Pelajar SMP dan SMA Ikut Sosialisasi HIV-AIDS di Kecamatan Ndoso

Avatar photo
Pelajar SMP dan SMA Ikut Sosialisasi HIV-AIDS di Kecamatan Ndoso
Para pelajar SMP dan SMA sekitar Tentang, Kecamatan Ndoso mengikuti sosialisasi HIV/AIDS yang digelar oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Manggarai Barat. Foto/Robert Perkasa

Labuan Bajo | Okebajo.com | Para pelajar SMP dan SMA sekitar Tentang, Kecamatan Ndoso mengikuti sosialisasi HIV/AIDS yang digelar oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Manggarai Barat di Aula Puskesmas Tentang, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat, Jumat , 27 September 2024.

Selain para pelajar, Guru pendamping, para suster, tokoh-tokoh masyarakat, dan sejumlah petugas kesehatan dari Pustu, Polindes dan Poskesdes se-Kecamatan Ndoso juga ikut dalam kegiatan tersebut.

Perwakilan Kepala Puskesmas Tentang, Engelbertus Madura membuka kegiatan sosialisasi. Dalam sambutannya, Engelbertus memegaskan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS ini sangat penting. Pasalnya, sudah ada beberapa kasus HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Tentang.

“Tujuan kita hadir mengikuti kegiatan ini untuk mendapatkan informasi penting tentang HIV/AIDS. Saya minta para peserta mengikuti kegiatan sosialisasi ini dengan serius. Informasi yang kita dapatkan hari ini harus disebarluaskan kepada keluarga dan saudara saudara kita yang tidak hadir di sini”, tandas Engelbertus.

Sektetaris KPA Mabar, Dr. Bernadus Barat Daya menjelaskan penyebaran virus BIV/AIDS hanya dan melalui empat medium, yakni cairan sperma, cairan vagina, cairan darah dan air susu ibu.

Karena itu, Barat Daya mengingatkan para peserta Agar memperlakukan korban terpapar HIV/AIDS secara manusiawi dengan prinsip, “Jauhi penyakitnya, dekati penderitanya“.

Mantan Guru di Tentang, Jon Nobertus mengusulkan agar kegiatan sosialisasi HIV/AIDS perlu dihadiri oleh para Camat, Kepala Desa dan para Guru.

“Mungkin yang paling tepat hadir mengikuti kegiatan ini adalah Camat, Kepala Desa, bapa ibu kepala sekolah dan guru-guru.

Ia juga bertanya kepada KPA Mabar, terkait strategi apa yang sudah dilakukan dan sejauhmana penanganan terhadap saudara saudari kita yang pulang memantau dari Malaysia atau Kalimantan.

Peserta lainnya, Rikardus Galus meminta agar KPA Mabar melakukan Test HIV gratis dan pembentukan relawan WPA di Tentang, Kecamatan Ndoso.

Sektetaris KPA Mabar, Dr. Bernadus Barat Daya menjelaskan bahwa program dan kerja-kerja KPA lebih pada penanggulangan HIV-AIDS.

Kerja KPA sejauh ini lebih pada aksi-aksi pencegahan atau penanggulangan seperti sosialisasi kepada masyarakat, test HIV gratis dan pembentukan relawan Warga Peduli AIDS (WPA), lomba cerdas cermat dan lomba pidato yang melibatkan para pelajar. Sedangkan pengobatan itu domain kerjanya para petugas kesehatan di Rumah Sakit.

“Kalau kita konsisten menihilkan “3 Zero” di tahun 2030 mendatang, pemerintah mestinya menggencarkan penanganan kasus HIV AIDS sama seperti penanganan Covid-19. Harus masif dan tegas”, ujarnya.

“3 Z”. Pertama, tahun 2030 tidak boleh ada lagi infeksi baru, Kedua, tidak boleh ada lagi orang meninggal akibat HIV/AIDS. Ketiga, tidak boleh ada lagi stimatisasi (cara pandang dan diskriminasi (tindakan).*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *