Labuan Bajo | Okebajo.com | Bencana alam longsor melanda Desa Gurung, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat. Sejak kejadian, Kamis, 24 Februari 2024 kemarin hingga berita ini dihimpun belum ada penanganan. Arus lalu lintas kendaraan di sana lumpuh total.
Pemerintah Desa setempat telah melaporkan kejadian ini kepada pihak terkait. Tim kaji cepat dari BPBD Kabupaten Manggarai Barat memang telah terjun ke lokasi kejadian. Berikut liputannya.
Kepada Okebajo.com, Jumat kemarin, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Mabar, Robert Gardis merincikan kejadian bencana alam longsor yang terjadi di Desa tersebut.
“Titik longsor sepanjang kurang lebih 40 meter terjadi di area Wae Gunang menuju kantor Desa Gurung, Kecamatan Welak. Akibatnya jalan putus total tidak bisa dilintasi kendaraan”, jelas Robert.
Ia menambahkan, titik longsor lainnya juga sepanjang kurang lebih 30 meter juga terjadi di sekitar Kampung Lempa menuju Tangis, Desa Gurung, Kecamatan Welak mengakibatkan jalan putus tidak bisa dilintasi kendaraan.
“Penanganan swadaya masyarakat bersama Pemerintah Desa setempat bergotong royong membuka akses jalan bagi pejalan kaki. Material longsoran berupa batu dan pohon tumbang menyulitkan warga karena hanya menggunakan peralatan seadanya”, ujar Robert Gardis.
Tidak hanya itu, kata Robert Gardis.
Dapur rumah milik warga setempat juga rusak terdampak longsor. Dinding dan peralatan rumah tangga hilang tertimbun material longsor.
Arus Lalu lintas kendaraan lumpuh total
Warga Desa Gurung, Vitalis Djebarus melaporkan perkembangan hingga hari ini belum ada tindakan penanganan dari Dinas terkait meskipun sudah dilaporkan. Dampaknya, mobilitas warga terganggu karena arus kendaraan dari dan menuju Desa itu lumpuh total.
“Perkembangan di lokasi longsor sampai sekarang masih belum bisa diakses karena badan jalan masih tertimbun material tanah longsor dan pohon kayu yang tumbang”, kata Vitalis Djebarus, Minggu pagi (25/2/2024).
Vitalis menyebut tiga titik longsor yang terjadi di wilayah Desa Gurung akibat intensitas curah hujan tinggi sejak Rabu malam pukul 12.00 Wita hingga Kamis pagi (22/2/2024) pukul 06.00 Wita.
Titik longsor pertama di ruas jalan Orong -Golo Welu. Material longsor menutup badan jalan. Arus lalu lintas kendaraan pun lumpuh total. Menerjang salah satu rumah warga, rumah bapak Maksimus Ance. Dinding rumah dan peralatan rumah tangga hilang tertimbun material longsor.
Titik kedua terjadi di sekitar Kampung Lempa menuju Kampung Tangis sepanjang 30 meter. Titik ketiga di sekitar Wae Gunang menuju kampung Lempa. Titik longsor sepanjang kurang lebih 40 meter.
Dalam kejadian ini, salah satu rumah warga, rumah bapak Maksimus Ance nyaris ambruk diterjang longsor. Dinding rumah dan peralatan rumah tangga hilang tertimbun material longsor.
“Kerugian penghuni rumah tidak dirinci jenisnya, tetapi mereka susah beraktivitas dan masih trauma di dalam rumah karena ruangan rumah dipenuhi tanah. Mereka juga takut karrna rumah dalam kondisi miring akibat satu sisi rumah diterjang tanah longsor”, ungkap Vitalis.
Sudah dilaporkan ke Pemkab Mabar
Vitalis menjelaskan, Pemerintah Desa Gurung sudah melaporkan kejadian ini secara resmi kepada Pemkab Mabar.
“Pemerintah Desa sudah membuat Surat tujuan kepada Bupati Manggarai Barat dan tembusannya ke Camat Welak, Dinas Sosial, DPRD, dan BPBD Manggarai Barat. Rikardus Syukur selaku Sekertaris Desa juga sudah melakukan konsultasi dengan Dinas Sosial dan Badan Penaggulangan Bencana alam untuk segera melakukan pertolongan. Sekertaris Desa Gurung juga sudah bertemu langsung dengan Kepala BPBD Mabar pada tanggal 23 Februari 2024 untuk meminta pertolongan terhadap bencana yang dialami oleh masyarakat Desa Gurung”, ungkap Vitalis.
Butuh alat berat
Vitalis mengatakan, penanganan darurat di lokasi bencana membutuhkan alat berat. Tidak bisa dikerjakan secara manual oleh warga masyarakat.
“Kami membutuhkan alat berat untuk membuka kembali akses jalan. Tidak bisa hanya dengan swadaya masyarakat, karena volume longsor besar”, ungkap Vitalis.
Dampak longsor
Kendati tidak ada korban jiwa, namun ratusan warga Kampung Lempa dan Kampung Tangis, Desa Gurung sangat merasakan dampak bencana alam tersebut.
Selain aktivitas mereka terganggu, warga setempat juga menderita kerugian material berupa tanaman komoditi yang tumbuh di kebun warga.
“Banyak kerugian yang dialami warga. Di antaranya pohon kemiri, dan pohon mahoni”, kata Vitalis Djebarus. *