Semarak Toleransi, Vikep Ruteng dan Pimpinan Lintas Agama Lepas Balon Tanda Dimulainya Tiga Momen Berkah di Kevikepan Reo

Avatar photo

Reo, Okebajo.com – Semangat persaudaraan, iman, dan toleransi membuncah di halaman Wisma Santo Yoseph Kevikepan Reo, Kamis malam (19/6/2025). Dalam nuansa religius dan kebhinekaan yang kental, Vikep Ruteng RD. Dionisius Osharjo, bersama para pemimpin umat lintas agama serta Camat Reok Theobaldus Junaidin dan Camat Reok Barat Tarsisius Asong, secara simbolis melepas balon ke langit malam. Balon-balon itu bukan sekadar hiasan, melainkan lambang dimulainya tiga momen istimewa:

Perayaan Pancawindu Imamat RD. Herman Ando, Satu Dekade Kevikepan Reo, dan Youth Camp Orang Muda Katolik (OMK).

Acara pembukaan ini terasa istimewa karena turut melibatkan tokoh-tokoh lintas Agama yaitu Pendeta Aprianimega Plaituka, S.Si., Teol (GMIT Ephata Reo), Pendeta Eyodia Patty (GKSI), Pendeta Albinus Y. Baok (Gereja Pentakosta), dan Imam Masjid Syamsuddin, serta RD. Mansuetus Hariman, Pastor Paroki Reo yang juga Ketua Umum Panitia.

Dalam sambutannya, RD. Dionisius Osharjo mengajak seluruh peserta untuk memaknai perayaan ini sebagai momentum perubahan.

“Kegiatan ini menyimpan begitu banyak nilai yang bisa mengubah hati kita. Bila hati diubah, maka seluruh hidup pun bisa ditransformasi. Mari kita kembali dari tempat ini dengan semangat baru untuk menjadi agen perubahan di mana pun kita berada,” ujarnya penuh semangat.

Ia juga memberikan apresiasi besar kepada panitia yang telah menyiapkan acara secara matang dan penuh kreativitas.

“Keterlibatan aktif kita akan menentukan seberapa dalam nilai-nilai positif bisa meresap dalam diri. Jangan hanya jadi penonton, jadilah bagian dari transformasi ini,” tambahnya.

Ketua Umum Panitia, RD. Mansuetus Hariman, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni gerejawi, tetapi memberi dampak transformatif di tiga aspek utama kehidupan:

– Spiritual, dengan pembaruan iman yang menyentuh hati.

– Sosial budaya, lewat penguatan toleransi lintas suku dan agama.

– Ekonomi, melalui geliat UMKM lokal yang turut hadir dalam bentuk pameran produk.

“Anak-anak muda juga mendapatkan ruang untuk menemukan dan mengasah talenta mereka. Ini bukan hanya soal merayakan, tetapi mempersiapkan generasi masa depan yang berpengharapan,” kata Romo Mansu.

Satu hal yang membedakan perayaan ini adalah penghormatan terhadap budaya lokal Manggarai. Ritual kepok adat mewarnai pembukaan acara: seekor ayam jantan dan segelas tuak putih dibawa oleh tokoh masyarakat Kanis Tamung dan diterima oleh Ignas Randus, Ketua DPP Paroki Watu Nggong.

Pakaian adat dari berbagai paroki turut mewarnai suasana, mulai dari songket Manggarai, towe congkar, topi Manggarai, hingga kostum khas etnis Bajawa, Riung Nagekeo, dan Timor. Perayaan ini menjadi panggung keberagaman budaya yang menyatu dalam semangat persaudaraan sejati.

Acara dibuka dengan parade penuh warna yang diikuti oleh Remaja Masjid, Remaja GMIT, OMK dari 17 paroki, dan umat Katolik Reo. Suasana semakin semarak oleh Marching Band SMAS Santo Gregorius Reo, yang tampil memukau di bawah arahan lima mayoret: Maria Grachella Wangkut, Christiani Natasya, Emerensiana Putri, Jean Gabriela Baruk, dan Gabriela Lander Ina, serta sinyoret Adrianus Bagus, dibimbing tiga guru: Marcelina Dwi Tunggal, Kristiana Abut, dan Yulianus Yansen.

Usai parade, acara dilanjutkan dengan pentas seni budaya, pertunjukan siswa, dan pameran produk-produk lokal, yang menyedot antusiasme masyarakat dan para undangan.

Hadirkan Kehangatan dan Harapan
Sejumlah pastor paroki dari berbagai wilayah juga turut hadir, seperti RD. Robi Mbongor (Lempang Paji), RP. Piter Due SVD (Lengko Ajang), RD. Tarsi Tombor (Loce), RP. Aba Lazar OFM (Pagal), RD. Bernardus Palus (Kajong), RD. Tarsi Syukur (Rii Bea Mese), RD. Max Larung (Beanio), RD. Rian Tagung (Pota), RD. Wily Gandi (Dampek), RP. Anselmus Jalang SVD (Elar), dan RD. Geby Ediman (Robek).

Perayaan tiga momen ini bukan hanya selebrasi institusional Gereja, tetapi wujud nyata dari perjumpaan lintas iman, lintas budaya, dan lintas generasi yang membangun harapan dan peradaban cinta kasih.

Marselin Koten

Oke Bajo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *