Ruteng, Okebajo.com – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat, Mario Pranda dan Richard Sontani, belum lama ini melakukan kunjungan penuh penghormatan ke makam Bapak Frans Dula Burhan, Bupati Manggarai ketiga, yang dikenal sebagai sosok inspiratif dalam memajukan daerah.
Kunjungan ini berlangsung di Rowang, Ruteng, pada Sabtu, 2 November 2024, dan mencerminkan tekad kuat kedua calon untuk belajar dari pemimpin yang dikenal dengan gagasannya yang membumi dan komitmen untuk kesejahteraan masyarakat.
Frans Dula Burhan, yang menjabat sebagai Bupati Manggarai dari 1978 hingga 1988, meninggalkan jejak kepemimpinan yang sangat kuat. Putra Kempo, Manggarai Barat ini dikenal dengan karakter rendah hati, meski berhasil meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Erlangga, Surabaya.
Terpengaruh oleh kehidupan masyarakat sekitar yang sederhana, Frans tumbuh menjadi pemimpin yang memahami denyut nadi rakyatnya.
Melansir dari berbagi sumber, bahwa selama masa jabatannya, Frans berhasil membentuk Manggarai sebagai “lumbung pangan” di NTT melalui berbagai program ketahanan pangan yang ia jalankan dengan dukungan Gubernur NTT saat itu, Ben Mboi.
Selain pangan, ia mendorong tanaman perdagangan seperti cengkeh, fanili, dan kopi unggul sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat.
Mario Pranda menuturkan bahwa ziarah ke makam almarhum Frans Dula Burhan ini bukanlah secara kebetulan, melainkan sudah diagendakan sebelumnya bersama calon wakilnya, Richard Sontani. Ia menyatakan bahwa sosok Frans Burhan merupakan inspirasi besar bagi mereka.
“Bapak Frans bukan hanya seorang pemimpin, tetapi seorang teladan yang mengajarkan bagaimana membangun daerah dengan hati dan perhatian yang tulus. Kami sangat menghormati prinsip-prinsip beliau yang mengakar pada kesejahteraan masyarakat,” ungkap Mario.
Bagi Mario dan Richard, keberhasilan Frans Burhan dalam membangun sektor pertanian adalah fondasi penting yang patut mereka tiru jika dipercaya oleh masyarakat Manggarai Barat.
Richard Sontani menambahkan bahwa warisan Bapak Frans Burhan menjadi pengingat agar mereka selalu menghormati sejarah dan belajar dari para pendahulu.
“Filosofi Bapak Frans yang membangun kebun contoh sesuai dengan karakter orang Manggarai, ini sangat berharga bagi kami. Prinsip ini sejalan dengan tekad kami untuk terus melibatkan masyarakat dalam pembangunan daerah secara nyata,” ujar Richard dengan penuh keyakinan.
Ziarah ke makam Bapak Frans Dula Burhan tidak hanya simbol penghormatan bagi Mario dan Richard, tetapi juga sebuah momen untuk meresapi nilai-nilai kepemimpinan yang telah diwariskan.
“Dalam perjalanan, terpatri tekad kami untuk meneladani bagaimana perjuangan Bapak Frans Dula Burhan dalam membangun Manggarai saat itu yang lebih sejahtera, khususnya melalui penguatan sektor pertanian dan ketahanan pangan. Kami percaya, dengan meneladani pemimpin terdahulu, Manggarai Barat akan mampu tumbuh lebih maju tanpa melupakan akar sejarah dan budaya yang kaya,” ungkap Richard. **