Borong, Okebajo.com – Arnoldus Nabur, Kepala Sekolah Dasar Negeri Inahasa yang berlokasi di Hedok, Dusun Watu Hedok, Desa Satar Punda Barat, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, kini mulai dikejar oleh para orangtua siswa.
Bukan tanpa alasan, Arnoldus, kabarnya dikejar para orangtua siswa lantaran dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) tidak disalurkan hingga ke tangan siswa bersangkutan.
Orangtua lalu mempertanyakan alasan mengapa kepsek Arnoldus tidak mencairkan uang itu, ataukah uangnya sudah dicairkan namun kepsek Arnoldus sengaja tidak memberikannya kepada siswa penerima bantuan.
Benar saja, pertanyaan orangtua itu menguat lantaran buku rekening PIP siswa sasaran diakui jika seutuhnya masih terkumpul di tangan kepsek Arnoldus itu sendiri.
Bahkan, buku rekening sebanyak 11 orang siswa sekolah yang saat ini sudah duduk di bangku SMP, diakui ikut menjamur di tangan kepsek Arnoldus.
Pengakuan orangtua siswa
Menjamurnya buku rekening di tangan kepsek Arnoldus memicu para orangtua berani menelusuri ada tidaknya dana bantuan PIP masuk ke rekening atasnama anak-anak mereka.
Para orangtua lalu meminta buku rekening itu ke kepsek Arnoldus, lalu mengeceknya dengan mendatangi para petugas Bank BRI secara diam-diam.
“Tahun lalu sekitar bulan April atau Mei saya ke Bank membawa buku rekening untuk mengecek uang PIP anak saya yang masuk. Dapat anak saya pak, uang sekitar Rp650.000”, kata Hilarius Junai, ayah seorang siswa bernama Ledwina Heltinai, dalam wawancaranya dengan wartawan Okebajo.com di kampung Hedok, Kamis (23/3).
Karena tidak membawa berkas pendukung proses pencairan, lanjutnya, pihak Bank lalu menyuruh dia untuk meminta surat rekomendasi dari kepala sekolah terkait adanya bantuan itu.
“Begitu saya meminta untuk dicairkan, petugas Bank meminta surat keterangan dari kepala sekolah. Keesokan harinya saya langsung menemui bapak kepala sekolah di Dampek untuk meminta surat itu. Dia kasih suratnya, tetapi sesampainya saya di Bank, petugas mengatakan tidak bisa dicairkan oleh orangtua murid dan harus kembali ke kepala sekolah”, beber Hila.
Karena bingung akan hal itu, Hila akhirnya mengalah dan kembali menyerahkan buku rekening itu kepada kepsek Arnoldus dengan harapan kiranya dia bisa berupaya mencairkan dana bantuan itu di Bank.
“Karena itu, saya mengalah dan sampai sekarang uang itu masih di rekening. Kami sudah kumpul buku rekening dan buku itu sampai sekarang ada pada kepala sekolah. Sekarang anak kami sudah kelas satu SMP”, terangnya.
Senada disampaikan orangtua lainnya yang mengaku heran lantaran anak mereka tidak menerima uang bantuan itu, padahal buku rekening ada dan masih dipegang oleh kepsek.
“Termasuk anak saya tidak terima. Buku rekeningnya masih dipegang oleh kepala sekolah. Sebenarnya menurut saya, masuk atau tidaknya uang bantuan itu harus diinformasikan ke kami dan buku itu dikembalikan. Biar pun anak saya sudah di bangku SMP, kalau uang itu masuk, siapatau bisa menutupi uang sekolah dari adiknya yang saat ini masih SD”, kata ibunda dari siswa bernama Wilinardus Riki.
“Sama pak. Buku rekening atanama anak saya juga pak masih ditangan kepala sekolah. Dia sekarang sudah kelas satu SMP”, cetus Dominikus Iku, orangtua dari siswa bernama Veronika Vila.
Dasar itu, mereka pun meminta kepala sekolah segera mengembalikan buku rekening atasnama anak-anak mereka serta berharap segera menginformasikan terkait ada tidaknya uang bantuan itu masuk ke rekening.
Selain itu, orangtua siswa juga berharap agar pihak dinas PPO Kabupaten Manggarai Timur segera mengambil tindakan untuk menelusuri dana bantuan PIP dari anak-anak mereka ini.
Tak hanya soal dana bantuan PIP siswa, kepsek Arnoldus juga dikabarkan jarang masuk sekolah sehingga para orangtua yang hendak membutuhkan bantuan informasi terkait kepentingan sekolah seperti soal PIP itu sangat berkesulitan.
Hingga berita ini ditayangkan, media ini belum berhasil mendapat klarifikasi dari kepsek Arnoldus perihal kebenaran informasi yang disampaikan sejumlah orangtua siswa itu.
Wartawan juga sudah berupaya menghubungi kepsek Arnoldus via telphone seluler berkali-kali, namun belum mendapat jawaban.
Terkait itu, via sambungan telephone seluler dan pesan WhatsApp juga, wartawan lalu mencoba menginformasikan hal itu kepada kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO), Kabupaten Manggarai Timur, Basilius Teto, untuk kemudian mencari informasi seperti apa respon pihak dinas atas keluhan para orangtua siswa, namun sayang, lagi-lagi hal itu juga belum direspon.