Labuan Bajo | Okebajo.com |
Sisilia Imbun (44). Ibu rumah tangga (petani) dari kampung Mbrata, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo.
Dia adalah satu dari sekian orang kecil yang mengaku sangat bahagia karena bisa berjabatan tangan dengan Presiden Jokowi.
Sebelumnya, ibu 4 anak itu hanya bisa melihat Jokowi di layar TV.
Ibu kelahiran Golo Worok, Kabupaten Manggarai itu tidak pernah menyangka kalau hari Selasa, 12 Maret 2023, tangannya dijabat erat oleh orang nomor 1 di Republik Indonesia.
Selasa pagi. Cakrawala kampung Mbrata terang benderang. Istri bapak Remigius Suru (45) asal Rendu Ola, Kabupaten Nagekeo itu berdandan ria.
Pakai baju kaus berkerak warna biru laut. Pakai sandal jepit.
Ibu Sisilia meninggalkan rumah seraya menggendong Apriani Caca, putri bungsunya yang berusia 2 tahun. Ia menuju kantor Desa Macang Tanggar yang terletak di Nanga Nae.
Kantor Desa itu berada persis di tepi jalan lintas Labuan Bajo-Golo Mori yang pagi itu dilintasi mobil RI-1.
Ibu Sisilia pergi ke sana untuk mengikuti pertemuan dengan para petugas kesehatan terkait masalah Stunting.
Ia membawa putrinya ke Kantor Desa karena nama Apriani Caca terdata sebagai balita Stunting.
Di ruangan kantor Desa itulah, ibu-ibu ramai bercerita tentang Presiden Jokowi segera datang meresmikan Jalan Akses Labuan Bajo-Golo Mori.
Kabar senada juga ia dengar sebelumnya dari cerita tetangganya di kampung Mberata.
Belum habis pertemuan. Bunyi sirene iringan kendaraan patwal Presiden Jokowi terdengar jelas di ruangan pertemuan.
Mendengar sirene, ibu Sisilia bersama ibu-ibu yang lain berhamburan ke luar ruangan. Ia mulai pasang strategi. Berdiri di tepi jalan raya persis di depan kantor Desa.
Modusnya hanya ingin melihat dari dekat mobil Presiden Jokowi sambil melambaikan tangan. Itu saja.
Eh, di luar dugaannya. Ternyata mobil Presiden Jokowi berhenti sejenak di hadapan ibu-ibu dan anak-anak stunting yang berkerumun ria di pinggir jalan.
Di tengah kerumunan warga siang bolong itulah ibu Sisilia nekad menerobos barisan pengawalan Paspampres yang ekstra ketat.
Kendati menahan panas matahari, ia bergeming. Enggan bergeser selangkah pun dari tepi jalan.
Sambil gendong anak balitanya, Ibu Sisila bergerak lincah menghampiri mobil Presiden. Ia berjabat tangan erat dengan sang Presiden.
Bangga luar biasa
“Tiba-tiba mobil Presiden Jokowi berhenti tepat di tempat kami berdiri. Banyak orang di situ. Di luar dugaan, tangan saya ditarik sama Paspampres.
Dia suruh saya melangkah menuju mobil Presiden Jokowi. Saat itu juga kaca mobil Presiden diturunkan. Saya menyapa, “Bapak Presiden Jokowi” sambil tersenyum.
Bapak Presiden jabat tangan saya sementara menggendong anak, Apriani. Saya mengucap terima bapak Presiden Jokowi”, kisah ibu Sisilia sangat bangga.
“Ada juga Paspampres keluar dari mobil Presiden. Mereka membagikan kado sembako untuk warga.
Saya juga mendapatkan kado dari bapak Jokowi. Ini yang kedua kalinya saya mendapatkan bingkisan sembako langsung dari bapak Presiden Jokowi”, kenangnya.
Bingkisan kado yang dia terima dari Paspampres bertuliskan “Bantuan Presiden Republik Indonesia”.
Ibu Sisilia menyebutkan isi bingkisan itu 1 set minyak goreng ukuran 1 liter, beras 5 kilogram, gula 1 kilogram dan daun teh 1 set.
Sedangkan tas yang diberikan langsung oleh Presiden Jokowi bertuliskan “Iriana Jokowi”.
Ibu Sisilia menambahkan, moment perjumpaannya dengan Presiden Jokowi berlangsung singkat, hanya hitungan detik.
Dia ungkapkan bahwa ia merupakan orang pertama yang disapa secara langsung oleh Presiden Jokowi dan berjabatan tangan saat itu. Setelah dia disusul oleh warga yang lainnya.
Kisah perjumpaannya dengan Presiden Jokowi tidak bisa dilukiskankannya dalam untaian kata-kata.
Ia sangat bersyukur seraya daraskan doa untuk Presiden Jokowi.
“Terimakasih bapak Presiden Jokowi, semoga Bapak selalu dalam lindungan Tuhan”, ungkap ibu Sisilia.
Ia juga berharap semoga Bapak Jokowi tetap menjadi Presiden Indonesia periode berikutnya karena dekat dengan rakyat jelata.
Ibu Sisilia dan suami Remigius Suru bekerja sebagai petani. Setiap hari suaminya bekerja di sawah jadi buruh tani. Kadang pula jadi buruh rongsokan, buruh bangunan.
Sedangkan istrinya setiap hari menjual sayur di pasar Labuan Bajo demi memenuhi kebutuhan keluarganya.