Sumatera Utara | Okebajo.com | Hari kedua pascabanjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, tim gabungan melanjutkan pencarian dan pertolongan terhadap 11 warga yang masih dinyatakan hilang.
Tim gabungan yang berjumlah kurang lebih 280 orang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Humbang Hasundutan, TNI, Polri, Basarnas, Dinas Sosial, Tagana dan Destana beserta warga setempat kembali menyisir lokasi terdampak di Desa Simangalumpe, Kecamatan Baktiraja.
Butuh bantuan anjing pelacak
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Humbang Hasundutan, Benthon J Lumbangaol menjelaskan kondisi lokasi terdampak banjir bandang dan longsor dipenuhi material bebatuan berukuran besar serta lumpur dan puing lainnya.
Kondisi tersebut menyulitkan tim pencarian dan pertolongan, sehingga perlu didatangkan anjing pelacak untuk membantu tim dalam mendeteksi lokasi keberadaan 11 warga yang masih dinyatakan hilang.
50 KK mengungsi
Terkait perkembangan penanganan pengungsi yang berjumlah 200 jiwa dari 50 KK, Benthon mengatakan bahwa seluruh kebutuhan dasar, baik permakanan, logistik dan peralatan lainnya sudah terpenuhi.
Pengungsian dipusatkan di Aula Kecamatan Baktiraja. Di lokasi itu juga telah didirikan dapur umum oleh Dinas Sosial.
Di sisi lain, Bethon juga menambahkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan juga menjamin keberlangsungan kegiatan belajar mengajar bagi para siswa yang sekolahnya terdampak bencana. Sehingga dipastikan para siswa tersebut tidak akan ketinggalan pelajaran.
Pada hari ini, Minggu (3/12), tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang terdiri dari Kedeputian Logistik Peralatan, Kedeputian Penanganan Darurat dan Tenaga Ahli BNPB tiba di lapangan untuk memberikan pendampingan penanganan darurat sesuai arahan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M.
Pertama, arahan untuk menetapkan status tanggap darurat bencana, sehingga seluruh stakeholder maupun dunia usaha dapat segera memberikan dukungan sesuai kebutuhan.
Kedua, arahan untuk aktivasi posko darurat, sebagai pusat komando seluruh upaya penanganan darurat, mulai dari operasi pencarian dan pertolongan, penyelamatan warga terdampak, penanganan pengungsi, logistik dan peralatan, komunikasi publik, kesehatan dan sebagainya.
Ketiga, arahan untuk pembuatan skema per sektor guna memudahkan upaya pencarian dan pertolongan.
Di samping itu, dengan mempertimbangkan kondisi jenazah korban longsor, maka periode pencarian agar dimaksimalkan selama tujuh hari.
Melihat besaran dampak dan kebutuhan selama masa tanggap darurat, BNPB juga akan memberikan dukungan dalam bentuk Dana Siap Pakai (DSP) berikut logistik dan peralatan.
Adapun rincian jenis peralatan yang akan diserahkan meliputi tenda pengungsi, tenda keluarga, sembako, selimut, matras, velbed, lampu penerangan, genset listrik, mesin pompa air beserta selangnya.
Seluruh dukungan itu akan diserahkan secara langsung oleh Kepala BNPB dalam kunjungan ke lokasi terdampak yang direncanakan pada esok hari, Senin (4/12/2023)
Sumber : InfoBencanaBNPB