Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens bersama Pengamat Politik Timur Tengah, H. Sa’ud Ahmad menyambangi SMAK St.Ignatius Loyola Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Kunjungan kedua tokoh nasional itu untuk berdialog tentang wawasan nasionalisme bersama ratusan pelajar dan civitas academika SMAK Loyola yang berlangsung di d’ AJ Hall SMAK St.Ignatius Loyola Labuan Bajo, Kamis, 15 Juni 2023.
Dalam forum dialog ini Boni Hargens memotivasi siswa/i untuk belajar lebih giat. Boni Hargen memotivasi para siswa dengan sharing pengalamannya dan riwayat pendidikannya.
Boni Hargens juga menekankan generasi bangsa yang berpengharapan, berprestasi, bermoral dan berwawasan nasionalis serta menghargai nilai-nilai keberagaman.
Rawatlah mimpimu
“Kalau mau jadi orang, kalian harus merawat mimpi. Rawatlah mimpi kalian. Untuk yang tinggal di asrama, kalau teman kamu bangunnya susah, kamu tanya dulu mimpinya apa. Kalau dia mimpi jadi orang sukses jangan dibangunin. Kalau dia mimpi jadi orang susah, bangunan cepat-cepat, siram pakai air. Merawat mimpi kamu, siapapun kamu. Kamu bisa menjadi siapa saja,” ungkap Boni Hargens.
Boni Hargens menjelaskan, merawat mimpi artinya harus punyai pengharapan.
Pengharapan itu hanya lahir dan hidup dari sumbernya, yaitu dari Tuhan sendiri.
“Apapun agamamu, kamu harus rajin berdoa. Kalau kita tidak punyai dasar moral, kita kehilangan tujuan. Percaya saja,” kata alumni SMAK Loyola Labuan Bajo itu.
“Tapi kalau ekonomi yang menjadi hambatan, jangan takut. Saya bayar kuliah sendiri cuma satu semester. Karena mulai semester II, UI membebaskan saya dari uang kuliah karena prestasi,” kenang Boni Hargens di hadapan para pelajar SMAK Loyola.
Nyaman di tengah perbedaan
Tidak hanya tentang pengharapan, prestasi akademik dan bermoral. Ia juga menekankan perihal wawasan keindonesiaan dalam keberagaman.
Kata Dia, kita harus punyai gambaran besar, kita mau jadi apa. Kita harus bisa mengambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Minimal di dalam pikiran, kita sudah sehat. Di dalam pikiran, kita orang baik. Di dalam pikiran, kita harus bisa jadi orang Indonesia,” tegasnya.
“Cirinya di mana? Kita nyaman dengan berbeda. Kalau ada teman kamu yang salad. Kalau ada teman kamu yang ke Wihara, Kamu harus merasa nyaman bahwa dia berbeda dengan kamu, Kalau kamu sudah merasa nyaman dengan itu, kamu sudah bisa menjadi orang Indonesia yang toleran,” tandasnya
Kepala SMAK St. Ignatius Loyola, P. Agustinus Susanto Naba, SVD (Pater Gusti) dalam sambutannya menjelaskan bahwa SMAK Loyola Labuan Bajo berusia 40 tahun (Pancawindu).
Dalam usianya yang ke-40 tahun, SMAK Loyola sudah menamatkan 4.749 alumni dan 8.514 siswa yang pernah mendaftar di sekolah ini.
“Para alumni SMAK Loyola Labuan Bajo sudah berkarya ke seluruh pelosok tanah air. Tidak sedikit pula yang bekerja di luar negeri,” kata Pater Gusti.
Pater Gusti mengatakan bahwa siswa/i SMAK saat ini tidak hanya beragama Katolik, tetapi ada juga siswa yang beragama Muslim dan Hindu.
“Inilah praktik nasionalisme yang bisa kami terapkan di sekolah ini,” ujar Pater Gusti dalam sambutannya. *
Jangan lupa baca berita menarik dari Oke Bajo di Google News