Sengkarut Nakes di Pustu Lempo Sentil Jargon ‘Perubahan’ Bupati dan Wabup Manggarai

Gabriel Esong dan Ican Bombang Saat Memberikan Aduan kepada Bidang Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan Manggarai - Foto: Istimewa

Ruteng, Okebajo.com – Respon keluarga pasien atas lambannya penanganan medis oleh tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas pembantu (Pustu) Lempo, kini berbuntut panjang.

Pihak keluarga pasien akhirnya mengadukan hal itu kepada Kepala Dinas Kesehatan Manggarai dengan mendatangi kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai di Ruteng, pada Senin (27/3).

“Menindaklanjuti keterlambatan pegawai di Pustu Lempo, Desa Pinggang, Kecamatan Cibal, saya didampingi Bapak Icang Bombang mendatangi kantor Dinas Kesehatan Manggarai untuk menyampaikan penyesalan atas keterlambatan pegawai di Pustu Lempo”, kata Gabriel Esong kepada wartawan usai mendatangi kantor dinas tersebut, Senin.

Meski urung bertemu lantaran Kadis Kesehatan sedang berdinas ke Kupang, NTT, Gabriel menyebut jika pengaduan itu telah mereka sampaikan melalui Kasubag Umum dan Kepegawaian, Yohanes Y. Kmismas.

“Laporan ini bukan untuk memprovokasi dan menghakimi siapapun. Namun demi kesadaran, kesiagaan dan kemanusiaan agar pelayanan lebih di tingkatkan lagi”, katanya.

“Berharap agar Kepala Dinas Kesehatan segera memanggil dan menegur kepala pustu dan beberapa pegawai bertugas di pustu Lempo tersebut sehingga ini menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran kedepannya”, sambung Gabriel.

Tak hanya Gabriel, rekan seperjuangannya, Ican Bombang, juga turut menyampaikan penyesalan atas pelayanan petugas Pustu Lempo.

Ican mengatakan akan memberikan waktu selama 7 hari bagi pihak dinas kesehatan untuk segera mengambil tindakkan tegas terhadap petugas Pustu Lempo yang dinilai telah lalai dalam pelayanan kesehatan masyarakat kecil.

“Jika dalam waktu 7 hari tidak ada tindakkan tegas dari Dinkes, maka saya sendiri yang akan memimpin masyarakat Pinggang guna menyampaikan aspirasi dan keluhan mereka kepada DPRD Manggarai dan Bupati Manggarai”, tegas Ican.

Dirinya lalu menyentil soal tagline perubahan yang didengungkan oleh Bupati dan Wabup Manggarai, sebab perubahan dimaksud sama sekali tidak dijalankan oleh aparatur pada tingkat bawah.

“Perubahan yang paling penting adalah perubahan pelayanan kepada masyarakat dan perubahan paradigma berpikir para aparatur pemerintahan”, tutupnya.

Diketahui, pengaduan ini bermula saat petugas Pustu Lempo disebut-sebut lamban menangani pasien kritis akibat tenggelam di sungai Wae Kebong pada Sabtu (25/3) lalu.

Keluarga pasien mengaku jika saat pasien itu tiba di Pustu, tak ditemukan satupun petugas sehingga pasien tersebut lambat ditanggani.

“Kami merasa kesal. Setiba di Pustu Lempo tersebut tak ada satupun petugas kesehatan yang bertugas pada saat itu. Berdasarkan informasi bahwa semua petugas kesehatan saat itu berkunjung ke Puskesmas Beamese untuk melakukan kegiatan”, kata Gabriel Esong, kepada wartawan di Ruteng, belum lama ini.

“Seharusnya dalam waktu 24 jam, ada pegawai yang selalu ada di tempat. Petugasnya mereka datang terlambat ke Pustu. Terus tidak ada Oksigen, tensi, stetoskop, set infus ada tapi cairan tidak ada”, tutup pemuda itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *