Labuan Bajo, Okebajo.com – Ketua DPD PAN Manggarai Barat, Marselinus Jeramun, SE, mengajak masyarakat Manggarai Barat untuk memilih pemimpin yang benar-benar berkomitmen dan telah membuktikan kesediaannya berkorban demi daerah, menjelang Pilkada Manggarai Barat pada 27 November 2024. Jeramun menyampaikan pesan ini dalam kampanye terbatas pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat, Mario-Richard, yang digelar di Kampung Lancang, Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo pada Senin, 28/10/2024.
Jeramun menggarisbawahi pentingnya mencari pemimpin yang peduli dan siap bekerja keras demi perubahan nyata bagi Manggarai Barat, bukan sekadar memberikan janji manis.
“Daerah kita ini memang luar biasa, segala macam potensi, kekayaan alam yang sampai akhirnya juga Bank dunia ikut juga memberikan perhatian kepada daerah kita ini. Jadi jalan yang ada di depan ini (sembari menunjuk jalan hotmix jalur Lancang-Seraenaru) adalah jalan dari Bank dunia. Rp144 Miliar anggaran untuk pekerjaan jalan ini sumbernya dari Bank dunia. Tentu kita bertanya kenapa bank dunia mau bangun jalan ini? Kenapa orang luar peduli dengan kita? Jawabannya karena memang mungkin kita tidak bisa urus padahal kita punya kekayaan yang luar biasa, punya potensi yang luar biasa,” katanya.
Ia juga menyoroti janji pemerintah sebelumnya yang tak sepenuhnya terealisasi. Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Manggarai Barat pada 2026 diproyeksikan mencapai Rp1,2 triliun. Namun, hingga saat ini, PAD baru berada di angka Rp190an miliar.
“Bahkan pemerintahan yang sekarang ini memprediksikan dan menetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Mengah Daerah (RPJM), pendapatan asli daerah (PAD) kita sekarang itu seharusnya di angka 17 Miliar. Pada tahun 2026 di RPJMD-nya di angka Rp1,2 Triliun. Itu adalah janji seorang bupati yang tertuang dalam buku resmi Perda tentang RPJMD,” jelas Jeramun
“Awalnya mimpinya besar, tapi realisasinya kecil. Kita tertipu. Ini menjadi bukti bahwa esensi pilkada adalah kesempatan mencari pemimpin yang bisa membangun daerah,” tambah Jeramun.
Ia juga menyoroti permasalahan klasik: daerah yang kaya akan sumber daya alam namun terlihat stagnan dalam perkembangan.
“Banyak orang datang menikmati keindahan dan potensi alam kita. Revitalisasi batu cermin, revitalisasi puncak Waringin, perpanjangan bandara, dermaga multi purpose, revitalisasi pulau rinca dan lainya, tetapi tidak pernah berpikir bagaimana saya punya warga agar bisa pergi melihat komodo di pulau Rinca. Pertanyaannya apakah kita kemudian hanya mau melihat untuk saudara-saudara kita yang datang dari luar. Tentu jawabannya tidak,” katanya.
Menurut Jeramun, kondisi stagnan ini terjadi karena daerah “salah urus atau diurus oleh orang yang salah.”
“Sehingga kesimpulan saya bahwa dengan lugas saya sampaikan bahwa memang suatu daerah itu kurang maju atau tidak berkembang dan tidak mengikuti gerak perubahan kemajuan maka ada di saja kesimpulannya yaitu pertama SALAH URUS, kedua DIURUS OLEH ORANG YANG SALAH,” ujarnya
Oleh sebab itu, ia mengajak masyarakat menggunakan kesempatan Pilkada ini untuk memilih pemimpin yang sudah terbukti rela berkorban demi rakyat.
“Inilah kesempatan kita untuk mencari orang yang tepat untuk bisa mengurus kita 5 tahun ke depan. Siapa itu? (Disambut dengan terikan massa pendukung yang hadir dengan menjawab “Mario-Richard”. Nomor berapa? (Nomor 1 teriakan massa pendukung),”
Mario-Richard: Figur Pemimpin yang Berkorban
Dalam pandangannya, pasangan Mario-Richard telah menunjukkan integritas dan pengorbanan untuk maju sebagai calon pemimpin Manggarai Barat. Pak Richard Sontani calon wakil bupati kita misalnya, dia itu ASN. Berbagai jabatan sudah ia duduki bahkan daerah menyekolahkan dia untuk ambil S2 dengan tujuan suatu saat akan menjadi seorang pemimpin. Lagi 23 tahun ia pensiun amun, ia memilih untuk melepas karier aman demi mengabdi lebih luas bagi masyarakat Manggarai Barat.
“Dan saya berpikirnya begini, kalau kemudian ilmu yang saya dapat, kemampuan yang saya miliki, pengalaman yang sudah saya jalankan lalu penerapan dan aplikasinya tidak sejalan dengan itu maka untuk apa saya pegang jabatan itu. Sehingga saya pasti lepas itu jabatan. Saya harus berbuat lebih baik untuk daerah ini karena memang saya tau caranya. Jadi pak calon wakil ini mengorbankan 23 tahun kedepan untuk mengambil peran ini demi rakyat Manggarai Barat,” ungkapnya
Sementara itu, Mario Pranda, calon Bupati, juga meninggalkan posisi strategis sebagai anggota DPRD terpilih dari dapil 3 yang telah diperolehnya dengan suara terbanyak pada Pileg 2024. Sebagai pemegang suara terbanyak, Mario berpeluang besar menjadi Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat dengan gaji hampir Rp60 juta per bulan, lengkap dengan fasilitas dinas. Namun, ia memilih melepaskan itu semua untuk berjuang demi perubahan di Manggarai Barat.
“Keduanya sudah menunjukkan bahwa mereka rela berkorban demi masyarakat. Mereka meninggalkan kenyamanan dan stabilitas demi bersama-sama memajukan daerah ini. Maka kita harus cari pemimpin yang sudah berkorbanbdan jangan memilih pemimpin yang hanya mau mencari korban. Dan kita semua tahu bahwa selama ini ada begitu banyak yang sudah menjadi korban karena kebijakan pemerintah. Salah satu contohnya adalah kebijakan Pemecatan Tenaga Kontrak Daerah dan pemotong upah tenaga kerja,” tutup Jeramun
Di akhir orasinya, Jeramun mengajak masyarakat untuk hadir di TPS pada 27 November 2024 dan memilih pasangan nomor 1, Mario-Richard, yang telah rela berkorban demi Manggarai Barat yang lebih baik.