Opini  

Membangun Kesehatan Mental di Tengah Dinamika Kehidupan Mahasiswa

Avatar photo

Oleh: Maria Tanggu

Opini, Okebajo.com – Dalam perjalanan hidup, kesehatan tidak hanya sebatas fisik, tetapi juga mencakup kesehatan mental. Kesehatan mental menjadi kunci utama bagi manusia untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah kondisi sejahtera di mana individu mampu mengatasi tekanan hidup, berfungsi secara produktif, dan memberikan kontribusi pada masyarakat. Hal ini menekankan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara fisik dan mental untuk mencapai kesejahteraan yang utuh.

Kesehatan mental merupakan hal yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lingkungan, kondisi emosional, dan tekanan hidup. Terutama bagi mahasiswa, tekanan dari dunia perkuliahan seringkali menjadi tantangan yang berat. Mulai dari tugas yang menumpuk, tuntutan waktu yang ketat, hingga harapan orangtua yang membebani, semuanya dapat memicu gangguan kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan.

Tidak hanya itu, transisi dari masa remaja menuju dewasa juga merupakan periode kritis untuk kesehatan mental. Data menunjukkan bahwa sekitar 6% dari populasi usia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mood seperti depresi dan kecemasan. Artinya, masalah kesehatan mental tidak bisa diabaikan, terutama di kalangan mahasiswa.

Dampak dari gangguan kesehatan mental tidak hanya dirasakan secara psikologis, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik. Gangguan konsentrasi belajar, sakit kepala, bahkan risiko penyakit serius seperti jantung dan stroke dapat terjadi akibat kondisi ini.

Namun, penting untuk diingat bahwa ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan mental. Pertama, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dapat memberikan ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi masalah. Kedua, berbagi masalah dengan keluarga atau teman dekat juga dapat meringankan beban pikiran.

Selanjutnya, penting untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri dengan melakukan aktivitas yang disukai, seperti mendengarkan musik atau membaca buku. Istirahat yang cukup dan berkualitas juga tidak boleh diabaikan, meskipun tenggat waktu tugas menumpuk.

Terakhir, penting untuk selalu mempertahankan sikap positif. Melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang optimis dapat membantu dalam mengatasi tantangan hidup. Sebagai mahasiswa, kita harus percaya bahwa setiap kesulitan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.

Dengan memahami pentingnya kesehatan mental dan mengambil langkah-langkah untuk menjaganya, diharapkan mahasiswa dapat meraih potensi maksimal mereka tanpa terhambat oleh masalah kesehatan mental.

Dalam mengatasi gangguan kesehatan mental, juga penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi masalah. Oleh karena itu, dukungan sosial dari lingkungan sekitar juga sangat berperan penting. Mahasiswa dapat membentuk komunitas atau kelompok dukungan yang saling mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan akademik maupun personal.

Selain itu, institusi pendidikan juga memiliki peran yang besar dalam memperhatikan kesejahteraan mental mahasiswa. Penyediaan layanan konseling dan dukungan psikologis di kampus dapat membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan mental secara profesional.

Selain upaya individual dan dukungan sosial, pemerintah dan lembaga terkait juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Program-program pendidikan dan sosialisasi tentang kesehatan mental sejak dini dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.

Dengan langkah-langkah yang komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak, diharapkan kesehatan mental mahasiswa dapat menjadi prioritas yang lebih besar dalam menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan produktif bagi perkembangan dan kesuksesan mereka di masa depan.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan budaya di mana mahasiswa merasa nyaman untuk membicarakan masalah kesehatan mental tanpa takut dicap sebagai lemah atau diabaikan. Adanya ruang diskusi terbuka dan penyuluhan tentang kesehatan mental secara berkala dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan diri.

Melalui pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, emosional, dan sosial, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan kesehatan mental mahasiswa. Dengan demikian, mereka dapat menghadapi tantangan akademik dan kehidupan dengan lebih baik, serta meraih potensi mereka secara optimal.

Dalam mengakhiri, penting untuk diingat bahwa kesehatan mental adalah hak asasi manusia yang harus dijaga dan diprioritaskan. Tidak ada yang harus merasa sendirian atau malu dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan peduli terhadap kesejahteraan mental semua individu, termasuk mahasiswa.**

Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Catatan redaksi : Semua isi tulisan dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penuh dari penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *