Penyelundupan Rusa di TNK Terbongkar Pihak Lain, Doni Parera Soroti Lemahnya Pengawasan

Avatar photo

Labuan Bajo, Okebajo.com –Kasus penyelundupan 10 ekor menjangan atau rusa liar dari Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (8/9/2024) kemarin, mengundang perhatian serius.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ILMU melalui Kordinator Doni Parera, dengan tegas menyoroti lemahnya pengelolaan kawasan konservasi ini.

Penyelundupan ini terungkap berkat patroli gabungan Polsek Sape dan Kodim 1608 Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB), jauh di luar kawasan TNK sendiri.

Doni Parera mengecam keras aksi penyelundupan ini dan menyerukan perlunya evaluasi mendalam terhadap pengelolaan Taman Nasional Komodo.

“Warisan dunia ini dalam masalah besar. Kejadian ini menunjukkan bahwa penjagaan kawasan sangat lemah,” tegasnya kepada Okebajo.com, Selasa (10/9) malam.

Ia menilai, lemahnya perlindungan ini membahayakan kelangsungan hidup satwa-satwa liar di dalam kawasan TNK.

Yang lebih mencengangkan, lanjut Doni, pencurian satwa liar ini justru tidak terdeteksi oleh petugas di dalam kawasan TNK sendiri. Penyelundupan baru terbongkar setelah para pelaku berhasil menyeberang ke provinsi tetangga.

“Pos penjagaan di sisi barat yang berhadapan langsung dengan Selat Sape sangat lemah. Pengawasan terhadap perahu motor yang masuk ke kawasan juga tidak ketat, diduga karena jumlah petugas yang sangat kurang,” tambahnya.

Situasi ini, menurut Doni, bukanlah kasus pertama dan kemungkinan besar bukan yang terakhir. Dia mempertanyakan, berapa banyak lagi kasus serupa yang tidak terungkap?

“Jika pengawasan tidak segera diperketat, kita akan terus kehilangan satwa-satwa langka,” lanjutnya dengan nada prihatin.

Doni menyerukan perlunya evaluasi mendalam terhadap pengelolaan TNK.

“Ini bukan sekadar tentang membagi kapling-kapling area untuk bisnis, tetapi memastikan perlindungan bagi satwa dan ekosistem yang ada,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah memberikan perhatian serius, bukan hanya retorika kosong. Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) didesak untuk lebih terbuka terhadap kritik dan masukan publik demi perbaikan nyata.

“Jika pengelolaan TNK hanya bertumpu pada Balai Taman Nasional Komodo tanpa ada upaya perbaikan nyata, maka warisan dunia ini benar-benar dalam bahaya,” ungkap Doni.

Kelestarian satwa Komodo dan satwa lainnya terancam punah jika tidak ada tindakan tegas dan perbaikan sistem pengawasan.

“Anak cucu kita bisa jadi tidak dapat melihat rupa satwa purba yang bertahan hidup jutaan tahun dan punah di generasi kita”, pungkas Doni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *