Labuan Bajo | Okebajo.com | Desa Romang tidak hanya sentra produksi beras atau lumbung pangan di Kecamatan Pacar. Desa ini juga memancarkan terang keindahan bentang alam yang menakjubkan. Salah satu misteri tersembunyi dan berdaya pikat tinggi di balik keagungan alamnya adalah ekowisatanya.
Untaian pesona alam yang masih misteri itu kita bisa jumpai di air terjun sunsa Dedek Hara, gua Ro’ang Niki, sunsa Lombong, gua Ropet, sunsa Nggerngguk, Wae Melombang, Watu Empo Insari dan banyak lagi yang belum pernah dijamah.
Sejauh ini, sunsa Dedek Hara tiba-tiba menjadi viral di jagat maya setelah beberapa media online dan pegiat media sosial membuka tirai air terjun itu ke ruang publik. Tidak lama kemudian, banyak wisatawan lokal bertamasya ke sana.
Lokasi air terjun ini terletak di Mbelale, Desa Romang, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Lanscape sunsa Dedek Hara menawarkan beragam aktivitas wisatawan. Sangat cocok bagi mereka yang hendak berpetualang, healing, trekking, hiking, dan camping.
Air terjun ini mengalirkan sensasi dan daya tarik alamiah bagi setiap insan yang datang menggodanya.
Bertamasya di tengah hutan ini, Anda merasakan hawa sejuk. Air jernih membuncah di antara balutan lumut hijau yang secara alamiah mendekorasi dinding batu nan kokoh terjal setinggi enam hingga sepuluh meter dan cekungan beranda kolam biru yang eksotik.
Minim infrastruktur
Akses jalan menuju air terjun ini melintasi medan jalan tanah dari Kampung Paro hingga Kampung Romang. Dari Romang menuju lokasi air terjun ini membutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam jalan kaki. Padahal jika kondisi jalan bagus, waktu tempuh sekira 30 menit.
“Waktu tempuh 1 jam jalan kaki. Tidak bisa masuk kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua memang bisa masuk sampai ke sana, namun harus memerlukan nyali karena jalannya cukup menantang. Jalan bebatuan”, ungkap Ibu Ratna, salah seorang warga Desa Romang.
Ratna mengatakan, sunsa Dedek Hara menjadi spot wisata alam favorit wisatawan lokal. Tapi sayangnya belum didukung dengan infrastruktur jalan yang baik.
“Sebelumnya ada banyak tamu lokal yang pernah kunjung ke sana, tetapi sekarang sepi”, ujarnya.
Menurut Ibu Ratna, pemerintah Desa Romang kini berkomitmen menata lokasi wisata alam tersebut. Promosi dilakukan bersama dengan berbagai komponen masyarakat, termasuk OMK Paroki setempat.
Beberapa waktu lalu, kata dia, ada kegiatan kerohanian yang melibatkan partisipasi umat dan pemerintah Desa dipimpin Pastor Paroki menyelenggarakan kegiatan di lokasi air terjun sunsa Dedek Hara.
Kendati demikian, Ratna mengatakan bahwa selain promosi wisata yang masif mestinya dibarengi dengan pembangunan infrastruktur jalan yang gencar.
“Tentu tidak hanya infrastruktur jalan. Jaringan internet, listrik di desa-desa wisata juga harusnya tersedia memadai agar para wisatawan merasa betah saat berwisata ke sana. Apa manfaatnya label desa wisata bagi masyarakat jika tanpa sarana dan prasarana pendukung. Sebab, kondisi jalan yang buruk menjadi kendala utama dan keluhan umum para wisatawan sejauh ini”, ungkapnya. *