Labuan Bajo | Okebajo.com | Jumlah kunjungan yang terus meningkat di Kawasan Taman Nasional Komodo telah memberikan angin segar bagi pariwisata di Labuan Bajo. Namun, di balik tren positif ini, masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki untuk mencapai pariwisata Labuan Bajo yang aman, nyaman, berkualitas, dan berkelanjutan.
Dalam sorotan awal, perhatian tertuju pada peningkatan kualitas sarana dan prasarana serta kuantitas dan kualitas SDM para Naturalist Guide.
Beberapa pelaku wisata di Labuan Bajo, seperti @risnohardi dan @fidel_travel_bajo, telah menyuarakan kekecewaan mereka terhadap fasilitas yang stagnan dan kualitas pelayanan Naturalist Guide yang harus ditingkatkan. Sorotan lain juga mencakup kurangnya jumlah Naturalist Guide yang memadai.
Namun, manajemen PT. Flobamor memberikan tanggapan yang kuat terhadap kritik ini.
Seperti halnya berkaitan dengan kondisi dermaga yang rusak, mereka menyatakan bahwa telah melakukan perbaikan pada dermaga yang rusak tersebut di Pulau Padar. Selain itu mereka berencana untuk melibatkan pemerintah desa dalam mengatur keluar masuk kapal wisata dan mooring kapal.
“Perbaikan dermaga yang rusak sedang dikerjakan. Pengaturan keluar masuk kapal rencananya akan kerjasama dengan pemerintah desa sehingga desa juga bisa memiliki pendapatan dari mooring kapal” ujar Abner selaku Direktur Ops PT. Flobamor, Selasa (11/09).
Tidak hanya itu, PT Flobamor juga akan mengadakan pelatihan rutin untuk meningkatkan kemampuan SDM para Naturalist Guide, terutama dalam berbahasa Inggris, untuk memastikan pengalaman wisatawan yang lebih baik. Mereka juga berencana untuk mengatur kunjungan dengan pembatasan kuota agar tidak terjadi penumpukan wisatawan dan untuk menjaga kualitas pelayanan.
“Dalam waktu dekat akan ada pelatihan rutin terkait peningkatan skill dan kualitas SDM para Naturalis guide, khususnya kemampuan bahasa inggris. Ini memang sudah jadi perhatian kami” sebutnya.
Sementara itu, PT Flobamor terus berkomitmen untuk menjaga konservasi di Kawasan Taman Nasional Komodo dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Mereka menegaskan bahwa mereka telah memenuhi kewajiban mereka sesuai dengan perjanjian kerjasama dengan BTNK.
Mengomentari banyaknya permintaan terkait penambahan jumlah Naturalis guide disaat musim ramai, Abner menyebutkan bahwa satu satunya cara efektif dalam mengatur jumlah kunjungan agar tidak terjadi penumpukan wisatawan pada satu spot wisata yakni melalui pembatasan kunjungan.
Selain mempermudah pengawasan dan pendampingan, pengaturan kuota bagi wisatawan tentu akan memberikan kenyamanan bagi para wisatawan saat melakukan aktivitas wisata baik di Loh Liang maupun Pulau Padar.
Berangkat dari pengalaman yang ada, tanpa adanya pembatasan kunjungan akan berdampak pada berkurangnya kualitas pelayanan dan pendampingan bagi wisatawan. Selain itu adanya penumpukan wisatawan tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi para wisawatan.
“Satu – satunya cara ya gunakan aplikasi, diatur batas kunjungan, termasuk jam kunjungan. Kalau sudah diatur, otomatis tamu akan datang sesuai dimana waktunya ada slot untuk berkunjung. Jika slotnya sudah penuh, misalnya sehari hanya maksimal 1000 orang, ya sudah, cukup 1000 orang. Tamu ke 1001 dan seterusnya digeser untuk hari berikut.” Paparnya.
Abner juga menegaskan bahwa didalam upaya memastikan keberlangsungan konservasi dalam Kawasan Taman Nasional Komodo pihaknya terus menjalin komunikasi dan kerja kolaborasi dengan berbagai pihak.
Selain itu, PT Flobamor sendiri sebutnya sedari awal telah memiliki komitmen yang penuh dalam memenuhi semua kewajiban dalam perjanjian kerjasama bersama BTNK dalam upaya menjaga keberlangsungan konservasi di Taman Nasional Komodo. **