Manggarai Barat, Okebajo.com – Dugaan praktik mark-up pada proyek peningkatan jalan desa kembali menyeruak di Kecamatan Pacar. Kali ini, sorotan publik tertuju pada proyek jalan telfor di Dusun Matapat, Desa Kombo, yang bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2025.
Oktavianus Dalang, salah satu perwakilan warga, lantang mengecam dugaan penyelewengan anggaran tersebut. Menurutnya, ada kejanggalan serius pada penetapan harga satuan material yang ditetapkan pemerintah desa.
“Harga material yang dipakai dalam HPS proyek ini sangat tidak masuk akal, jauh melampaui harga standar di lapangan. Harusnya harga itu ditentukan lewat survei transparan, bukan asal tulis di atas kertas,” tegas Oktavianus.
Ia membeberkan, proyek telfor sepanjang 200 meter di Dusun Matapat memiliki pagu anggaran hingga Rp158 juta hanya untuk satu item pekerjaan. Anehnya, harga tenaga kerja (HOK) dipatok Rp35.000 per meter dengan total hanya Rp7 juta. Sementara material batu sebanyak 70 ret, jika mengacu pada harga lokal Rp300 ribu per ret, seharusnya hanya memakan biaya Rp21 juta, ditambah biaya angkut dan pajak sekitar Rp20 juta.
“Kalau dihitung, totalnya jauh di bawah nilai anggaran yang dipasang. Di sinilah kami menduga ada permainan mark-up yang sengaja dilakukan untuk mengeruk keuntungan pribadi,” paparnya.
Lebih jauh, ia menuding bahwa proyek yang langsung dikelola oleh Kepala Desa Kombo bersama perangkatnya bertentangan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana desa.
“Ini bukan hanya persoalan teknis. Ini sudah masuk ranah dugaan tindak pidana korupsi yang jelas-jelas merugikan masyarakat,” ujar Oktavianus menambahkan.
Atas dasar itu, ia mendesak Tim Tipikor Polres Manggarai Barat segera turun tangan. Menurutnya, audit menyeluruh terhadap seluruh proyek fisik di Desa Kombo wajib dilakukan agar tidak ada anggaran desa yang diselewengkan.
“Kami minta Tipikor Polres Mabar usut tuntas, jangan biarkan dana desa yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat justru jadi bancakan segelintir oknum,” tandasnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Kombo, Stefanus Datut, belum memberikan klarifikasi. Upaya media ini untuk menghubungi melalui panggilan telepon maupun pesan WhatsApp tak kunjung direspons.