Labuan Bajo, Okebajo.com – Di tengah geliat pariwisata bahari yang terus tumbuh pesat di Labuan Bajo, keamanan dan keselamatan wisatawan menjadi prioritas utama. Itulah yang mendorong personel Satuan Polisi Perairan dan Udara (Sat Polairud) Polres Manggarai Barat untuk rutin menyambangi kapal-kapal wisata yang bersandar di Pelabuhan Waterfront Marina, Selasa (10/6/2025) pagi.
Dengan mengenakan seragam khas perairan, para anggota Sat Polairud menyusuri dermaga, menyapa kapten kapal dan anak buah kapal (ABK), sembari melakukan pemeriksaan terhadap aspek keselamatan pelayaran. Bukan sekadar rutinitas, patroli ini adalah bentuk komitmen kuat Kepolisian Resor Manggarai Barat untuk menjaga citra Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas yang aman dan terpercaya.
“Kegiatan ini bagian dari edukasi kepada para nahkoda dan ABK tentang pentingnya menjaga keselamatan pelayaran, terutama dalam hal kapasitas muatan dan kelengkapan alat keselamatan,” ujar Kasi Humas Polres Mabar, Ipda Hery Suryana, saat dikonfirmasi media.
Dalam patroli kali ini, kapal-kapal wisata jenis Pinisi menjadi perhatian utama. Kapal kayu tradisional yang sudah dimodifikasi ini memang paling populer digunakan wisatawan untuk menjelajah destinasi memesona di Taman Nasional Komodo, seperti Pulau Padar, Pulau Komodo, dan Pantai Pink.
“Kami memastikan tidak ada kapal yang memuat penumpang atau barang melebihi kapasitas. Selain itu, pelampung atau life jacket wajib tersedia dan digunakan, terutama saat wisatawan naik dan turun dari kapal,” jelas Ipda Hery.
Hasil patroli menunjukkan situasi berjalan lancar dan kondusif. Para pelaku usaha kapal disebut sangat kooperatif, menyambut baik kehadiran petugas, bahkan terlibat aktif dalam proses pemeriksaan.
“Tidak ditemukan pelanggaran. Semua sesuai prosedur. Ini menunjukkan bahwa kesadaran keselamatan semakin tumbuh di kalangan pelaku wisata,” tambahnya.
Namun, keselamatan pelayaran bukan satu-satunya perhatian. Dalam kesempatan tersebut, petugas juga memberikan imbauan agar dokumen kapal dilengkapi sebelum berlayar. Tak kalah penting, ketersediaan kotak P3K serta kewaspadaan terhadap perubahan cuaca juga menjadi sorotan.
Lebih lanjut, Sat Polairud juga mengingatkan tentang bahaya tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang bisa saja menyusup dalam aktivitas wisata laut. Para kapten dan ABK diminta segera melapor jika menemukan indikasi mencurigakan.
“Kami tidak hanya melindungi wisatawan, tapi juga menjaga masyarakat pesisir dari potensi kejahatan lintas laut. Ini tanggung jawab bersama,” tegas Ipda Hery.
Ia menambahkan, keberhasilan pengawasan ini tak lepas dari sinergi yang dibangun antara aparat kepolisian dan para pelaku wisata. Mereka dianggap sebagai mitra strategis yang bersentuhan langsung dengan wisatawan.
“Labuan Bajo adalah wajah pariwisata Indonesia. Keamanannya harus dijaga bersama, agar tetap menjadi kebanggaan dan destinasi unggulan dunia,” tutupnya.