Labuan Bajo, Okebajo.com, Kekeringan yang berkepanjangan telah merenggut harapan para petani di Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Sebanyak 311,85 hektar lahan sawah yang tersebar pada 23 Poktan (Kelompok Tani) mengalami kekeringan yang cukup parah, menyebabkan upaya tanam gagal total.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat, Laurensius Halu saat mengikuti rapat koordinasi dengan beberapa instansi, membahas dampak kekeringan berkepanjangan yang melanda Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat, yang berlangsung di Ruang Rapat Bupati, Rabu (07/02/2024).
Pada kesempatan itu, Ia mengatakan, bahwa sesuai laporan dari Camat Boleng, ada 3 (tiga) desa yang butuh intervensi segera, akibat gagal tanam. Ketiga desa itu adalah Golo Ketak, Mbuit dan Golo Sepang.
Dikatakannya, luas tanam padi sawah di Kecamatan Boleng Desember 2023 hingga 5 Februari 2024, adalah 2.673,5 hektar, dengan rincian irigasi tehnis 718 hektar, dan tadah hujan 1.855 hektar.
Indeks Pertanaman, tanam satu kali 1.188,5 hektar, tanam 2 kali 1.266 hektar, tanam 3 kali 119 hektar.
Realisasi tanam Oktober -Desember 2023 hingga Februari 2024 seluas 2.146,15 hektar atau 87,31 persen.
“Sisa yang belum di tanam akibat kekeringan di desa Golo Sepang seluas 311,85 hektar yang tersebar pada 23 kelompok tani dan 502 petani,” ujar Kadis Laurensius.
Untuk mengantisipasi dampak kekeringan di Kecamatan Boleng, pihaknya melakukan berbagai langkah. Untuk jangka pendek, yakni dengan mengerahkan mesin pompa air, mengalihkan para petani ke tanaman palawija dan holtikultura, memberi bantuan benih unggul, menggelar pasar murah dan melakukan koordinasi dengan BMKG.
Sedangkan langkah jangka panjang, yakni dengan menggunakan varietas genjah toleran terhadap kekeringan dan tahan terhadap hama penyakit, membangun embung, membangun lumbung pangan desa, membangun sumur bor solar cel dan gerakan tanam serentak.
Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, M.Kes., yang memimpin rapat tersebut menjelaskan bahwa kasus kekeringan ini merupakan kondisi umum yang terjadi di semua Kecamatan di Manggarai Barat.
“Kasus kekeringan yang berkepanjangan ini memang yang lapor hanya Camat Boleng. Tetapi sesungguhnya, ini kondisi umum yang terjadi hampir di semua kecamatan di Manggarai Barat,” ujar Wabup Yulianus
Menanggapi laporan dari Camat Boleng, Wabup Yulianus mendorong Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat untuk segera melakukan pendataan di lapangan guna mengetahui dampak kekeringan secara menyeluruh. Hal ini diharapkan dapat memungkinkan penentuan intervensi yang tepat.
“Saya minta Kepala Dinas Pertanian untuk menerjunkan staf atau melalui Penyuluh Pertanian untuk melakukan pendataan, mana yang tergolong gagal tanam dan mana yang gagal panen. Data sangat di perlukan guna mengetahui seperti apa bentuk intervensi yang akan di lakukan,” ujar Wabup Yulianus.
Dalam penanganan keadaan darurat, Wabup Yulianus menyarankan untuk mempertimbangkan penggantian jenis tanaman pada lahan yang gagal tanam, serta mencari solusi cepat dan tepat bagi lahan yang gagal panen.
Untuk penanganan jangka panjang, Wabup Yulianus menginstruksikan Dinas untuk merencanakan pembangunan embung di daerah-daerah yang rentan terhadap kekeringan. Hal ini diharapkan dapat dianggarkan dalam anggaran tahun 2025 mendatang.
Sementara itu, Pimpinan Bulog Manggarai Barat, Fuad yang hadir pada kesempatan itu menginformasikan, bahwa stok beras di Bulog Manggarai Barat saat ini masih aman.
“Stok yang tersedia di gudang ada 900 (sembilan ratus) ton. Yang saat ini sedang dalam perjalanan sebanyak 2.250 ton. Dengan demikian, maka stok beras kita akan terjamin hingga satu bulan ke depan,” jelas Fuad.
Sedangkan untuk mengatasi kondisi darurat, lanjut Fuad, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan serta pihak terkait, terutama untuk menentukan lokus.**