Labuan Bajo, Okebajo.com, – Seorang wartawan yang tengah menjalankan tugas jurnalistik di kota Labuan Bajo, Oktafianus Dalang, mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan dari oknum pemilik Restoran Primarasa pada Selasa, (20/6/2023) malam.
Insiden ini berawal dari keluhan warga terkait pencemaran lingkungan yang diduga berasal dari pembuangan limbah restoran tersebut.
Oktafianus Dalang wartawan FaktahukumNTT.com, merespon keluhan warga dengan serius.
Ia melakukan penelusuran dan menemukan fakta bahwa saluran pembuangan limbah Restoran Primarasa langsung bermuara ke saluran utama di sekitar kompleks Bandara Udara Komodo.
Air limbah tersebut berwarna kehitaman dan menyebarkan bau yang tidak sedap hingga ke pemukiman warga.
Untuk memastikan informasi yang diterima, Fian Dalang mendatangi Restoran Primarasa keesokan harinya. Namun, ia tidak mendapatkan jawaban apapun karena pemilik restoran sedang tidak berada di tempat.
Fian Dalang disarankan oleh salah satu pihak restoran Primarasa untuk datang kembali saat pemilik restoran sudah berada di Labuan Bajo.
Setelah mendapatkan nomor kontak owner restoran, Fian Dalang mencoba menghubungi melalui WhatsApp untuk mengkonfirmasi keluhan warga pada Selasa (20/6/2023) petang.
“Selamat Sore Bu, saya Allan dari Media FaktahukumNTT.com dengan mengirimkan satu emoticon memohon. Mau konfirmasi terkait keluhan masyarakat soal bau menyengat di sekitar restoran Primarasa”, tulis Fian Dalang.
Ibu Fransiska, sang owner, membalas pesan tersebut dengan mengundang Fian Dalang ke restoran pada pukul 9 malam pada hari yang sama.
“Kesini aja kau ke Primarasa jam 9 malam. Hari ini”, jawabnya.
Mendapatkan jawaban dari owner restoran Primarasa, Fian Dalang kembali membalasnya.
“Ok siap bu”, tulisnya
Guna menepati janji konfirmasi berita, Fian Dalang bersama rekan seprofesinya pun datang sebelum waktu ditentukan.
Fian Dalang dan rekan wartawannya tiba di Restoran Primarasa yang berlokasi di Jl. Yohanes Sehadun No.88, Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur sekitar pukul 20.28 Wita.
Mereka disambut oleh seorang pelayan laki-laki yang memastikan mereka adalah tamu yang sudah berjanji dengan owner restoran.
Sekitar lima menit, tampak wanita berambut pirang bertubuh gemuk, mata sipit, kacamata di kepala, mengenakan kaos berwarna biru, celana panjang berwarna hitam dan mengenakan sepatu keluar dari dalam restoran menuju meja samping restoran tempat Fian Dalang dan rekannya duduk.
Tampak jarak dua meter, wanita itu menyambut dengan nada lantang serta menanyakan nama salah satu wartawan yang sebelumnya sudah mengkonfirmasi dirinya.
Pertemuan itu menjadi momen yang tidak menyenangkan. Ibu Fransiska dengan tidak sopan langsung merekam video pertemuan tersebut tanpa memberikan kesempatan kepada wartawan untuk berbicara atau menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mereka.
Ia bahkan meminta kartu pers dan KTP dan para wartawan menunjukkan permintaannya dengan santai.
Seketika itu, suasana menjadi tegang. Bu Fransiska berbicara dengan pihak wartawan Tribunnews.com melalui teleponnya, mencoba memeriksa dan memastikan status para wartawan yang ada di hadapannya. Tindakan ini sangat merendahkan dan memojokkan para wartawan yang tengah menjalankan tugas mereka.
“Konfirmasi apa, ini namanya Fian Dalang ? ” tanya Ibu Fransiska sembari menunjuk ke arah wartawan yang dimaksudnya. “Boleh minta KTP, saya telepon wartawan dulu yaah Tribunnews.com yang lebih besar,” mengikuti pembicaraannya sambil merekam video dari handphone selulernya dan diikuti oleh dua gadis di belakangnya diketahui pelayanannya.
Terang-terangan di hadapan para awak media tersebut, tampak ia membicarakan kepada wartawan Tribunnews.com itu membicarakan maksud dan tujuan kedatangan mereka dan dirinya menduga ada maksud lain.
Ia pun memojokan beberapa media yang tengah konfirmasi dirinya kepada wartawan Tribunnews.com melalui handphone milik pribadinya.
Terdengar jelas, dirinya meminta kepada wartawan Tribunnews.com lagi untuk mengecek, melacak serta memastikan kebenaran status wartawan yang menemuinya saat itu.
Usai menutup telepon tersebut, Fian Dalang wartawan FaktahukumNTT.com yang dimaksud langsung menjelaskan materi konfirmasi terkait informasi masyarakat tentang bau tak sedap yang bersumber dari pembuangan limbah restoran tersebut.
Hal mengejutkan pertanyaan yang dilontarkan Fian Dalang kepada Owner restoran Primarasa itu.
“Coba tanya ke wartawannya ibu itu, apa tugas wartawan. Jangan – jangan ibu di backup yaah samanya”, kata Fian Dalang.
Namun ia tidak menjelaskan materi konfirmasi tersebut, ia malah menantang keras wartawan dan memaksa Fian Dalang untuk mengungkapkan sumber informasi yang dihimpun.
Kemudian ia ngotot mengancam untuk polisikan wartawan FaktahukumNTT.com ke bagian SPTK Polres Manggarai Barat sambil ia menelepon kuasa hukumnya dan beberapa orang penting di Polres Mabar dan sesering kali keluar masuk restoran dengan tidak tenang.
Datang kembali di hadapan para wartawan yang sedang duduk, owner restoran Primarasa itu kembali menelepon pihak lain yang belum diketahui pasti siapa.
Owner restoran Primarasa itu mengaku dimarahi sama wartawan dan mengatakan ada wartawan yang minta uang kepadanya bahkan dihadapan para pengunjung restoran Primarasa saat itu.
Tidak menerima perkataan itu, tampak beberapa wartawan mendekatinya menanyakan siapa wartawan yang tengah bentak dirinya dan meminta sejumlah uang.
Namun ia berdalih terkait permintaan uang itu, dimaksudnya uang penagihan hotel yang tidak ada sangkut paut dengan wartawan yang tengah konfirmasi berita dengan nada terbata-bata serta menjauh.
Tidak lama kemudian, tampak pria tua keluar dari dalam restoran yang didampingi langsung oleh Owner Fransiska untuk menemui wartawan diluar ruangan restoran Primarasa.
Kehadiran pria tua diketahui bernama Paulus mengenakan baju kemeja berkotak dengan gelagak jalan seperti preman itu disambut baik oleh beberapa awak media untuk melakukan konfirmasi sembari memperkenalkan diri masing-masing serta maksud dan tujuannya.
Namun diluar dugaan para awak media, nada pembuka serta ekspresi Paulus yang belum perkenalan lebih tentangnya langsung menekan awak media dan tidak memberikan kesempatan untuk melakukan konfirmasi terkait substansi persoalan.
“Sebelum bapak wawancara saya dulu, kantor dimana tunjuk sekarang. Tidak usah wawancara dulu, alamat dimana, kantor dimana saya mau tanya. Wawancara saya harus jelas kantor dimana dan tidak liar disini. Supaya bapak tau saya sudah di Humas, Infokom Kabupaten Manggarai Barat. Kalau pak tidak ada kantor disini, saya tidak akan memberikan keterangan malam ini, kantor dimana, kita ke Pemda besok. Itu saya”, tanya Paulus penuh emosional kepada sejumlah wartawan yang tengah duduk dihadapannya.
Lebih lanjut dihadapan para wartawan, Paulus belum juga memberikan kesempatan kepada para wartawan untuk menjawab pertanyaan nya, malah ia melanjutkan menjelaskan tentang dirinya.
“Kalau pak tidak kenal saya, saya jelaskan yah. Saya 20 tahun disini Kabag Pemerintahan, Kabid Transmigrasi, Kabag Sekwan, Kabag Organisasi, Sekwan DPRD Manggarai Barat empat tahun delapan bulan dan Kadis lingkungan hidup terakhir sampai pensiun saya supaya bapak tau. Tidak usah wawancara dengan saya, inti bapak omong apa, besok kita ke kantor pemda”, jelas Paulus dengan gelagak sombong bak preman kampung.
Usai menjelaskan hal tersebut, Oktavianus Dalang salah satu wartawan tengah berhadapan langsung dengannya memotong pembicaraannya lalu menanyakan statusnya lantaran tidak memberikan keterangan sementara owner sudah percayakan dirinya untuk menemui sejumlah wartawan.
Hubungan bapak dengan restoran Primarasa apa pak?. Lalu ia menjawabnya terkait izinan lingkungan dan ia pun mengaku sebagai mantan Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Barat.
Usai mengetahui hal dirinya, kembali Fian Dalang dengan sikap terbuka mengkonfirmasi dirinya terkait kehadirannya di restoran Primarasa tersebut. Paulus pun tidak merespon dengan baik dan terlihat seolah – olah apa yang dikonfirmasi tidaklah benar.
Hal mengejutkan terlihat, ditengah penjelasan Fian Dalang terkait substansi persoalan yang diterima dari beberapa sumber, tiba-tiba ia memotong dan mengalihkan pembicaraan serta sesering mungkin ia menunjukkan tangan dengan tidak beretika baik ke sejumlah wartawan yang tengah menjelaskan apa yang mereka himpun.
Sangat disayangkan saat penjelasan lebih dari sejumlah wartawan terkait materi konfirmasi untuk memenuhi keberimbangan berita, Paulus masih ngotot untuk tetap melanjutkan penjelasan darinya tanpa mendengarkan penjelasan wartawan serta memancing emosi dan terjadilah adu mulut.
Beruntung perdebatan kedua belah pihak tidak berlangsung lama. Kembali Fransiska selaku owner restoran Primarasa meminta kepada para wartawan jangan dulu pulang sebelum kuasa hukumnya Irenius Surya, SH tiba menemui mereka.
Tidak butuh waktu lama, sang kuasa hukum yang ia sebutkan sebelumnya Iren Surya akhirnya datang. Kemudian disusul oleh tiga orang anggota intel Polres Manggarai Barat.
Hal mengejutkan yang terjadi, usai melibatkan berbagai pihak sang owner belum juga menjelaskan secara pasti keterlibatan beberapa pihak dan belum memenuhi konfirmasi berita tersebut.
Geram dengan itu, Fian Dalang kembali menemui kuasa hukumnya apa saja yang dibicarakan pihaknya tanpa melibatkan para wartawan sementara sebelumnya diminta untuk menunggu saja entah sampai kapan.
Saat ditemui Iren Surya selaku kuasa hukum restoran Primarasa mengatakan dirinya sudah memberikan masukan ke pihak Primarasa, terkait kebutuhan cover both side untuk berita.
“Tadi saya sudah mendengar semuanya saat diskusi di dalam, ternyata ini masalah sepeleh dan salah paham saja. Tadi saya beri masukan ke Primarasa, terkait kehadiran teman-teman wartawan itu kebutuhan keberimbangan berita apalagi sudah dijanjikan sebelumnya. Jawab apa adanya, tidak perlu cari tahu siapa yang melapor, karna gak penting. Tanpa harus bertanya kantormu dimana, minta KTP dan lain-lain lah. Dan yang hadir itu juga rekan-rekan saya dan saya kenal baik mereka”, kata Iren Surya kepada sejumlah wartawan malam itu.
Kembali ditanya apakah kehadiran Iren Surya selaku kuasa hukum restoran Primarasa guna menjawab substansi soal tujuan wartawan yang sebelumnya dijanjikan akan menjawab hal tersebut.
Sayangnya Iren Surya kembali menyarankan ke sejumlah wartawan untuk konfirmasi kembali ke pihak restoran Primarasa.
“Baiknya konfirmasi aja, minta tanggapan ada bau tidak sedap di sekitar”, ungkapkan Iren Surya sembari melangkah menuju mobil miliknya lalu meninggalkan wartawan dan tempat tersebut.
Belum menjelaskan lebih terkait persoalan keluhan warga dan tudingannya kepada wartawan yang telah menerima sejumlah uang, salah satu rekan seprofesi menanyakan ke Fransiska selaku owner restoran Primarasa tidak mampu menjelaskan lebih dan ia malah melabui serta coba menghindar.
Terlihat ia keluar ke arah parkir bersama Paulus yang mengaku sebagai mantan Kadis LHK Mabar sembari lari ke arah mobil dan meninggalkan beberapa anggota polisi yang diundangnya.
Kemudian Fransiska berdalih dirinya bukanlah sebagai owner restoran Primarasa, ia pun mengatakan dirinya tamu dan langsung ngegas dengan mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut. **
Jangan lupa baca berita menarik dari Oke Bajo di Google News