NTT |Okebajo.com| Nama Dr. Frans Lara Aba, S.E, ME.c, P.hD mulai menggelinding di papan bursa politik sukses gubernur Nusa Tenggara Timur.
Frans Aba, begitu akrab disapa, telah mendeklarasikan dirinya siap maju bertarung di gelanggang politik panas NTT 1 pada November 2024 mendatang.
Sebagai pemain baru, grilia politiknya sudah tampak jelas. Ia mulai pasang kuda-kuda.
Salah satu jurus yang telah diperlihatkan adalah meresmikan markas pemenangan bersama yang diberi nama “Rumah Gotong Royong”.
Rumah Gotong Royong sebagai pusat koordinasi perjuangan dan strategi politik Frans Aba menuju NTT 1 beralamat di Jalan Soeverdi No.21A Kota Kupang.
Sebelum Rumah Gotong Royong mulai beraktivitas, Frans Aba memohon tumpangan tangan Romo Fransiskus Xaverius Umbu Tuku memberkati markas politik itu dalam perayaan ekaristi yang digelar pada Selasa, 2 Mei 2022.
Hadir dalam perayaan misa dan pertemuan perdana Tim Pemenangan Frans Aba adalah sejumlah tokoh politik, sesepuh, tokoh muda mahasiswa dan relawannya. Mereka menyatakan diri siap bergerak bersama Frans Aba memenangkan Pilkada Gubernur NTT tahun depan.
Simbol kesungguhan Frans Aba
Koordinator Tim Keluarga, Agus Umbu Hera pada kesempatan itu mengatakan, kehadiran Rumah Gotong Royong menjadi simbol keseriusan perjuangan Calon Gubernur NTT Fransiskus Aba dalam kontestasi Pilkada Gubernur NTT tahun 2024.
Pilihan nama “Rumah Gotong Royong” dan bukan sekretariat pemenangan, kata dia, ingin menggambarkan sosok Frans Aba sebagai politisi muda yang ramah, cerdas mengayomi dan siap bersama seluruh elemen masyarakat berjuang bersama membangun NTT menuju masyarakat yang sejahtera lahir bathin.
“Jadi kita gunakan istilah Rumah Gotong Royong dan bukan Sekretariat atau Kantor Pemenangan karena inilah gambaran pribadi Frans Aba sebagai calon Gubernur yang rendah hati, ramah dan mau bersama seluruh komponen masyarakat membangun daerah ini,” kata putra Sumba Tengah itu.
Ia menjelaskan Rumah Gotong Royong itu kemudian menjadi simbol kesederhanaan. Tempat di mana semua orang bisa datang bertandang tanpa protokoler. Tanpa perlu izin ini dan itu. Tanpa satpam di pagar dan tanpa pengawalan ketat. Rumah gotong royong ini milik semua.
“Semua orang yang menyayangi saudara Frans Aba dan mau sama-sama berjuang bisa mampir di rumah gotong-royong ini untuk sama-sama berjuang demi NTT yang lebih baik,” ujarnya.
Agus Umbu mengajak seluruh tokoh politik, sesepuh, akademisi, pengusaha, tokoh pemuda, tokoh perempuan, mahasiswa dan organ gerakan mahasiwa serta seluruh masyarakat untuk secara sukarela duduk bersama, berjuang bersama memenangkan Frans Aba Gubernur NTT.
Sosok akademisi murah hati
Agus Umbu Hera juga menerangkan sosok Frans Lara Aba kepada kepada seluruh relawan yang hadir dan masyarakat NTT.
Dijelaskan bahwa Frans Aba adalah putra kelahiran Flores. Frans Aba adalah politisi muda dan akademisi yang cerdas namun rendah hati.
Memulai jenjang pendidikan formalnya di SDK Nggela di Ende dan SD Negeri Tingkat Oebobo Kupang. Selanjutnya ke SMP Katolik Ndao-Ende. Dari SMPK Ndao ke SMA Katolik Suryadikara Ende dan tamat di SMA Negeri 1 Kupang.
Ayah kandungnya bernama Maxi Aba, anggota polisi yang tugasnya berpindah-pindah. Itu sebabnya anaknya selalu berpindah sekolah. Namun demikian Frans Aba tetap menyelesaikan pendidikan, tamat dan berijazah sempurna.
Tamat SMA, Frans Aba melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi UNIKA Widya Mandira Kupang sambil berkecimpung di organisasi kepemudaan ekstra kampus. Melakukan berbagai penelitian lalu berkarier professional di Jakarta.
Frans Aba melanjutkan studi Magister Ekonomi di Nasional University of Malaysia. Pada tahun 2006, Frans Aba meraih gelar Master of Economic (M.Ec) di perguruan tinggi tersebut.
Dengan bekal pendidikan yang ada, dia mulai terlibat dalam berbagai kegiatan penelitian dan menjadi konsultan pada beberapa perusahaan multi nasional di Jakarta, Malaysia dan Singapura, juga di Amerika dan Afrika.
Memasuki tahun 2012, Frans kembali melanjutkan pendidikan doktoralnya dan meraih gelar Philosophi of Doctoral (S3) di University Sains Malaysia.
Selesai studi S3, Frans Aba kemudian memilih menjadi akademisi dan pengusaha muda asal Nusa Tenggara Timur. Ia kini berkarya di Jakarta.
Dia juga dosen pasca sarjana di kampus Universitas Katolik Atmajaya Jakarta dan dosen terbang pada beberapa kampus ternama di Malaysia dan Singapura.
Selain Dosen, Frans Aba juga aktif di lembaga-lembaga ekonomi berskala nasional dan internasional. Ia kerap menjadi bagian dari tim pengakajian ekonomi dan pembangunan di dalam negeri maupun luar negeri seperti Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura bahkan hingga di beberapa negara Asia, China maupun Amerika Serikat.
Nah, setelah melalang buana ke berbagai penjuru dunia, Frans Aba yang masih berusia muda itu ingin kembali membangun tanah kelahirannya, Nusa Tenggara Timur.
Bagi Frans Aba, provinsi NTT memiliki aneka potensi alam dan sumber daya lain yang bisa dikelola demi kemakmuran rakyat.
“NTT ini punya banyak potensi , mari kita bangun. Dengan latar belakang pendidikan Ekonomi, mari kita bangun NTT dengan meningkatkan ekonomi rakyat. Saya percaya membangun NTT itu harus meningkatkan ekonomi rakyat secara berkeadilan. Artinya semua rakyat NTT harus merasakan hasil pembangunan sehingga tidak ada lagi yang mengelu susah beli beras , susah bayar anak sekolah dan lainnya,” kata Frans Aba. *