Labuan Bajo | Okebajo.com | Desa Romang, satu dari 13 Desa di Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang kondisi infrastruktur jalan, jembatan, listrik belum memadai.
Desa ini salah satu Desa wisata yang alamnya memesona. Destinasi wisata alam air terjun sunsa Dedek Hara merupakan aset wisata alam primadona Desa Romang.
Ratusan jiwa penduduk Desa ini mayoritas petani. Menyebar di empat Kampung, yaitu Romang, Nini, Lia dan Jantong. Wilayah administrasi pemerintahannya meliputi lima Dusun, yakni Dusun Romang 1, Romang 2, Dusun Lia 1, Dusun Lia 2 dan Dusun Jantong.
Desa Romang merupakan Desa yang terletak jauh dari desa-desa lainnya di Kecamatan Pacar. Dari segi geografis, Desa ini berbatasan dengan wilayah Kecamatan Boleng dan Kecamatan Macang Pacar.
Infrastruktur jalan
Fakta menunjukkan, kondisi infrastruktur jalan menuju Desa Romang tidak semulus jika dibandingkan dengan jalan hotmix di Desa lain di Kecamatan Pacar atau di Kecamatan Boleng.
Untuk bisa sampai di Desa ini harus menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam dari Labuan Bajo atau 1,5 jam dari ibukota Kecamatan Pacar.
Jalur Lando – Mbatak – Romang – Pau – Paro adalah jalur paling singkat yang menghubungkan wilayah Kecamatan Boleng dengan Kecamatan Pacar. Medannya juga jauh lebih baik (tidak banyak tanjakan/kelokan). Sayangnya jalur singkat ini yang justru belum disentuh secara serius.
Akses jalan dari kampung Mbatak (Kecamatan Boleng) menuju Desa Romang memang pernah diaspalkan (lapen). Panjang lintasannya sekitar 500 meter saja. Sedangkan dari Teko ke Mbatak dan dari Mbatak ke Romang masih jalan tanah. Belum pernah diaspalkan. Meski ada sebagiannya yang sudah telford tetapi kondisinya sudah rusak.
Terutama pada musim penghujan saat ini. Kondisi jalan menuju Desa Romang sangat buruk. Memprihatinkan.
Titik kerusakan itu mulai dari Teko menuju Romang dan dari Paro ke Romang sekira belasan kilometer. Kondisi jalan di dua segmen tersebut rusak sangat parah. Badan jalan becek. Tergenang air hujan dan berlumpur.
Dampaknya, mobilitas moda angkutan umum maupun kendaraan pribadi bergerak lambat. Kadang pula lumpuh total jika terjadi banjir. Infrastruktur jembatan belum ada.
Sekam padi pengganti aspal
Viktor, sopir angkutan pedesaan yang tiap hari melintasi jalan itu mengaku gerah. Ia mengerahkan tenaga ekstra ketika melintasi jalan tersebut. Ia dan kondekturnya terpaksa menyiapkan berkarung-karung sekam padi pengganti aspal. Sekam padi digelontorkan agar kendaraan dan barang muatannya bisa sampai di Romang. Demikian sebaliknya.
“Benar, Pak. Kondisi jalan ke Desa Romang sangat buruk, khususnya saat musim hujan sekarang. Tiap hari kami harus siapkan sekam padi. Tanpa sekam, oto pasti selet dan macet parah. Kami terpaksa harus siram sekam agar oto bisa jalan”, ujar Viktor.
Ibu Ratna, salah seorang warga Desa Romang juga mengungkapkan hal senada.
“Kondisi jalan ke Romang sangat memprihatinkan. Itu sebabnya kalau kami ada kepentingan keluarga di kampung lain harus tampung tenaga sebelum pergi. Oto harus start pagi kurang lebih pukul 05.30 keluar dari Romang, takutnya terhalang banjir”, tutur Ibu Ratna.
Demikian halnya ketika masyarakat Desa Romang pergi ke Pasar Terang untuk berjualan atau membeli barang kebutuhan sehari-hari.
“Di Romang tidak ada Pasar, Pak. Kami masyarakat Desa Romang biasanya ikut Pasar Terang di Kecamatan Boleng. Saat musim hujan ini, kami terpaksa jalan kaki ke Pasar Terang kalau tidak ada oto yang datang”, keluh Ibu Ratna.
Demikian pula warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan ke Poskedes yang terletak di Dusun Lia, terutama bila ada pasien yang dirujuk ke faskes terdekat atau ke rumah sakit.
Aktivitas pendidikan anak-anak SD Inpres Romang dan SMP Negeri 7 Pacar juga sangat terganggu akibat banjir dan jalan becek tergemang air hujan.
Romang sentra beras
Desa Romang juga menjadi salah satu sentra produksi beras yang sangat signifikan menunjang pangan di Kecamatan Pacar. Ratusan hektar lahan sawah membentang hijau sejauh mata memandang. Topografinya hampir sama dengan dataran Terang di Kecamatan Boleng.
Selain padi, komoditi perkebunan tumbuh subur di dataran Romang. Desa ini juga terkenal sebagai sentra produksi gula merah dan sopi dari pohon enau yang sangat menjanjikan.
“Banyak hasil perkebunan milik para petani di Desa kami tapi susah mendapatkan harga yang layak seperti yang dirasakan oleh para petani di daerah lain. Ini terjadi karena kondisi jalan ke Desa kami yang belum memadai. Walaupun banyak hasil, tapi kadang kami jual murah”, ungkap Ibu Ratna.
Desa tanpa listrik
Selain infrastruktur jalan, jaringan listrik belum ada di Desa Romang.
Penerangan malam hari di rumah warga masih menggunakan lampu berbahan bakar minyak tanah. Ada juga lampu menggunakan aki dan mesin genzet.
Harapan warga
Masyarakat Desa Romang mendambakan ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai sebagaimana yang telah dibangun pemerintah di tempat lain. Intervensi pemerintah Kabupaten Manggarai Barat demi ketersediaan pelbagai infrastruktur vital (tidak hanya jalan) sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Desa Romang, kini dan nanti.
Kondisi jalan yang buruk tentu saja menghambat mobilitas keseharian masyarakat di sana. Akselerasi perekonomian warga, distribusi barang/komoditi produksi para petani tentu saja bergerak lambat. Mereka susah mendapatkan harga yang layak. Sulit bagi mereka memasarkan hasil panen ke Labuan Bajo. *(bersambung)