Detik-detik Babinsa & Nelayan Temukan Mayat di Nuca Molas Pulau Mules

Avatar photo
Detik-detik Babinsa & Nelayan Temukan Mayat di Nuca Molas Pulau Mules
Suasana saat jenazah tiba di Joneng-Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan lalu diangkat ke dalam mobil pickup keluarga korban, Sabtu (29/4/2023) petang. Foto/Robert Perkasa

Labuan Bajo | Okebajo.com | Serda Sahbudin, anggota TNI-AD dari Koramil 1612-04 Borong bersama beberapa orang nelayan temukan mayat. Mereka adalah pihak yang pertama menemukan sesosok mayat yang sedang mengapung di laut.

Serda Sahbudin menyebut lokasi penemuan mayat itu di antara Dintor dengan Nuca Molas perairan Pulau Mules, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Sabtu (29/4/2023) siang.

Saat itu, Serda Sahbudin menumpang perahu nelayan bertolak dari Dintor menuju kampung Peji, Desa Nuca Molas di Pulau Mules. Ia ke sana hendak mengikuti acara pernikahan saudaranya di Pulau itu.

Serda Sahbudin adalah anggota TNI-AD  yang bertugas di Koramil 1612-04 Borong, Kabupaten Manggarai Timur.

Saat ini, Ia sedang cuti di kampung halamannya di Dintor, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai.

Serda Sahbudin juga yang menghantar jenazah dari Satarmese Barat ke lokasi penjemputan oleh Tim SAR Gabungan bersama keluarga korban di pinggir kali Wae Jamal, Joneng-Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan, Sabtu petang tadi.

Berikut penuturan lengkap Serda Sahbudin ketika Wartawan Okebajo.com mewawancarainya di lokasi tersebut.

Mayat mengapung telungkup

“Kebetulan tadi ada acara nikah, saya punya saudari di sana. Saya menggunakan perahu nelayan dari kampung Dintor. Saya melihat ada sesuatu mengapung di laut.

Saya merapat. Ternyata ada mayat mengapung. Saya bersama nelayan temukan mayat tadi dengan kondisi telungkap. Selanjutnya kami giring ke pinggir, baru kami evakuasi menggunakan terpal.

Setelah itu kami laporkan kepada atasan kami dan Bhabinkamtibmas di sana. Lalu kami koordinasilan dengan Basarnas.

Kebetulan Tim SAR itu kan saya punya kawan. Saya telepon mereka, dan benar, ternyata ada orang hilang tiga hari lalu. Oh, berarti pas sudah”, terang Serda Hasbudin.

Evakuasi gunakan terpal ke darat

Kami evakuasi menggunakan terpal menuju darat di kampung Peji, Desa Nuca Molas.

Kami pinggirkan dulu, lalu kami angkat menggunakan terpal seadanya.

Setelah itu saya berkoordinasi dengan Basarnas. Kebetulan kemarin kami satu Tim.

Mayat tanpa visum

“Belum, belum. Belum visum apa semua, belum karena bukan hak kami. Intinya, kami temukan. Kami laporkan. Kami evakuasi, ya. Itu saja.

Kami tidak bawa ke Pustu. Pustu di sana memang siap tapi alat semua tidak ada.

Kantong mayat tidak tersedia di sana. Makanya kami koordinasi dengan Tim SAR kebetulan teman saya. Intinya, kami temukan, laporkan dan koordinasi dengan Tim SAR,” ujar Serda Sahbudin.

Jenazah dari perahu ke mobil Pickup milik keluarga korban.

Terpantau  Okebajo.com di lokasi penjemputan jenazah. Perahu nelayan yang membawa jenazah tiba di pinggir Sungai Wae Jamal, Joneng-Nangalili tepat pukul 16. 40 Wita.

Pengemudi perahu warna putih bernama Abdul Karim. Ia seorang nelayan dari kampung Peji, Desa Nuca Molas, Kecamatan Satarmese Barat.

Setiba di Joneng, Tim SAR Gabungan menurunkan jenazah dari perahu lalu angkat bawa ke dalam mobil pickup Nomor Polisi EB 8501 EB milik keluarga korban.

Tidak lama berselang, perahu kembali ke Satarmese Barat. Sementara itu,  para personel Tim SAR Gabungan menumpang mobil truk Basarnas milik Pos SAR Labuan Bajo kemudian mobil jenazah menyusul meninggalkan lokasi itu menuju Posko SAR di kampung Tuwa.

Dari Posko SAR itu mobil jenazah langsung menuju Rimbu di seberang sungai Wae Jare, TKP ibu Yustina terseret banjir. Dari lokasi ini, jenazah digotong menyeberang sungai Wae Jare menuju kampung Jengok, Dusun Compang Tantu, Desa Wae Jare yang jaraknya sekira 100 meter dari Sungai itu. *

Oke Bajo

Okebajo.com adalah portal berita online yang selalu menghadirkan berita-berita terkini dan dikemas secara, Berimbang, Terpercaya dan Independen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *