Pihak Pustu Lempo Bantah Tuduhan Petugas Kosongkan Kantor Saat Jam Dinas

Gedung Pustu Lempo yang Berlokasi di Lempo, Desa Pinggang, Kecamatan Cibal - Foto: Istimewa

Ruteng, Okebajo.com Kepala Puskesmas Beamese, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Edarsian Jaya Sau, akhirnya menanggapi sorotan keluarga pasien asal kampung Pinggang terkait lambannya pelayanan petugas Puskesmas pembantu (Pustu) Lempo, terhadap pasien kritis pada Sabtu 25 Maret 2022 lalu.

Edarsius menegaskan, apa yang disampaikan keluarga pasien perihal para petugas Pustu Lempo sengaja tinggalkan kantor saat jam dinas, sangatlah tidak benar.

“Itu tidak benar. Pasien jelas dilayani petugas hingga membuat rujukan ke Puskesmas Pagal”, tegas Edarsian kepada wartawan di Ruteng via sambungan telephone seluler, Senin (27/3) pagi.

Dijelaskannya, saat peristiwa pasien tenggelam dihantarkan ke Pustu Lempo yang berlokasi di wilayah desa Pinggag itu, salah satu petugas kesehatan yang tinggal di Pustu tersebut menjalankan dinas ke wilayah Puskesmas induk di Beamese.

Meski demikian, sedikitnya ada 4 orang petugas kemudian datang membantu pasien di Pustu kala itu. Namun, karena pasien tersebut terlampau kritis, maka petugas membatu merujukkan pasien ke Puskesmas Pagal.

“Kejadian itu hari Sabtu. Ada 4 orang petugas yang melayani pasien di sana. Salah satunya bernama pak Anton. Kebetulan pada hari Sabtu itu, petugas yang tinggal di Pustu itu bersama saya mengikuti kegiatan PKM di Paroki St. Antonius Padua Ri’i, Beamese”, terang Edarsian.

Sebagaimana diberitakan, keluarga pasien kritis akibat tenggelam di sungai Wae Kebong pada Sabtu, mengaku kesal perihal lambannya penangan petugas medis di Pustu Lempo.

Keluarga pasien mengaku jika saat pasien itu tiba di Pustu, tak ditemukan satupun petugas sehingga pasien tersebut lambat ditanggani.

“Kami merasa kesal. Setiba di Pustu Lempo tersebut tak ada satupun petugas kesehatan yang bertugas pada saat itu. Berdasarkan informasi bahwa semua petugas kesehatan saat itu berkunjung ke Puskesmas Beamese untuk melakukan kegiatan”, kata salah satu keluarga pasien bernama Gabriel Esong, kepada wartawan di Ruteng, Minggu (26/3) malam.

“Seharusnya dalam waktu 24 jam, ada pegawai yang selalu ada di tempat. Petugasnya mereka datang terlambat ke Pustu. Terus tidak ada Oksigen, tensi, stetoskop, set infus ada tapi cairan tidak ada”, sambung pemuda itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *