Bencana Alam Kepung 14 Desa, 5 Kecamatan di Mabar Sepanjang Februari 2024

Avatar photo
Bencana alam yang tersebar di beberapa titik wilayah Kabupaten Manggarai Barat sepanjang bulan Februari 2024 berupa banjir, longsor, angin puting beliung dan kekeringan.

Labuan Bajo | Okebajo.com | Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Barat melaporkan sebanyak 22 titik bencana alam terjadi di 14 Desa, 5 Kecamatan sepanjang Februari 2024. Jenis bencana alam yang tersebar di puluhan titik itu berupa banjir, longsor, angin puting beliung dan kekeringan.

Bencana banjir melanda Desa Siru, Desa Wae Wako, Kecamatan Lembor, Desa Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan, Desa Semang, Kecamatan Welak, Desa Loha, Kecamatan Pacar, Desa Golo Tantong, Kecamatan Mbeliling.

Longsor terjadi di Desa
Watu Umpu, Desa Semang, Desa Gurung, Kecamatan Welak, Desa Watu Galang, Kecamatan Mbeliling

Angin puting beliung melanda Desa Wajur, Kecamatan Kuwus, Desa Golo Manting, Kecamatan Sano Nggoang dan Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo dan bencana kekeringan melanda Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Manggarai Barat, Robert Gardis menjelaskan bahwa Tim BPBD telah melakukan kajian terhadap semua laporan bencana dan mengupayakan penanganan darurat atas bencana alam yang terjadi. Berikut rinciannya.

Banjir

1. Banjir melanda Desa Siru, Kecamatan Lembor pada Kamis, 22 Februari 2024 pukul 03.30 Wita.

Banjir terjadi akibat intensitas curah hujan tinggi pada Rabu malam, 21 Februari 2024 menyebabkan banjir yang meluap dari tiga anak sungai Wae Nengke, Wae Longge dan Wae Lempar.

Data hasil kajian Tim BPBD Manggarai Barat menyebutkan bahwa 6 hektar sawah dan 3 hektar kebun jagung rusak parah terendam banjir dan terancam gagal panen.

Hewan ternak sapi 2 ekor, sampan 1 unit, motor 5 unit hanyut hilang terseret banjir.  Infrastruktur publik, jembatan gantung 1 unit rusak berat diterangkan banjir.

Kondisi terkini pascabanjir, padi sawah masih terendam air dan terancam gagal panen.

2. Pada hari yang sama, luapan banjir  dari sungai/kali Nangalili
menerjang Desa Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan.

Bantaran sungai  tergerus banjir mengakibatkan rumah warga di sepanjang bantaran sungai terendam banjir dan beberapa pohon tumbang.

“Kondisi terkini, air sudah surut dan bisa dilalui warga, namun sepanjang bantaran sungai masih tidak aman karena tergerus air”, demikian laporan Tim BPBD Mabar, Jumat (23/2/2024).

3. Bencana banjir pada hari yang sama juga menerjang Desa Wae Wako, Kecamatan Lembor. Akibatnya, jembatan gantung rusak berat diterjang  banjir. Arus Lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki lumpuh. Jembatan gantung  itu merupakan infrastruktur publik yang menghubungkan Desa Siru-Wae Wako-Poco Dedeng.

Pemkab Mabar melalui BPBD mengimbau warga  setempat agar tetap waspada karena kondisi jembatan  rusak berat dan tidak aman dilintasi.

4. Bencana banjir juga terjadi di Desa Semang, Kecamatan Welak pada hari yang sama. Dampaknya, 1 unit deuker sepanjang 5 meter di Wae Denge hanyut terbawa banjir. Akses jalan putus. Penanganan darurat sementara oleh masyarakat membuat jembatan kayu agar bisa dilalui kendaraan.

5. Banjir setinggi 1 meter menerjang  Dusun Benteng, Desa Semang, Kecamatan Welak, Kamis (22/2/2024) pukul 03.00 Wita. Akibatnya, rumah warga 2 KK 12 jiwa terendam banjir, 1 bengkel, 1 ekor sapi, 1 ekor kerbau dan peralatan rumah tangga hanyut terbawa banjir. Penanganan darurat sementara swadaya warga sudah bisa ditempati.

6.  Banjir disertai longsor terjadi di Golo Ndari, Kecamatan Mbeliling pada hari yang sama. Akibatnya, 1 unit rumah dan lahan garapan miliki Hermanus Adur tertimbun material longsor dan banjir. Pemilik rumah sudah dievakuasi dan diungsikan sementara ke rumah keluarganya.

Sedangkan  lahan yang tertimbun longsor belum ada penanganan. Hal ini berpengaruh  pada sosial ekonomi korban.

7. Banjir melanda Desa Loha, Kecamatan Pacar mengakibatkan saluran irigasi rusak sepanjang 100 meter dan padi sawah milik warga terendam banjir dan terancam gagal panen.

8. Banjir melanda Desa Golo Tantong, Kecamatan Mbeliling mengakibatkan bendungan rusak dan puluhan hektar sawah gagal panen.

9. Bencana longsor terjadi di Desa Watu Umpu, Kecamatan Welak pada Kamis 22 Februari 2024 pukul 04.00 Wita. Dampaknya, ruas jalan dari SDK Dunta menuju Jeong, Desa Watu Umpu tertimbun material longsor.

Terdapat 4 titik longsor di Desa tersebut, yakni di Wae Nini menuju pekuburan kampung Tadong, di Wae Teku Tadong, Wae Karong dan di Dusun Lawe. Keempat titik longsor  ini terjadi di ruas jalan EpenNderu -Tadong -Labe. Panjang jalan antara titik longsor kurang lebih 20 meter dan lebar jalan 3,5 meter.

Penanganan darurat sementara oleh masyarakat membersihkan material longsoran karena akses jalan tertutup.

Tim BPBD Mabar menyebutkan sebanyak 150 KK warga setempat  terisolasi akibat longsor dan membutuhkan bantuan sembako.

10. Longsor terjadi di Desa Semang, Kecamatan Welak, Kamis (22/2/2024) pada pukul 03.00 Wita. Akibatnya,  4 unit rumah  warga yang dihuni oleh 5 KK 30 jiwa terdampak longsor. Rumah milik Bonaventura Satuan (7 jiwa), rumah Marselinus Ibur (8 jiwa), rumah Maksimus Hibur (8 jiwa) dan rumah Makarius Mikael Dagung (7 jiwa).

Penanganan darurat sementara swadaya warga sudah bisa ditempati, namun diimbau agar warga tetap waspada.

11. Longsor terjadi di  sekitar Wae Sapo, Desa Watu Galang, Kecamatan Mbeliling, Kamis (22/2/2024 pukul 02.00 Wita. Aakibatnya ruas jalan Bambor-Werang tertimbun longsor sepanjang 40 meter. Penanganan darurat sementara swadaya warga bersama aparat Desa dan pemerintah Kecamatan Mbeliling membersihkan material longsoran. Arus Lalu lintas ke dan dari Werang pulih kembali  setelah penanganan darurat sementara swadaya warga bersama aparat Desa dan pemerintah Kecamatan Mbeliling membersihkan material longsoran.

12. Hujan deras pada Kamis (22/2/2024) mulai pukul 24.00 Wita hingga pukul 05.00 Wita dini hari menyebabkan longsor di Desa Gurung, Kecamatan Welak.

Akibatnya, ruas jalan umum  sepanjang kurang lebih 70 meter di area Desa Gurung  tertimbun material longsoran dan pohon tumbang. Arus lalulintas kendaraan lumpuh total.

13. Titik longsor sepanjang kurang lebih 40 meter juga terjadi di area Wae Gunang menuju kantor Desa Gurung, Kecamatan Welak. Akibatnya jalan putus total tidak bisa dilintasi kendaraan.

14. Longsor sepanjang kurang lebih 30 meter juga terjadi di sekitar Kampung Lempa menuju Tangis, Desa Gurung, Kecamatan Welak mengakibatkan jalan putus tidak bisa dilintasi kendaraan.

Penanganan swadaya masyarakat bersama Pemerintah Desa setempat bergotong royong membuka akses jalan bagi pejalan kaki. Material longsoran berupa batu dan pohon tumbang menyulitkan warga karena hanya menggunakan peralatan seadanya.

Selain itu, dapur rumah milik warga setempat juga rusak terdampak longsor. Dinding dan peralatan rumah tangga hilang tertimbun material longsor.

Angin puting beliung

15. Angin puting beliung menerjang Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo pada Rabu (21/2/2024) pukul 03.30 Wita dini hari. Akibatnya, 1 unit rumah warga Marselina Jelita (3 jiwa) rusak parah tertimpa pohon yang tumbang. Tidak ada korban jiwa. Korban telah dievakuasi ke rumah tetangga.

16. Angin puting beliung disertai curah hujan tinggi menerjang Desa Golo Manting, Kecamatan Sano Nggoang, Kamis (22/2/2024) pukul 02.00 Wita dini hari.  Lokasi kejadian di Kampung Ru’a, Dusun Paku. 1 unit rumah sederhana milik Paulus Bolong rusak parah tertimpa pohon kemiri yang tumbang.

Penanganan swadaya masyarakat dan pemerintah desa  setempat membersihkan material pohon tumbang dan mengevakuasi korban ke rumah keluarga.

17. Satu unit rumah warga  di Desa Wajur, Kecamatan Kuwus Barat rusak parah pada bagian atap diterjang angin puting beliung pada Kamis (22/2/2024) pukul 03.30 Wita dini hari. Penanganan swadaya masyarakat setempat mengevakuasi korban ke rumah keluarga.

Kekeringan

18. Sejumlah petani di Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng terancam gagal panen akibat
bencana kekeringan karena curah hujan yang rendah sejak awal tahun 2024. Kekeringan ini berpotensi gagal panen dan menurunnya produktifitas hasil pertanian sehingga berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Pemerintah Desa setempat telah mengidentifikasi  dampak bencana dan melaporkannya ke OPD terkait. *(Robert Perkasa)

Sumber Data : BPBD Kabupaten Manggarai Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *