Proyek Tower Sutet di Labuan Bajo Dikeluhkan Warga, Nober dan Nelis: Jangan Dulu Dilanjutkan

Avatar photo
Pembangunan tower saluran udara tegangan esktra tinggi (Sutet) milik PLN di Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mendapat reaksi warga. Jum'at (29/9/2023). Foto Rikardus Nompa.

Labuan Bajo, Okebajo.com, – Pembangunan tower saluran udara tegangan esktra tinggi (Sutet) milik PLN di Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mendapat reaksi warga.

Sejumlah warga RT 006/RW 003 Dusun Merombok, mengeluhkan adanya pengerjaan pembangunan konstruksi untuk pembuatan saluran udara tegangan ekstra tinggi (Sutet), di wilayah mereka.

Warga meminta titik lokasi pembangunan menara Sutet di titik 2 (dua) dikaji ulang, karena membahayakan keselamatan masyarakat.

Sebab, warga mengaku tidak pernah ada musyawarah dan pembicaraan kepada mereka terkait rencana keberadaan Sutet itu.

Selain itu pelaksana pembangunan Sutet dirasakan tidak pernah meminta izin warga untuk pengerjaan proyek itu.

Pantauan Okebajo.com, Jum’at (29/9/2023) pagi, sejumlah warga memberikan peringatan keras kepada pihak pekerja dan perwakilan PLN untuk memperhatikan hak asasi manusia serta dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul jika tower Sutet di titik dua tetap dibangun di lokasi tersebut.

Mereka mengingatkan bahwa jarak antara tower Sutet dan rumah mereka hanya sekitar 5 meter, dan hal ini berpotensi menimbulkan dampak yang merugikan.

“Kami disini bukannya menolak proyek pemerintah ini. Tapi, titiknya lebih khusus titik 2 ini harus dikaji ulang. Kabel sutet yang melintas dan tower jaraknya sekitar 5 meter saja dengan rumah. Apakah ini tidak berdampak kemudian harinya”, kata Leonardus Nober kepada Okebajo.com, Jum’at (29/9/2023) pagi dilokasi pengerjaan Sutet.

Leonardus Nober (55) warga yang rumahnya berada titik pengerjaan Sutet, mengaku tidak nyaman.

“Jujur yaah pak, kami sekeluarga disini merasa tidak nyaman dengan pembangunan tower ini. Lihat saja jaraknya dekat sekali, tentu hari ini dan seterusnya pasti terbatas juga ruang gerak kami”, ungkap Nober.

Nober berharap, PLN memikirkan dampak dari menara sutet yang sedang dibangun.

“Saya berharap jangan dulu dilanjutkan pekerjaan ini sebelum pihak PLN memikirkan dampaknya. Baik itu dampak kesehatan maupun lain sebagainya”, cetusnya.

Warga Leonardus Nober dan Kornelis Nandus temui pihak PLN, Jum’at (29/9/2023) di lokasi pengerjaan tower Sutet. Foto/ Rikardus Nompa.

Nada serupa yang diungkapkan Kornelis Nandus (45) menurutnya, pihak yang melakukan pembangunan Sutet tersebut baik pemenang tender maupun PLN belum pernah melakukan sosialisasi maupun musyawarah terutama warga setempat.

“Selama ini kita disini diabaikan. Tiba-tiba ada pengukuran titik pembangunan tower Sutet dan hari ini mulai perakitan tiang. Pertanyaan dan keluhan kita tidak direspon baik”, kata Nelis.

Lebih lanjut Nelise mengatakan, keberadaan pembangunan Sutet yang tengah dibangun didekat rumahnya akan mengancam kesehatan akibat radiasi yang ditimbulkan oleh arus listrik tegangan tinggi.

“kemudian jika terjadi hujan lebat, petir, angin kencang, korsleting, ledakan dan tiang tumbang akan membahayakan keselamatan kami. Intinya jangan dulu dilanjutkan”, tutup Nelis.

Dalam menanggapi keluhan warga, pihak PLN berjanji untuk memberikan ruang melalui forum resmi untuk membahas dampak pembangunan Sutet dan kompensasi yang relevan.

Mereka akan mengundang perwakilan warga untuk berdiskusi lebih lanjut tentang persoalan tersebut.

Warga Leonardus Nober dan Kornelis Nandus temui pihak PLN, Jum’at (29/9/2023) di lokasi pengerjaan tower Sutet. Foto/ Rikardus Nompa.

Dihadapan warga, Ahamad perwakilan PLN menjelaskan rencana pembangunan SUTT 70 KV PLTMG Flores- GI. Labuan Bajo sudah melalui kajian yang sangat mendalam. Baik infrastruktur ketenagalistrikan sudah melalui kajian dan memperhitungkan standar. Bahkan sosialisasi kepada warga di Desa Golo Bilas dan sekitarnya sudah dilakukan secara konsisten.

“Terkait keluhan ini, pada tempat yang pertama ini saya sampaikan terima kasih. Tentu kita himpun semua dan siap ditindaklanjuti. Disini PLN juga memastikan potensi yang dikhawatirkan warga disekitar lokasi pembangunan Sutet”, kata Ahmad.

Ahmad menyebut pembangunan Sutet sudah dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki faktor keamanan yang cukup. Tidak ada namanya tower tumbang, semuanya sudah didesain keamanannya termasuk dari segi kesehatan warga sekitar.

Terkait keluhan warga tersebut, Ahmad kembali menekan pihaknya akan memberikan ruang melalui forum resmi.

“Dampak pembangunan Sutet maupun kompensasi di titik 2 ini, nanti 14 Oktober 2023 kita undang bapak Nober dan Kornelis di kantor desa guna membicarakan ini semua”, tutup Ahmad.

Dihimpun, pembangunan SUTT 70 KV PLTMG Flores – GI Labuan Bajo dikerjakan oleh PT. Iradat Aman Globalindo mencakup pengerjaan tower Sutet sebanyak 42 titik dengan jarak total 13 kilometer dari gardu penghubung Merombok menuju Rangko. **

Oke Bajo

Okebajo.com adalah portal berita online yang selalu menghadirkan berita-berita terkini dan dikemas secara, Berimbang, Terpercaya dan Independen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *