Lestarikan Wisata Alam Seribu Air Terjun, Wartawan Manggarai Barat Giat Tanam 1000 Pohon

Avatar photo
Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat (PWMB) bersama warga Desa Wae Lolos menanam 1000 pohon. Foto/Isno

Labuan Bajo, Okebajo.com, – Sebuah langkah monumental telah diambil oleh sekelompok jurnalis yang tergabung dalam Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat (PWMB), yang tidak hanya mengabarkan berita, tetapi juga turut bertindak dalam menjaga kelestarian alam.

Pada Jumat, (9/2/2024), mereka bersama-sama dengan warga Desa Wae Lolos menanam 1000 pohon di sepanjang destinasi air terjun Wae Lolos, Desa Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Aksi penanaman 1000 pohon itu dilakukan dalam rangka memeringati Hari Pers Nasional (HPN) ke-78.

Ketua PWMB, Marianus Marselus, menjelaskan, PWMB menjelaskan sebanyak 1000 anakan pohon lokal ditanam di sepanjang destinasi wisata seribu air terjun tersebut.

Marselus menjelaskan bahwa pilihan menanam pohon lokal tidak hanya untuk estetika semata, tetapi juga untuk menarik wisatawan dengan buah-buahan yang nantinya akan menarik burung-burung lokal, menambah keunikan dan daya tarik wisata alam tersebut.

“Sehingga nantinya wisatawan yang berkunjung ke sini sambil menikmati air terjun juga dapat menikmati kicauan burung di sini,” jelas Marselus.

Ia menambahkan, 1000 pohon lokal yang ditanam sesuai dengan ekosistem di wilayah tersebut.

Langkah ini juga diakui oleh Robert Perkasa, Ketua Pokdarwis Cunca Pilas, sebagai langkah penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Kami semua sangat senang kawan-kawan jurnalis memilih memperingati HPN di sini dengan aksi menanam 1000 pohon,” ujar Robert.

Aksi penanaman pohon ini tidak hanya sebagai simbol melestarikan alam, tetapi juga sebagai tindakan konkret untuk menjaga keberlanjutan destinasi wisata tersebut.

Ia menambahkan, kegiatan penanaman pohon itu juga dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan debit air supaya air terjun dapat lestari dari waktu ke waktu serta ekosistem tetap lestari.

“Apa gunanya ada air terjun bila debit air menurun,” cetusnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *