Labuan Bajo | Okebajo.com | Warga memblokir jalan. Kendaraan apapun dilarang melintas. Jika ingin melintas, pengemudi kendaraan terpaksa harus membayar jasa pemblokir jalan. Minimal Rp5000 sekali melintas.
Aksi pemalakan liar ini terjadi di kampung Dange, Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Warga setempat menggelar aksi blokade jalan itu sebagai bentuk protes mereka kepada pemerintah yang culas, apatis terhadap kondisi infrastruktur jalan mulai dari Lando-Dange-Teko-Mbatak. Ruas jalan ini rusak parah. Tidak pernah diperbaiki.
Menariknya, duit hasil dari aksi pemalakan liar digunakan untuk memperbaiki jalan yang rusak parah itu.
“Maaf, Jalan Lando-Dange-Teko-Mbatak Diblokir ! Pemblokiran jalan kami lakukan karena kondisi jalan itu rusak parah. Tidak pernah diperbaiki”, tegas pemblokir jalan raya sambil menarik sebilah bambu menutup jalan.
“Pak kalau mau lewat, bayar dulu”, tegas pemblokir jalan saat Wartawan Okebajo.com hendak melintasi ruas jalan tersebut.
Kondisi jalan itu tampak seperti kubangan kerbau. Berlubang, tergenang air dan berlumpur. Memprihatinkan.
“Banyak jatuh korban akibat jalan rusak ini. Bertahun-tahun dibiarkan seperti ini. Keluarga kami jadi korban kecelakaan lalulintas”, ungkap pemblokir jalan itu.
Kepala Desa Mbuit, Apolinarius Minde enggan membantah fakta ini. Ia bahkan mengakuinya. Bahwa pemblokiran jalan itu dilakukan oleh warganya.
Kades Apolinarius juga menjelaskan warganya meminta bayar setiap pengendara roda empat dan roda dua yang melewati jalur tersebut.
“Uang hasil pungutan dari pengguna jalan itu mereka kumpulkan untuk perbaikan jalan rusak parah itu”, ujar Kades Mbuit saat dikonfirmasi, Kamis.
Dia jelaskan lagi. Jalan itu merupakan akses utama bagi warga kampung Dange, Teko, Mbatak dan kampung sekitarnya.
Anak-anak sekolah melintasi jalan itu setiap hari. Bila ada pasien ibu hamil yang hendak partus di faskes terdekat, warga terpaksa menggunakan keranda kayu sampai di Puskesmas.
“Jalan tersebut merupakan jalur evakuasi penghasilan pertanian dari tiga anak kampung Dange, Teko dan Mbatak. Kerusakan jalan itu sangat menghambat mobilitas warga”, ungkapnya.
Saat hujan, banyak kendaraan yang mogok karena badan jalan terendam banjir. Setelah hujan, air tergenang dan berlumpur. Tinggi genangan air setinggi lutut orang dewasa. *