Labuan Bajo, Okebajo.com – Dalam kampanye paket calon Mario-Richard di kampung Cangkang, Desa Golo Ketak Kecamatan Boleng, Jumat (25/10/2024), Rafael Todowela tampil penuh semangat. Berdiri di depan warga yang antusias, membawa pesan penuh harapan dan komitmen untuk perubahan.
Dalam orasinya, ia menyatakan dukungan sepenuhnya sebagai kader dari Partai Golkar untuk pasangan calon nomor urut 1 ini.
“Hari ini saya berdiri di sini atas nama Partai Golkar, untuk menyatakan dukungan penuh bagi paket Mario-Richard. Kecamatan Boleng adalah tempat kelahiran saya, dan saya merasa bertanggung jawab untuk memperjuangkan keadilan bagi daerah ini,” ujar Rafael, disambut tepuk tangan meriah dari warga.
Rafael mengangkat persoalan ketimpangan anggaran yang selama ini dirasakan di Manggarai Barat, khususnya di Kecamatan Boleng. Dari PAD sebesar Rp200 miliar, hanya kurang lebih Rp1 miliar yang dialokasikan ke Kecamatan Boleng, sementara kecamatan lain menerima anggaran jauh lebih besar.
“Apakah ini adil? Anggaran sebesar itu hanya bisa untuk membangun satu deker, satu jembatan kecil. Oleh karena itu, sudah waktunya kita memilih pemimpin baru,” katanya lantang.
Paket Mario-Richard, menurut Rafael, menawarkan “Harapan Baru” bagi masyarakat Boleng. Dengan suara kurang lebih 14.000 DPT dari 46 TPS, di Kecamatan Boleng Rafael mengajak masyarakat untuk bersatu mendukung pasangan nomor urut 1 ini demi perubahan yang lebih baik.
Sebagai Ketua Pariwisata dan Ketua Federasi Buruh Manggarai Barat, Rafael menyampaikan bagaimana selama ini ia dan komunitasnya telah berjuang membela hak-hak pekerja.
Ia mengenang aksi demonstrasi dua tahun lalu, ketika upah tenaga kerja dipotong drastis di masa pandemi Covid-19, bahkan hingga pemberhentian 600 tenaga kontrak daerah.
“Ini menunjukan bahwa kekuasaan ini dinilai tidak pro dengan kepentingan rakyat. Karena melakukan pemotongan upah pada saat situasi covid 19 dan pemberhentian TKD adalah suatu pembunuhan secara struktural. Mengapa? Karena pada saat bencana covid 19 melanda ada pegawai yang dipotong gajinya, dari upah minimum regional Rp1.900.000 dipangkas menjadi Rp1.000.000,” tegas Rafael
“Itu adalah kebijakan yang melenceng dari keadilan. Pemotongan upah saat masa krisis adalah bentuk ketidakadilan struktural,” tambahnya
Rafael juga berbagi kisah pribadinya tentang perjuangannya bersama para pelaku pariwisata untuk mempertahankan Taman Nasional Komodo (TNK) dari kenaikan harga tiket yang dinilai akan memberatkan masyarakat.
“Saya dipenjara karena membela Taman Nasional Komodo, 27 hari kami berjuang dengan pelaku pariwisata di Labuan Bajo agar tiket ke TNK tidak naik. Kami meminta amnesti pertolongan pemerintah melalui Bupati namun Bupati itu sendiri lari terbirit-birit. Selama 27 hari, kami berdiri di jalan untuk membela kepentingan masyarakat. Namun, kami malah ditinggalkan oleh bupati, dan saya akhirnya dipenjara karena memperjuangkan hak rakyat,” ungkapnya penuh emosi.
Di akhir orasi, Rafael menyuarakan keyakinannya bahwa pasangan Mario-Richard adalah pemimpin yang siap membawa “Harapan Baru” bagi Manggarai Barat. Dengan komitmen mereka pada perubahan dan keadilan, ia yakin bahwa mereka mampu menghadirkan pemerintahan yang lebih berpihak kepada rakyat.
“Apa itu harapan baru yaitu merubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan yang baru, mengganti pola lama menjadi pola-pola management pemerintahan yang baru. Itulah yang kita harapkan dari Mario Pranda dan Richard Sontani kedepanya. Mari kita dukung Mario-Richard untuk masa depan yang lebih baik bagi kita semua,” pungkas Rafael, diiringi sorakan dukungan dari warga yang hadir.