Labuan Bajo | Okebajo.com | Sekretaris Daerah Manggarai Barat, Fransiskus Sales Sodo menyebutkan prevalensi stunting di Kabupaten Manggarai Barat menurun dari 15,09 persen menjadi 09,06 persen.
Ia ungkap hal itu saat membuka kegiatan Rembug Stunting bertajuk “Sinergi Mabar Bangkit Mabar Mantap Atasi Stunting, AKI dan AKB dengan Pendekatan Keluarga Menuju Generasi Sehat dan Cerdas’ yang dilaksanakan di Aula Setda Kantor Bupati Manggarai Barat, Jumat, 31 Maret 2023.
“Penurunan ini sangat signifikan. Sangat menggembirakan. Terima kasih kepada semua pihak. Secara khusus kepada lini lapangan, mulai dari kepala puskesmas, kepala desa hingga para kader, pimpinan OPD yang dilibatkan dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting. Juga kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing, ikut berjuang untuk menurunkan prevalensi stunting di Manggarai Barat”, kata Frans Sodo.
Ia berharap, penurunan prevalensi stunting menjadi 0,9 persen ini dapat menjadi motivasi, agar kerja sama yang sudah berlangsung dengan solid dapat dipertahankan.
“Ini harus menjadi motivasi. Sebab dengan kerja sama yang baik, kita bisa melakukan intervensi dengan baik pula,” jelasnya.
Kegiatan Rembug Stunting adalah aksi ketiga dari delapan aksi konvergensi stunting sebelumnya, yakni Analisis Situasi (Ansit) dan rencana kegiatan.
Sedangkan aksi lain yang dilakukan adalah membuat Perbup tentang peran desa, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting dan revisi kinerja tahunan.
Hadir kegiatan Rembug Stunting, Senior Manager Projec Momentum kluster Flores, Henyo Kerong, Ketua Komisi III DPRD Manggarai Barat, Inocentius Peni, Asisten I Setda Bidang Administrasi Umum, Aloisius Lahi, Asisten III Setda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Hilarius Madin, Pimpinan OPD Lingkup Mabar, Staf khusus Bupati, para Camat, Kepala Puskesmas, penyuluh keluarga berencana, organisasi wanita, pemerhati kesehatan, Pater Marsel Agot dan sejumlah Kepala Desa.
Pada periode timbang Agustus 2023, prevalensi stunting Manggarai Barat 15,09 persen. Karena itu, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi memberi penegasan kepada OPD, Kepala Desa dan Kepala Puskemas di tingkat kecamatan dan desa agar prevalensi stunting tahun 2023, harus turun satu digit.
Bupati Edi kemudian memerintahkan emua Kepala Desa agar melibatkan Kepala Puskesmas dalam menyusun Anggaran Dana Desa, khususnya anggaran yang diplotkan untuk penanganan stunting.
“Kepala Puskesmas wajib dilibatkan, sebab mereka yang paling tahu, upaya apa dan dengan cara bagaimana stunting itu diatasi,” tegas Bupati Edi.
Bupati Edi mewajibkan Kepada Desa untuk mebawa serta rekomendasi dari Kepala Puskesmas saat pencairan Dana Desa.
“Jika rekomendasi dari Kepala Puskesmas tidak ada, maka Dana Desa tidak boleh dicairkan,” tegas Bupati Edi.
Bupati Edi Endi juga menegaskan kepada semua pihak yang dilibatkan dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga tingkat desa agar bersatu padu sesuai tupoksi masing-masing, bekerja sama menurunkan prevalensi stunting. *
(Sumber InfoPublik.id)