Wisata Seribu Air Terjun, Lestarikan Alam Kita

Avatar photo

Okebajo.com, – Desa wisata Wae Lolos terletak di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Manggarai Barat (2020) luas wilayah Desa Wae Lolos mencapai 12,1 km2 dan wilayahnya berada pada ketinggian lebih dari 700 dari permukaan laut. Jarak dari Labuan Bajo ke Desa Wae Lolos mencapai 32 km yang dapat ditempuh selama 1 jam menggunakan kendaraan. Mayoritas warga Desa adalah petani, tersebar di empat Kampung/Dusun ; Langgo, Rangat, Tembel dan Ndengo.

Pada tahun 2020, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat era kepemimpinan Bupati Agustinus CH. Dula menetapkan Desa Wae Lolos bersama 67 Desa lainnya menjadi Desa Wisata (Keputusan Bupati Manggarai Barat Nomor : 27/KEP/HK/2020 Tentang Perubahan Keputusan Bupati Manggarai Barat Nomor : 90/KEP/HK/2019 Tentang Penetapan Desa Wisata di Kabupaten Manggarai Barat pada tanggal 23 Januari 2020).

Desa wisata Seribu Air Terjun

Desa Wae Lolos sudah memiliki branding pariwisatanya sebagai “Desa Seribu Air Terjun”. Branding tersebut berdasarkan topografi wilayahnya yang berada pada dataran tinggi. Desa ini memiliki banyak air terjun yang tersebar di empat bentangan sungai ; Wae Langgo, Wae Reha, Wae Lolos dan Wae Meti.

Air terjun Cunca Lolos berada di sungai Wae Lolos. Air terjun Cunca Meleng, Cunca Plias 1, Cunca Plias 2, Tiwu Galong, Kolam di atas awan, Cunca Ri’i, Cunca Liang Langgo 1 Cunca Liang Langgo 2, Cunca Wene, Cunca Wongka/Niki berada di sungai Wae Langgo.

Air terjun yang berada di sungai Wae Reha, yaitu Cunca Wae Reha dan belasan air terjun lainnya serta Cunca Wae Meti.

Selain air terjun, lanscape bukit Toto Ninu, perkampungan adat Rangat hingga sumber air panas Wae Lua di dusun Ndengo, juga menjadi destinasi favorit para wisatawan.

Desa wisata “Seribu Air Terjun” Wae Lolos jadi rekomendasi yang sangat cocok untuk Anda berlibur bersama keluarga. Menikmati pemandangan yang memanjakan dan menyegarkan mata, hati dan pikiran Anda. Tidak hanya itu. Wisatawan juga bisa melakukan banyak aktivitas petualangan lainnya, healing, trekking, hiking, camping dan lain-lain.

Wisatawan yang berwisata ke Desa ini adalah mereka yang ingin healing, melepas kepenatan di tengah kesunyian alam pegunungan yang menyajikan sejuta pesona.

Kebutuhan wisatawan untuk bepergian ke Desa ini tidak hanya mengeksplorasi keindahan alam, tetapi juga menemukan berbagai venue untuk bersantai. Spot wisata liburan paling tepat melarikan diri sejenak dari stres, hiruk-pikuk kehidupan di kota.

Makna berwisata ke Desa seribu air terjun ini menjadi lebih dalam. Berwisata sebagai bentuk perawatan diri. Momen tepat permenungan diri. Menenangkan diri seraya refleksi diri, dan menjadi “me time” yang sangat bernilai serentak berkesan. Artinya tidak hanya sekadar menjadi aktivitas untuk melihat spot-spot baru seperti berwisata ke destinasi lainnya di Labuan Bajo.

“Berada di sini serasa berada di taman firdaus. Berbeda sekali dengan spot-spot wisata yang telah kami kunjungi di Desa wisata lainnya yang berwisata hanya untuk berekreasi semata”, ujar pak Suwanto, seorang wisatawan domestik asal Bogor belum lama ini.

Bagaimana tidak. Sekali berkunjung, Anda dapat menikmati pesona seribu air terjun dalam satu bentangan alam. Air yang mengalir jernih dari alam pegunungan membentang hijau. Memesona, asri, dan instagramabel. Masing-masing spot yang ada di sana memiliki daya pikat dan daya jelajah yang menyenangkan.

Lestarikan !

Kendati demikian, potensi wisata alam yang ada di Desa Wae Lolos bukan hanya untuk kita generasi hari ini. Kekayaan alam ini adalah warisan leluhur yang perlu kita wariskan/titipan untuk generasi anak cucu kita ke depan.

Kita perlu bersyukur dan berterima kasih kepada keagungan dan kemuliaan Tuhan menyediakan bagi kita, alam dengan segala ekosistemnya yang memesona.

Kita juga perlu bersyukur dan berterima kasih kepada leluhur dan generasi sebelumnys. Bahwa kita masih diberi waktu untuk menikma warisan kekayaan alam ini yang mereka titipkan untuk kita nikmati hari ini.

Untuk itu, kita pun memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama ; menitipkan kekayaan alam ini kepada anak dan cucu kita, generasi kita yang akan datang.

Menyadari hal ini dan demi kerberlanjutan dan kesinambungan kekayaan alam beserta ekosistemnya, maka sudah menjadi keharusan bagi kita untuk melestarikannya. Kita bersama-sama menjaga, merawat dan melestarikan warisan kekayaan alam ini dengan gerakan atau aksi nyata. Bukan dengan cara membual atau omong-omong. Kita perlu melakukan reboisasi atau penghijauan kembali (konservasi) kawasan dan bentang alam Puar Langgo.

Untuk apa ?

Pertama, sumber air yang mengalir ke beberapa kali/sungai (Wae Langgo, Wae Reha dan Wae Lolos) bersumber dari kawasan Puar Langgo dan sekitarnya.

Kedua, air minum untuk kehidupan kita setiap hari bersumber dari bentang alam Puar Langgo.

Ketiga, semua potensi wisata alam yang kita banggakan hari ini (Seribu Air Terjun), juga bersumber dari kawasan yang sama.

Kebanggaan kita bersama akan keindahan potensi wisata alam ini menjadi sia-sia belaka jika kita terus mengekploitasi (menebang pohon tiap hari) demi alasan apapun. Pesona wisata alam ini akan menjadi hambar tak berguna bagi kita jika sumber air mengering atau debitnya terus mengalami kemerosotan tiap tahun.

Air terjun cunca Meleng, cunca Plias, Tiwu Galong, Kolam di atas awan, cunca Ri’i, cunca Liang Langgo, cunca Wongka, cunca Wae Reha, Cunca Lolos hanya menjadi lukisan alam yang hampa makna bila tak ada air yang mengalir.
Keempat, udara bersih, hawa sejuk segar yang kita nikmati secara gratis saat ini juga bersumber dari bentang alam ini.

Kelima, ekosistem pertanian atau perkebunan yang kita garap saban hari juga sangat berdampak buruk secara signifikan apabila kita lalai atau tidak melestarikan hutan Puar Langgo kini dan nanti.

Ayo tanam pohon sekarang

Karena itu, saya mengajak kita semua, marilah…datanglah…Kita bergotong-royong merawat alam dengan segala ekosistem yang ada dengan aksi dan cara nyata ; tanam pohon. Siapa lagi kalau bukan kita. Kapan lagi kalau bukan sekarang.

Berapa jenis anakan pohon telah tersedia berkat kerja sama kita dengan Pemkab Manggarai Barat, dalam hal ini Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Kabupaten Manggarai Barat dan Persemaian modern Labuan Bajo, Senin, 22 Januari 2024.

*) Robert Perkasa, Koordinator Pengelola wisata Seribu Air Terjun Desa Wae Lolos.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *