Labuan Bajo, Okebajo.com – Turnamen Bola Voli Bupati Cup II Manggarai Barat 2025 kembali menuai sorotan tajam publik. Alih-alih menjadi ajang sportivitas, turnamen bergengsi ini justru diwarnai kericuhan pada semifinal antara AWSTAR melawan Kobar, menyusul dugaan adanya permainan kotor panitia.
Kisruh bermula ketika tim AWSTAR menemukan kejanggalan dalam daftar pemain Kobar. Klub asal Labuan Bajo itu diduga mendaftarkan lebih dari kuota yang ditetapkan, bahkan memasukkan pemain dari luar NTT melebihi batas tiga orang.
“Mereka menolak menunjukkan KTP asli. Itu jelas ada yang ditutupi. Kami sudah kantongi lima nama yang semuanya bukan warga Manggarai Barat maupun NTT,” ungkap Fitalis, Manajer AWSTAR.
Menurut Fitalis, sikap panitia yang terkesan membiarkan pelanggaran Kobar menimbulkan kecurigaan serius. Ia bahkan menduga ada praktik sogok-menyogok di balik kelonggaran aturan tersebut.
“Kalau panitia bersih, mestinya langsung diskualifikasi. Tapi kalau sampai dibiarkan, wajar publik menduga panitia sudah ‘masuk angin’. Kalau ini benar, sangat memalukan. Wibawa Bupati ikut runtuh gara-gara ulah panitia,” tegasnya.
Bukan Kasus Pertama
Dugaan manipulasi pemain oleh Kobar ternyata bukan kali pertama diprotes. Pada babak 8 besar, tim RNR memilih walk out setelah merasa dirugikan oleh kelonggaran panitia terhadap pelanggaran kuota pemain Kobar.
Berulangnya kasus serupa membuat publik kian yakin ada permainan uang yang melibatkan panitia.
“Kalau tidak ada sogokan, mustahil aturan dilanggar berkali-kali tapi tidak ada sanksi,” Kata Fitalis.
Menjawab protes tim-tim peserta, panitia akhirnya mempertegas aturan yang sudah disepakati sejak pertemuan tim 8 besar. Beberapa di antaranya: pemain wajib menunjukkan KTP asli, nomor punggung harus sesuai album, hingga larangan tip langsung kecuali saat pergantian set.
Namun, bagi sebagian besar penonton dan peserta, langkah itu sudah terlambat. Dugaan sogokan yang menyeret nama panitia dinilai telah merusak marwah turnamen yang membawa nama besar Bupati Manggarai Barat. **