Labuan Bajo, Okebajo.com — Di balik isu yang sempat mencuat terkait bau tak sedap, PT Triputra Surya Sentosa justru memperlihatkan wajah positif dunia peternakan di Kabupaten Manggarai Barat. Peternakan ayam petelur yang beroperasi di Translok, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo ini hadir bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan telur konsumsi di wilayah Manggarai Barat, tetapi juga untuk menciptakan peluang kerja dan mendukung ekonomi masyarakat sekitar.
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas Peternakan menunjukkan respons cepat terhadap isu lingkungan. Kepala Dinas Peternakan, Abidin, menyebut pihaknya langsung turun tangan ke lokasi begitu mengetahui adanya pemberitaan soal keluhan warga. Hasil peninjauan menunjukkan, secara umum kandang dikelola dengan baik dan bersih.
“Di lokasi, kandang 1 dan 2 bersih. Memang kami sarankan agar kebersihan kandang 3 lebih diperhatikan. Kami juga merekomendasikan penggunaan probiotik seperti EM4 untuk mendukung pengelolaan limbah secara ramah lingkungan,” ujar Abidin, Jumat (13/6/2025).
EM4 atau Effective Microorganisms adalah cairan berisi mikroorganisme baik yang berfungsi mempercepat dekomposisi kotoran ayam, menekan bau, dan menjaga lingkungan tetap sehat. Inovasi ini bukan hanya menguntungkan usaha, tetapi juga menjadi bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjaga kenyamanan warga sekitar.
Hingga kini, pihak peternakan rutin membersihkan kotoran 5–6 kali sebulan, lalu mengemasnya dalam karung untuk dibagikan secara gratis kepada warga yang memanfaatkannya sebagai pupuk organik.
“Kami tidak mau ada limbah yang terbuang sia-sia. Kotoran ayam ini kami berikan kepada warga yang membutuhkan untuk pembuatan pupuk. Ini salah satu bentuk kepedulian kami,” jelas Andre, penanggung jawab peternakan.
Peternakan ayam petelur yang berdiri sejak 2023 ini bukan hanya hadir untuk bisnis semata. Andre menuturkan, peternakan ini lahir dari keprihatinannya atas ketergantungan Labuan Bajo pada pasokan telur dari luar daerah. Kini, usaha ini mampu memenuhi sebagian kebutuhan lokal sekaligus membuka lapangan kerja.
“Dari 8 karyawan, 6 orang adalah warga Translok. Mereka, kami latih mulai dari cara merawat ayam, membersihkan kandang, hingga mengelola limbah,” katanya.
Carles, salah satu karyawan yang sebelumnya menganggur, mengaku bersyukur mendapat pekerjaan tetap.
“Dulu saya tidak punya pekerjaan. Sekarang, saya bisa membantu ekonomi keluarga. Bahkan teman kami yang tunawicara juga diberi kesempatan bekerja di sini,” tuturnya.

Lingkungan Tetap Nyaman, Aktivitas Warga Normal
Hasil pantauan langsung Okebajo.com di lapangan pada Jumat (13/6) menunjukkan tidak ada indikasi bau menyengat, baik di sekitar kandang maupun di Masjid dan Pasar Translok yang sebelumnya disebut terdampak. Aktivitas warga berjalan normal, jemaah beribadah dengan tenang.
“Kami belum pernah terima keluhan langsung dari warga soal bau. Kalau di dalam kandang wajar ada bau, tapi untuk sampai ke rumah warga, tidak ada,” kata Marizal, kepala kandang yang bertanggung jawab atas operasional.
Keberadaan PT Triputra Surya Sentosa di Translok menjadi contoh usaha peternakan yang mengutamakan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara seimbang. Dengan komitmen pada inovasi pengelolaan limbah, penciptaan lapangan kerja, dan transparansi kepada pemerintah serta masyarakat, peternakan ini diharapkan terus berkembang menjadi salah satu penopang ketahanan pangan lokal di Manggarai Barat. **