Oleh: Fibo Marcevo Tinora
OPINI, Okebajo.com – Pada malam tanggal 6 Mei 2024, Kota Malang diguncang oleh peristiwa tragis seorang perempuan yang berinisial A (20) warga Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Peristiwa ini menunjukkan urgensi mendesak untuk memperkuat dukungan terhadap kesehatan mental di Kota Malang. Mari bersama-sama menjadikan tragedi ini sebagai titik balik untuk membangun Kota Malang yang lebih peduli dan responsif terhadap kesehatan mental masyarakatnya.
Peristiwa di Jembatan Tunggul Mas Kota Malang harus memicu refleksi mendalam tentang kondisi kesehatan mental di tengah masyarakat. Kita tidak boleh lagi mengabaikan kebutuhan akan layanan kesehatan mental yang memadai. Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anton Widodo menunjukkan bahwa catatan di laptop korban mengungkapkan keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Ini menyoroti perlunya perhatian lebih terhadap individu yang merasakan keputusasaan.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa bunuh diri merupakan masalah serius di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, angka kasus bunuh diri telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Terlebih lagi, kondisi di Kota Malang menunjukkan akses terhadap layanan konseling dan dukungan psikologis yang masih sangat terbatas. Kita harus bersama-sama mengubah paradigma ini.
Pemerintah Kota Malang memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat layanan kesehatan mental. Mereka harus lebih responsif dalam menyediakan layanan yang mudah diakses oleh masyarakat. Selain itu, kampanye kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental juga harus didorong untuk menghilangkan stigma negatif yang masih melekat.
Namun, tidak hanya tanggung jawab pemerintah. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam membangun lingkungan yang mendukung bagi individu yang membutuhkan. Edukasi tentang kesehatan mental harus diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan, sehingga masyarakat lebih mampu mengenali tanda-tanda dan gejala masalah kesehatan mental.
Kita juga tidak boleh melupakan bahwa masalah kesehatan mental tidak hanya merupakan tanggung jawab individu, tetapi juga mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi. Upaya peningkatan ekonomi dan lapangan kerja juga harus menjadi fokus untuk mengurangi tekanan hidup yang dapat memicu masalah kesehatan mental.
Pemerintah Kota Malang harus mengambil langkah-langkah konkret dalam mengimplementasikan strategi pencegahan bunuh diri yang komprehensif. Kerjasama dengan organisasi non-pemerintah dan komunitas lokal juga penting untuk mensosialisasikan pentingnya kesehatan mental di masyarakat.
Tragedi di Jembatan Tunggul Mas Kota Malang harus menjadi titik balik bagi kita semua. Mari bersama-sama membangun Kota Malang yang lebih peduli dan responsif terhadap kesehatan mental masyarakatnya. Kita memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk melindungi satu sama lain. Mencegah bunuh diri bukanlah tugas yang mudah, tetapi bersama-sama, kita bisa membuat perbedaan yang nyata.
Dengan menghadapi tragedi di Jembatan Tunggul Mas, Kota Malang memiliki kesempatan untuk melakukan perubahan positif yang signifikan. Langkah-langkah konkret perlu diambil segera untuk memastikan bahwa setiap warga Kota Malang memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan mental yang berkualitas.
Pemerintah Kota Malang dapat memulai dengan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk program-program pencegahan bunuh diri dan peningkatan kesehatan mental. Ini termasuk pelatihan bagi tenaga kesehatan, pembangunan pusat konseling, dan penyediaan layanan darurat 24 jam. Dengan cara ini, mereka dapat memberikan bantuan yang tepat waktu kepada individu yang membutuhkan.
Selain itu, kerjasama dengan organisasi non-pemerintah dan komunitas lokal juga penting. Mereka dapat membantu menyebarkan informasi tentang kesehatan mental dan mengurangi stigma yang melekat pada masalah ini. Kampanye-kampanye kesadaran di tingkat lokal dapat menjadi cara yang efektif untuk mencapai lebih banyak orang dan mengubah persepsi masyarakat terhadap kesehatan mental.
Tidak kalah pentingnya adalah peran aktif dari masyarakat itu sendiri. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjadi pendukung dan pendengar bagi mereka yang membutuhkan. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, aman, dan ramah, kita dapat membantu mencegah tragedi serupa terjadi di masa mendatang.
Tragedi di Jembatan Tunggul Mas harus menjadi tonggak bagi perubahan positif di Kota Malang. Dengan kerja sama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, komunitas lokal, dan masyarakat, kita dapat membangun lingkungan yang lebih peduli dan responsif terhadap kesehatan mental. Itulah bagaimana kita bisa merespons tragedi dengan tindakan yang membangun, yang akan memiliki dampak jangka panjang yang positif bagi Kota Malang dan masyarakatnya.**
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas FSIP, Prodi Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Catatan redaksi : Semua isi tulisan dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penuh dari penulis.